Salin Artikel

Cuaca Sedang Tak Bersahabat dengan Nelayan Cilacap

Kondisi tersebut mengakibatkan peceklik panjang bagi ribuan nelayan di wilayah selatan Jawa ini.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, curah hujan sejak Oktober 2021 hingga Maret 2022 di atas normal.

Bahkan curah hujan dalam periode tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata selama 30 tahun terakhir.

"Secara umum kalau dibanding dengan rata-ratanya memang berada di atas normal, lebih tinggi jumlah curah hujannya dari rata-rata selama 30 tahun," ungkap Teguh saat dihubungi, Kamis (7/4/2022).

Teguh memaparkan, pada Oktober 2021 curah hujan 1.434 mm, November (581 mm), Desember (318 mm).

Kemudian pada Januari 2022 curah hujan tercatat 368 mm, Februari (273 mm), dan Maret (479 mm).

"Hal yang menyebabkan adalah adanya pengaruh La Nina, yang berdampak terhadap penambahan curah hujan di Indonesia," jelas Teguh.

Selain itu, angin Monsun Asia juga berpengaruh terhadap musim hujan, khususnya di Pulau Jawa. Suhu muka laut yang hangat juga memperbanyak terjadinya hujan di Jawa.

"Faktor lokal juga berpengaruh, seperti di Cilacap dekat dengan pantai, adanya angin darat dan laut juga mempengaruhi," ujar Teguh.

BMKG juga beberapa kali mengeluarkan peringatan gelombang tinggi. Selain gelombang tinggi, hujan yang diiringi petir juga berbahaya untuk nelayan di Cilacap.

Teguh mengatakan, cuaca diprakirakan akan kembali normal pada akhir April hingga awal Mei seiring dengan melemahnya La Nina.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/08/081005878/cuaca-sedang-tak-bersahabat-dengan-nelayan-cilacap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke