Salin Artikel

Tradisi Menyambut Ramadhan, dari Balimau di Riau hingga Ruwahan di Jawa

KOMPAS.com - Sejumlah daerah menyambut ramadhan dengan berbagai tradisi.

Tradisi yang dilakukan berkaitan dengan membersihkan diri maupun persiapan ibadah di bulan suci ramadhan.

Berikut beberapa tradisi di sejumlah daerah menyambut ramadhan:

1. Tradisi Penampahan, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Masyarakat Lombok memiliki tradisi sendiri dalam menyambut ramadhan. Pada H-1 datangnya bulan ramadhan, masyarakat Lombok menyebut dengan tradisi penampahan yang ditandai dengan proses mandi safar atau mandi besar atau mandi junub.

Mandi safar dimaknai sebagai proses untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.

Prosesinya dapat dilakukan di rumah, air terjun di Lombok (Air Terjun Sendang Gile, Air Terjun Kembang Kuning dan lain-lain).

Bahkan, ada masyarakat yang melakukan proses penampahan di pantai lalu berbilas menggunakan air tawar.

Pantai diyakini sebagai cara untuk meluruhkan segala jenis kesalahan dan dosa.

2. Tradisi Meugang, Aceh

Tradisi Meugang dimana masyarakat Aceh akan beramai-ramai membeli daging sapi.

Kemudian, daging tersebut dimasak dan disantap bersama-sama keluarga.

Tak jarang dalam perayaan ini, mereka mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk menikmati hidangan bersama-sama.

Dalam tradisi ini, kerabat atau anak yang merantau di tempat jauh akan pulang untuk merayakannya.

Tradisi Meugang sarat dengan makan kebersamaan dan tali persaudaraan.

Tradisi Meugang telah dimulai sejak Kerajaan Aceh Darussalam.

3. Tradisi Ruwahan

Tradisi Ruwahan atau Nyadran merupakan upacara selamatan dalam budaya Jawa untuk menghormati arwah leluhur yang telah meninggal dunia.

Tradisi dilakukan setahun sekali menjelang bulan ramadan, tepatnya bulan ruwah atau sya'ban yang dilakukan mulai tanggal 15 bulan ruwah.

Biasanya, masyarakat membersihkan makam para leluhur, menabur bunga atau nyekar di makam leluhur supaya terlihat indah dan wangi. Tradisi ini juga sebagai tanda penghormatan dan doa supaya Alloh SWT mengampuni dosa para leluhur.

Tradisi ruwahan juga diiringi acara selamatan dengan membuat makanan berupa ketan, kolak, atau apem.

4. Tradisi Munggahan

Tradisi Munggahan merupakan tradisi masyarakat Islam Suku Sunda dalam menyambut bulan ramadan.

Biasanya, acara ini dilakukan pada akhir bulan sya'ban, tepatnya satu atau dua hari menjelang ramadan.

Bentuk acaranya bervariasi, umumnya acara ini berupa kumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, saling memaafkan, serta doa bersama.

Selain itu, ada juga yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, ziarah ke makam leluhur, serta mengamalkan sedekah munggah (sedekah sehari menjelang puasa).

5. Tradisi Assura Maca

Tradisi Assura Maca merupakan tradisi dengan membaca doa bersama yang dipimpim oleh tokoh agama, yang akrab disebut imam kampung pada masyarakat Bugis-Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tak jarang juga, tuan rumah memanggil tetangga atau kerabat dekat untuk hadir bersama dalam kegiatan assuro maca.

Di beberapa daerah, Assura Maca dilangsungkan menjelang magrib, sehingga para tetangga akan melakukan Shalat Magrib berjamaah di rumah empunya hajatan.

Hidangan yang paling populer dalam tradisi Assura Maca adalah pisang raja, sebagai simbol manis.

Harapannya, keluarga, masyarakat, dan pekerjaan akan diberikan kemudahan, seperti rasa manis buah pisang saat menyentuh lidah.

Selain itu, masyarakat juga membakar setanggi atau dupa sebagai wewangian dalam kegiatan Assuro Maca tersebut.

Wewangian dupa itu sebagai simbol agar hidup selalu dilimpahi keharuman dan juga wewangian adalah sunnah Rasullullah SAW.

Tradisi Assura Maca sudah berlangsung sejak lama sebelum Islam hadir di tengah-tengah masyarakat Bugis-Makassar.

6. Tradisi Balimau Kasai

Balimau Kasai merupakan tradisi upacara tradisional bagi masyarakat Kampar, Provinsi Riau dalam menyambut bulan suci ramadhan.

Tradisi sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa yang juga merupakan simbol untuk mensucikan diri.

Balimau bermakna mandi menggunakan air yang dicampur jeruk limau (istilah masyarakat Kampar).

Biasanya, jeruk yang digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.

Sedangkan, Kasai adalah wangi-wangian yang biasa dipakai untuk wajah atau tangan, seperti lulur.

Bagi masyarakat Kampar, pengharum badan (kasai) ini dipercaya dapat mengusir segala macam rasa dengki sebelum memasuki bulan puasa.

Sumber: https://www.kompas.tv

https://lombokbaratkab.go.id

http://repository.radenfatah.ac.id

https://bdtbt.esdm.go.id

https://pwnusulsel.or.id

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/03/22/161112878/tradisi-menyambut-ramadhan-dari-balimau-di-riau-hingga-ruwahan-di-jawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke