Salin Artikel

Ketika Bapak-bapak Bahagia Kinder Joy Ditarik dari Peredaran: Alhamdulillah, Ya Allah...

LAMPUNG, KOMPAS.com - Kabar Kinder Joy yang ditarik dari peredaran membuat bapak-bapak sumringah tak terperi.

Beberapa bapak mengaku tidak perlu lagi berbohong saat anak mereka merengek meminta dibelikan cokelat tersebut.

Cokelat yang menjadi favorit anak-anak ini ditarik sementara oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Penarikan produk cokelat telur itu imbas dari penerbitan publik oleh Food Standard Agency (FSA) Inggris terkait produk Kinder Suprise karena diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non-thypoid).

Tak pelak, kabar penarikan Kinder Joy dari peredaran ini membuat sejumlah kaum bapak merasa gembira.

Dalam pandangan mereka, produk Kinder Joy selalu menjadi "beban" ketika mengajak anak berbelanja ke supermarket ataupun minimarket.

Asmoro (41) warga Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung mengaku lega mendengar kabar itu.

"Saya sebagai orangtua merasa lega sekali, tidak harus waswas ketika anak tiba-tiba lihat Kinder Joy. Alhamdulillah," kata Asmoro saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (12/4/2022).

Dengan nada bergurau, bapak dua anak ini bahkan mengaku tidak perlu berbohong lagi kepada anak-anaknya.

"Saya nggak harus berbohong sama anak, kalau minta Kinder Joy, saya bilang itu bukan mainan buat anak-anak," kata Asmoro.

Begitu juga disampaikan Djadi Jatmiko (42) warga Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung yang mengaku Kinder Joy adalah "ancaman" nyata dalam kehidupan berumah tangga.

"Puji Tuhan! Secara itu jelas ancaman bagi kestabilan anggaran belanja rumah tangga bulanan," kata Djadi.

Djadi juga sedikit menyesalkan pengaturan tata letak Kinder Joy di setiap minimarket. Produk ini ditaruh di dekat kasir.

"Pengaturannya jago banget, ngerti psikologis bapak-bapak yang bakalan gak tega liat anaknya merengek," kata Djadi.

Secara pribadi, Djadi sendiri mengaku kasihan dengan putrinya kini tidak bisa lagi menikmati produk itu.

Putrinya mengaku sedih ketika Djadi memberitahukan bahwa Kinder Joy sudah tidak bisa dibeli.

"Itu (Kinder Joy) kalau dibelikan cokelat biasa bisa dapat satu renteng utuh," kata Djadi.

Hal senada dikatakan Riduan Ahmad (30) warga Kecamatan Tanjung Senang.

Riduan bahkan sempat berdiskusi dengan rekannya tadi malam begitu kabar Kinder Joy ditarik dari peredaran.

"Ini yang semalam saya bahas di rumah teman saya. Alhamdulillah, ya Allah," kata Riduan.

Menurutnya, harga Kinder Joy yang mencapai Rp 18.000 per butir terlalu mahal namun tidak bisa dielak ketika anaknya meminta dibelikan.

"Harganya enggak masuk akal, Mas," kata Riduan.

Sekarang, ketika produk itu ditarik dari peredaran, Riduan mengaku lega dan tidak perlu lagi mengeluarkan 1001 alasan kepada anaknya.

"Saya baca sih ada bakterinya, ya baguslah, lebih baik ditarik dahulu biar aman," kata Riduan.

Ditarik dari peredaran

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, produk cokelat merek Kinder yang beredar di pasaran akan ditarik oleh pemilik izin edar seiring dengan penghentian sementara peredaran produk tersebut.

BPOM juga meminta masyarakat untuk tidak membeli dan mengonsumsi cokelat Kinder tersebut.

Hal itu dilakukan untuk memastikan produk tersebut tidak mengandung cemaran bakteri Salmonella.

"BPOM sedang melakukan pengujian untuk produk yang beredar di Indonesia, karena ini makanan snack anak-anak kami kedepankan kehati-hatian," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/12/125004878/ketika-bapak-bapak-bahagia-kinder-joy-ditarik-dari-peredaran-alhamdulillah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke