Salin Artikel

Bupati Jepara Resmikan Makam Tunggul Wulung, Penginjil Berpengaruh di Jawa

Andi, sapaan Dian mengatakan, peresmian makam Tunggul Wulung ini sebagai upaya pelestarian sekaligus penghormatan leluhur yang berkontribusi besar terhadap kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

"Semangat dan sepak terjang kepahlawanan Tunggul Wulung adalah milik bangsa Indonesia," tutur Andi.

Andi pun mengapresiasi kepada Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna), yang sudah mengelar kegiatan napak tilas "Rasul Jawa", yang ditujukan untuk mengungkap sejarah penginjil dan penginjilan di Nusantara periode 1800-1924.

Salah satunya yaitu Tunggul Wulung, yang dimakamkan di Desa Bondo.

"Makam Tunggul Wulung sudah selazimnya dibangun dan dirawat dengan baik, supaya lebih dikenal oleh masyarakat luas," kata dia.

Selama ini, kata Andi, belum banyak orang yang mengetahui sosok Tunggul Wulung.

Memang, pada masa penjajahan, banyak cara dilakukan penjajah untuk mengaburkan keberadaan pejuang yang sudah mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Seperti halnya, dengan tidak menuliskan nama di makamnya, atau menyamarkan nama agar tidak diketahui pribumi. "Karenanya perlu diedukasikan kepada masyarakat," kata Andi.

Beredar tentang siapa sebenarnya Tunggul Wulung. Dalam laporan-laporan dari Residen Jepara pada zaman itu, Tunggul Wulung merupakan seorang petani yang dilahirkan di Kediri, Jawa Timur.

Berdasarkan keterangan sejumlah sumber, Tunggul Wulung pernah terlibat dalam Perang Diponegoro pada 1825 -1830 hingga berakhir melarikan diri ke kawasan Kediri, Jawa Timur.

Dalam perjalanan spiritual hidupnya, Tunggul Wulung disebut mengalami perjumpaan dengan ajaran Kristen hingga kemudian menjadi seorang penginjil yang sangat berpengaruh di Tanah Jawa.

Pada 1854, Tunggul Wulung melakukan penyebaran Injil di wilayah Jepara. Ia bersama istrinya Nyai Endang Sampurnawati melakukan penginjilan di kawasan Muria.

Menurut Andi, dari perspektif religi, masa hidup Tunggul Wulung saat itu merupakan salah satu bukti jika toleransi antar umat beragama sudah mengakar kuat sejak lama di Kabupaten Jepara dan sekitarnya.

Masyarakat Jepara yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha turun menurun hidup rukun dan berdampingan. Mereka sudah terbiasa saling menjaga dan menjunjung tinggi hidup bermasyarakat.

"Sehingga, tepat jika Jepara ini sebagai miniaturnya negara Indonesia dalam hal toleransi, keberagaman agama dan budaya," pungkas Andi.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/30/052300678/bupati-jepara-resmikan-makam-tunggul-wulung-penginjil-berpengaruh-di-jawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke