Salin Artikel

Tangis Kartini Pecah Saat Jenazah Anak Angkatnya yang Tewas Dianiaya Dimakamkan

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Prosesi pemakaman D (7), bocah yang tewas diduga dianiaya kakak sepupunya di Astana Laya Tegalan, RT 003 RW 001, Desa Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, diwarnai isak tangis keluarga dan pelayat, pada Rabu (13/4/2022).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pemakaman korban dilakukan setelah ibu angkatnya yang juga budenya, Kartini tiba di rumah duka Blateran RT 001 RW 002, Desa Ngabeyan, Kartasura.

Ia baru saja pulang dari tempat kerjanya di Jakarta setelah mendapat kabar anak angkatnya tersebut meninggal dunia.

Turun dari mobil travel yang mengantarkannya pulang dari Jakarta, tangis Kartini pecah.

Ia terus menangis sejadi-jadinya melihat anak angkatnya yang telah dia besarkan dari kecil, terbungkus kain kafan.

Prosesi pemakaman dimulai dengan pembacaan doa yang dilakukan oleh perwakilan keluarga.

Setelah itu, jenazah korban diangkat dan dimasukkan ke mobil ambulans untuk dibawa ke lokasi pemakaman.

Kartini pingsan

Kartini terus menangisi kepergian anak angkatnya tersebut.

Sebelum dimasukkan ke liang lahat, Kartini sempat memapah jenazah anak angkatnya untuk yang terakhir kali.

Kartini kemudian pingsan saat jenazah anak angkatnya dimasukkan ke lihat lahat.

Ketua RT 001 Desa Ngabeyan Suraji mengatakan, korban sejak kecil telah diasuh oleh budenya, Kartini.

Ibu kandung korban yang merupakan adik Kartini tidak mampu mengasuh anak tersebut karena permasalahan ekonomi.

Menurut dia, ayah kandung korban sudah meninggal dunia karena jantung. Saat itu, korban masih di dalam kandungan ibunya.

"Setelah lahir usia 35 hari, korban diserahkan oleh ibu kandungnya kepada budenya (Kartini) dan diasuh sampai sekarang," kata Suraji, saat ditemui usai pemakaman korban di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu.

Suraji menambahkan, pada saat mengangkat korban sebagai anak, Kartini belum bercerai dengan suaminya Haryoto.

Diketahui, perceraian Kartini dan Haryoto terjadi sekitar empat tahun lalu.

Perekonomian keluarga Kartini pun sempat tergoncang setelah bercerai dengan suami.

Kartini akhirnya memutuskan ke Jakarta untuk bekerja demi menyambung hidup serta mencukupi kebutuhan sehari-hari anaknya.


Selain korban, Kartini memiliki tiga orang anak.

Semua anaknya laki-laki. Satu dari tiga anaknya itu sudah berkeluarga.

Kartini bekerja sendiri di Jakarta. Sedangkan anak-anaknya termasuk korban tinggal di rumah di Blateran RT 001 RW 002, Desa Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo.

Warga marah

Suraji mengaku kaget ketika anak kedua Kartini, F ingin meminjam keranda jenazah kepada dirinya. Suraji pun terkejut mendengar perkataan F.

Suraji kemudian balik bertanya kepada F alasan dirinya meminjam keranda jenazah tersebut.

Setelah didesak untuk apa keranda itu, F pun akhirnya mengatakan untuk mensucikan adiknya tersebut.

"Alibinya jatuh dari atas (lantai)," kata dia.

Ia pun tidak percaya dengan perkataan F. Suraji bersama istri mendatangi rumah F untuk memastikan kondisi korban yang sebenarnya.

Bahkan, warga yang mendengar informasi itu berbondong-bondong mendatangi rumah korban.

Tidak hanya itu, warga sempat meluapkan kemarahannya setelah mengetahui ada kejanggalan terhadap kematian korban.

"Saya melihat fisiknya (korban) kok begini. Kondisinya lebam-lebam, tangan kiri dan kanan, kaki, punggung lebam. Saya sampai takut melihat kondisinya," ungkap dia.

Sebelumnya diberitakan, polisi telah mengamankan terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban D (7) warga Blateran RT 001 RW 002, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, tewas pada Selasa (12/4/2022) malam.

Pelaku yang diamankan tersebut berinisial F alias J (18) yang merupakan kakak sepupu korban.

"Sementara masih dalam pengembangan. Pelaku sudah kami amankan sementara satu. Nanti kami kembangkan untuk lebih lanjut," kata Kapolsek Kartasura Ajun Komisaris Polisi (AKP) Mulyanta di Polsek Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa.

Mulyanta menyampaikan berdasarkan dugaan awal pelaku nekat menganiaya korban hingga mengakibatkan tewas karena jengkel.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/13/135619878/tangis-kartini-pecah-saat-jenazah-anak-angkatnya-yang-tewas-dianiaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke