Salin Artikel

Profil Kota Tarakan

KOMPAS.com - Kota Tarakan adalah sebuah wilayah di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Menjadi kota yang berada di ujung utara Pulau Kalimantan, berikut adalah profil Kota Tarakan.

Profil Kota Tarakan

Nama Kota Tarakan berasal dari bahasa Tidung yang artinya tempat singgah (tarak) dan makan (ngakan).

Sesuai dengan asal namanya, Kota Tarakan dulu berfungsi sebagai tempat persinggahan atau tempat istirahat dan melakukan barter kaum nelayan dari Kerajaan Tidung.

Dilansir dari laman Badan Pemeriksa Keuangan Kota Tarakan, keberadaan Kerajaan Tidung Kuno yang dikenal juga dengan nama Kerajaan Tarakan ini diawali kira-kira sejak tahun 1076 sampai 1557 Masehi, di bawah pengaruh Kesultanan Sulu.

Keadaan berubah setelah Belanda datang dan mendirikan perusahaan perminyakan Belanda dengan nama BPM (Bataavishe Petroleum Maatschappij) tahun 1896 setelah menemukan sumber minyak di Pulau Tarakan.

Setelah masa kemerdekaan, Pemerintah RI mengubah status Kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No. 22 Tahun 1963.

Kecamatan Tarakan kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.

Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997.

Peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, yang kemudian diperingati sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.

Geografi

Dilansir dari Kota Tarakan dalam Angka Tahun 2022 yang dikeluarkan BPS, letak Kota Tarakan secara astronomis berada di antara 3°14’30”–3°26’37” Lintang Utara dan 117°30’50”–117°40’12” Bujur Timur.

Kota Tarakan juga masuk ke dalam zona Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Luas wilayah Kota Tarakan adalah 657,33 kilometer persegi yang terbagi menjadi empat kecamatan.

Daftar kecamatan di Kota Tarakan yaitu Tarakan Timur, Tarakan Tengah, Tarakan Barat, dan Tarakan Utara.

Adapun secara geografis, batas wilayah Kota Tarakan bagian utara berbatasan dengan kabupaten Bulungan dan Tana Tidung, bagian timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.

Demografi

Mengutip rilis BPS dalam publikasi Kota Tarakan dalam Angka Tahun 2022, berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2021 sebanyak 245,70 ribu jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk di Kota Tarakan antara tahun 2010 - 2020 adalah 2,23 persen sementara antara 2020-2021 adalah 0,90 persen.

Sementara itu, kepadatan penduduk Kota Tarakan pada tahun 2020 adalah 968 jiwa per kilometer persegi, sementara pada 2021 adalah 980 jiwa per kilometer persegi.

Indeks pembangunan manusia di Kota Tarakan di tahun 2021 mencapai angka 76,23 atau naik dari tahun 2020 yang berada di angka 75,83.

Kebudayaan

Dilansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id, Kota Tarakan memiliki bangunan hasil budaya yang merupakan peninggalan kerajaan Suku Tidung yaitu Balai Adat dan Budaya Tidung di Kampung Enam, Tarakan Timur dan Baloy Adat Mayo berada di Karang Harapan, Tarakan Barat.

Selain itu dikenal pula upacara tradisional Iraw Tengkayu, yang diambil dari Bahasa Tidung.

Iraw Tengkayu berasal dari istilah Iraw yang berarti perayaan atau pesta, dan Tengkayu yang berarti pulau kecil yang dikelilingi oleh laut yaitu Pulau Tarakan.

Iraw Tengkayu adalah upacara tradisional yang merupakan warisan adat suku asli Tidung sebagai wujud rasa syukur atas rezeki dari Tuhan.

Puncak acara dilakukan dengan arak-arakan perahu Padaw Tuju Dulung, yaitu perahu hias yang diarak keliling kota.

Iraw Tengkayu dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan bertepatan dengan hari jadi kota Tarakan.

Pemerintahan

Pemerintahan Kota Tarakan tak lepas dari sejarah Kerajaan Tidung, seperti slogan “Paguntaka” pada lambang kota yang dalam bahasa Tidung berarti “Kampung Kita”.

Pasca ditetapkan menjadi kotamadya pada 15 Desember 1997, terbit Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang berubah status Kotamadya Tarakan menjadi setingkat Kota.

Hal ini diikuti dengan keputusan pemekaran Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012.

Sejak saat itu, Kota Tarakan ikut berpindah menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara.

Pasca berstatus Kotamadya, wali kota pertama di Tarakan dijabat oleh dr. H. Jusuf Serang Kasim.

Saat ini, wali kota Tarakan dijabat oleh dr. Khairul dengan wakilnya Effendhi Djuprianto.

Potensi Daerah

Dilansir dari laman Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Utara, potensi investasi di Kota Tarakan berada di sektor sumber daya laut dan pertambangan.

Pengolahan komoditi kelautan seperti ikan, udang, kepiting, dan rumput laut banyak ditemui di kawasan Tarakan karena letaknya yang dekat laut sehingga memudahkan bahan baku atau sumber daya yang ada.

Sementara sektor pertambangan minyak dan gas bumi masih memanfaatkan beberapa lokasi sumur tua.

Hal ini karena untuk melakukan eksplorasi sumur baru diperlukan riset potensi dan ekplorasi awal yang tentunya diperlukan biaya yang tidak sedikit.

Sementara sektor pariwisata juga menjadi potensi kawasan Tarakan yang masih bisa dimaksimalkan.

Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) yang menempati lahan seluas 22 hektare di Karang Rejo, Tarakan Barat menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan.

Selain itu ada Pantai Amal Lama dengan pemandangan indah dan kuliner laut sebagai lokasi yang sering dikunjungi wisatawan untuk menghabiskan waktu di Tarakan.

Sumber:
tarakankota.bps.go.id, kaltara.bpk.go.id, djkn.kemenkeu.go.id
perkotaan.bpiw.pu.go.id, dpmptsp.kaltaraprov.go.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/04/05/220730278/profil-kota-tarakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke