Salin Artikel

7 Kasus Kecelakaan Saat Paralayang, Ada yang Tersangkut Kabel Sutet hingga Pohon

Ia terjatuh di atap rumah warga dari ketinggian 200 meter. Diduga safety belt yang ia kenakan tak terpasang sempurna hingga ia jatuh terpisah dari paralayangnya.

Kecelakaan paralayang itu bukan yang pertama. Berikut 7 kasus kecelakaan saat paralayang di beberapa daerah yang berhasil dirangkum Kompas.com:

1. Anggota DPRD Muara Enim tewas saat paralayang

Syaiful Iqbal Asyofa (40), anggota DPRD Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan meninggal saat paralayang di Batu, Jawa Timur pada Kamis (5/10/2017) sekitar pukul 16.00 WIB.

Ia jatuh di kawasan Villa Songgoriti dari ketinggian sekitar 20 meter karena tak bisa mengendalikan parasut saat mengudara.

Saat berada di ketinggian, korban diduga tak bisa mengendalikan parasut ketika terjadi angin kencang.

Parasut pun melilit tubuhnya dan tak bisa mengembang sempurna hingga Syaiful terjatuh di pepohonan.

Ia mengalami luka di kepala bagian belakang. Korban sendiri memiliki lisensi untuk melakukan terbang solo dan sempat bertahan 10 menit di udara setelah take off.

Korban take off seorang diri sekitar pukul 07.30 WIB dan terjatuh di sebuah perbukitan di kawasan Songgoriti.

Korban jatuh saat berada di ketinggian sekitar 100 hingga 150 meter. Diduga korban jatuh karena parasut yang digunakan kolaps.

Payung yang digunakan korban sempat mengembang, namun karena hembusan angin yang kencang, parasut menutup dan membuat korban terjatuh.

Cherly saat itu sedang berlatih terbang untuk ikut kejuaraan Paralayang Trip of Indonesia alis Troi di Trenggalek.

Korban merupakan seorang atlet yang sudah memiliki lisensi PL 1 Novice Pilot yang dikeluarkan oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Perkiraan sementara, atlet berlisensi PL 1 Novice Pilot itu jatuh akibat posisi tidak sempurna karena strap pada harness atau sabuk yang dikenakan tidak terpasang.

Belum diketahui, strap itu memang tidak terpasang sejak awal atau terlepas setelah take off. Namun, kondisi strap yang tidak terpasang itu membuat posisi korban tidak sempurna.

Ia terjatuh saat take off sehingga tidak bisa melanjutkan perlombaan di ajang Porprov Jatim 2019.

Selain patah tulang, kuku jempol tangan kiri atlet berkerudung itu nyaris lepas dan mengalami luka pada pergelangan lengan kiri.

Saat kejadian, Okta kesulitan mengembangkan sayap parasut hingga terjatuh karena angin yang kencang. Hal tersebut menyebabkan payung parasut tak mengembang atau menyusut.

Sebelumnya, Okta juga gagal di take off pertama. Ia kemudian berusaha take off kedua, tapi dia justru terjatuh.

Dagyoem Lee lepas landas dari venue Batudua di Kecamatan Cisitu, dan rencannaya mendarat di kawasan Induk Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang dengan jarak tempuh mencapai 20 kilometer.

Namun, 2 kilometer sebelum area landasan, Dagyoem gagal mendarat dan terdampar di areal pesawahan warga di Lingkungan Talun RT 01/03, Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara.

Dangyoem Lee merupakan satu dari 159 atlet yang mengikuti kejuaraan Paralayang Dunia di Kabupaten Sumedang.

Dagyoem mengalami dislokasi pada pergelangan kaki akibat terjatuh dari ketinggian.

Peristiwa itu terjadi saat pelaksanaan Hike and Fly Merah Putih, di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Hans salah satu dari beberapa atlet peralayang yang melakukan aksi dalam rangka peringatan HUT RI ke-75.

Untuk pengamanan evakuasi atlet paralayang, PLN melepas emergency SUTET 66.000 Volt pada Line 1 dan 2 Gardu Induk Tomohon-Tasikria.

Berbekal alat pelindung diri (APD) lengkap, tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PLN UPT Manado memanjat ke menara transmisi untuk menyelamatkan atlet paralayang tersebut.

Sebagai bentu apresiasi, petugas PLN yang mengevakuasi seorang atlet paralayang yang tersangkut di kabel Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) di Tomohon, Sulawesi Utara, dihadiahi uang sebesar Rp 10 juta.

Hadiah tersebut diberikan oleh anggota DPRD Sulut Wenny Lumentut.

Diduga ia tersangkut pohon lantaran saat akan memasuki titik landing, ada angin yang sedikit berbeda arah.

Ketika penerbang hendak mengambil posisi mendarat, posisi berubah dari seperti biasanya. Melui radio komunikasi, Ayu sempat diarahkan untuk berbelok ke kanan karena angin tak stabil.

Karena terbawa angin, Ayu kesulitan berbelok hingga tersangut pohon.

Ayu adalah seorang pelajar yang sudah hampir 70 kali terbang. Ia berhasil dievakusi anggota pemadam kebakaran sekitar pukul 12.00 WIB.

"Saya tuh sudah puluhan kali terbang di mana-mana, tapi memang kali ini agak berbeda anginnya," kata Ayu.

Yazid adalah warga Desa Rowobani, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Ia dan empat rekannya lepas landas dari puncak Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan dan breencana landing di Lapangan Muncul, Desa Roowbani, Kecamatan Banyubiru.

Mereka berlatih untuk persiapan mengikuti Lomba Liga 1 Paralayang di Wonosobo. Saat itu ada belasan atlet yang latihan di Gunung Gajah.

Yazid sempat bertahan di udara dengan ketinggian 200 meter selama empat menit. Diduga karena safety belt tak terpasang sempurna, ia jatuh dan terpisah dari paralayangnya.

Pria 32 tahun itu jatuh di atap rumah Andi Setiawan, warga Dusun Babadan, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Jumat siang sekitar pukul 11.30 WIB.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik, Aam Aminullah, Skivo Marcelino Mandey, Dian Ade Permana | Editor : Caroline Damanik, Farid Assifa, Rachmawati, Khairina, Dony Aprian, Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2022/04/03/102500178/7-kasus-kecelakaan-saat-paralayang-ada-yang-tersangkut-kabel-sutet-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke