Salin Artikel

Mengenal Rumah Banua Tada di Sulawesi Tenggara, Keunikan, Bentuk, dan Bahan

KOMPAS.com - Banua Tada merupakan rumah adat yang dikenal dalam budaya Suku Buton, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Banua Tada yang berasal dari dua kata memiliki arti Banua yang berarti rumah dan Tada yang berarti siku.

Dari arti katanya, Banua Tada disebut juga sebagai Rumah Siku, karena banyak siku-siku pada struktur bangunannya.

Rumah tradisional Banua Tada berbentuk panggung. Rumah adat ini juga merupakan keberlanjutan budaya masyarakat Buton di Sulaa hingga saat ini.

Sulaa termasuk wilayah Kelurahan Sulaa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Sulaa merupakan masyarakat pendatang di pulau-pulau sekitar Buton.

Rumah Banua Tada juga terdapat di Kecamatan Walio, Kota Baubau, Kabupaten Baubau.

Rumat adat ini telah ada sejak masa raja-raja sebelum Islam masuk ke Buton, pada masa Sultan Laelangi.

Rumah adat ini disesuaikan dengan pandangan-pandangan syariat Islam.

Rumah Banua Tada Berdasarkan Strata Sosial

Berdasarkan strata sosial pemiliknya, Rumah Adat Banua Tada dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kamali disebut juga Malige, merupakan rumah Banua Tada yang digunakan secara khusus oleh sultan dan keluarganya.

Rumah ini memiliki empat lantai dengan atap bersusun. Rumah memiliki 40 tiang penyangga.

2. Banua Tada Tare Pata Pale, adalah rumah Banua Tada yang digunakan oleh para pejabat dan pegawai istana. Biasanya, rumah ini bertiang empat, atapnya bersusun, dan memiliki dua jendela di kiri dan kanan rumah.

3. Banua Tada Tare Talu Pale, adalah Banua Tada yang digunakan oleh orang biasa.

Bahan dan Keunikan Rumah Adat Banua Tada

Tiang pada rumah Banua Tada dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tiang utama yang berada di tengah (Kabelai), tiang penyangga, dan tiang pembantu. Semua tiang tersebut terbuat dari kayu bulat yang ditumpangkan di atas pondasi batu.

Lantai rumah dibuat dari papan kayu jati yang kuat dengan susunan sedemikian rupa menggunakan teknik kunci.

Papan-papan tersebut saling menyatu meski tanpa dipaku, cara serupa digunaan pada dinding rumah.

Atap rumah yang berasal dari daun rumbia dan hipa-hipa disusun saling bertumpukkan.

Ruangan Rumah Banua Tada

Rumah tradisional Buton merupakan simbol mikrokosmos yang berdasarkan pola susun ruang terdiri dari tiga bagian, yaitu: bamba, tanga, suo, dan secara vertikal kapeo, karona banua, dan pa.

Pola susun ruang tersebut merupakan penanda dari hakekat manusia kaki, badan, dan kepala yang makna sama dengan makro kosmis, yaitu kebesaran Tuhan.

Bentuk lantai rumah terdiri atas tiga tingkatan sebagai pembeda batas ruang secara fisik yang juga simbol nafas manusia "naik turun" yang bermakna dinamika kehidupan penghuninya.

Rumah juga memiliki batasan yang jelas antara pria dan wanita selalu ditemukan dalam konfigurasi ruang dan pemisah yang merupakan simbolisasi nilai ajaran Islam.

Rumah Banua Tada di Masyarata Sulaa

Masyarakat Sulaa masih mempertahankan Banua Tada sebagai rumah tinggal. Pertimbangannya adalah kondisi iklim dan lingkungan yang berupa wilayah pesisir dengan gelombang laut yang cukup tinggi pada musim-musim tertentu.

Sumber: http://digilib.mercubuana.ac.id/ma dan https://arsip-indonesia.org/nl/,
http://kepercayaan-tradisi.kemdikbud.go.id/da/d

https://regional.kompas.com/read/2022/03/20/200023178/mengenal-rumah-banua-tada-di-sulawesi-tenggara-keunikan-bentuk-dan-bahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke