Salin Artikel

Mengenal Ritual Adat Potong Ayam Merah di NTT, Minta Restu dan Perlindungan Leluhur Saat Bangun Rumah

Dengan ayam berbulu merah di tangannya, Maksimus mendaraskan doa-doa adat, dan menuangkan darah ayam itu pada pondasi untuk tiang utama pembangunan gereja.

"Ini keyakinan kami yang diwariskan turun temurun. Kalau bangun rumah, harus buat ritual adat. Ayamnya, harus Lalong Cepang (ayam merah)," kata Maksimus kepada awak media, Senin siang.

Darah Lalong Cepang ini, kata dia dipersembahkan kepada leluhur untuk memohon restu sekaligus perlindungan dari segala hal buruk, selama pembuatan sampai penggunaan bangunan rumah ibadah itu.

"Lalong Cepang meski kecil, ia itu pemberani. Ia pembela untuk kami semua," katanya.

Ketua Panitia Pembangunan Rofinus Buromansi mengungkapkan, pembangunan rumah ibadah itu sebagai pemenuhan terhadap nazar yang dilakukan umat.

"Kami mau penuhi nazar kami kepada Tuhan," jelas Rofinus.

Ia menjelaskan, pembangunan gereja itu berkaitan dengan pengalaman krusial yang dialami warga pada bencana tanah longsor pada 7 Maret 2019.

Saat itu, seluruh penduduk dikejutkan gemuruh tanah yang bergerak dari lereng menuju pemukiman.

Meski beberapa rumah warga tertimbun longsor, semua bisa menyelamatkan diri.

"Kami melihat bukit bersama pohon-pohon bergerak turun ke pemukiman. Kami semua berteriak dan lari, dan bersyukur Tuhan menyelamatkan kami," tutur Rofinus.

Pada hari yang sama saat itu, di Kampung Culu, kampung terdekat Nobo juga dilanda bencana longsor. Saat itu, delapan warga tewas tertimbun.

Sejak kejadian 2019, pemukiman Kampung Nobo masih kategori rawan, sehingga warga berniat merelokasi pemukiman mereka ke tempat lebih aman.

Namun rencana itu mereka yakini akan mengalami hambatan jika pembangunan gereja tidak segera dirampungkan. 

"Lokasi pemukiman barunya sudah ada, tetapi kami belum bisa bangun rumah tinggal. Kita berkomitmen bangun rumah Tuhan (gereja) dulu," kata Rofinus.

Ia mengharapkan dukungan para donatur untuk mempercepat pembangunan gereja, sehingga umat bisa kembali membenahi tempat tinggal mereka.

"Sebenarnya umat kami dalam posisi yang masih sulit saat ini. Tapi ini nazar kami, meski tertatih, kami harus melakukannya," kata Rofinus.

Ia menambahkan Gereja Stasi Cekonobo merupakan pintu masuk untuk menuju spot wisata desa Cunca Wulang. Para wisatawan manca negara sebelum tiba di Cunca Wulang, disambut bangunan rumah ibadah Stasi Cekonobo.

"Kondisi gereja lama sudah sangat rusak, makanya kita bangun baru. Semoga semuanya berjalan lancar," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/29/065700578/mengenal-ritual-adat-potong-ayam-merah-di-ntt-minta-restu-dan-perlindungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke