Salin Artikel

Cerita Mantan Kades Relakan Tanahnya untuk Warga Terdampak Tol Bawen-Yogya

Lahan seluas 4 hektar tersebut diberikan cuma-cuma untuk pemukiman warga yang sebelumnya tinggal di Dusun Diwak, Desa Karangkajen.

Sedikitnya ada 75 kepala keluarga (KK) terdiri dari sekitar 500 jiwa, yang siap direlokasi dan membangun rumah baru di lahan itu.

Ditemui di rumahnya di Desa Karangkajen, As'ari mengaku sukarela memberikan lahan pribadinya untuk warga.

Keinginannya itu bermula ketika tahapan proyek pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta yang akan melintasi desanya dimulai tahun lalu.

As'ari prihatin dengan kondisi warga yang tergolong tidak mampu. Sebagian besar warga hanya bekerja sebagai petani, pensiunan, dan buruh serabutan.

Menurutnya, ganti untung atau kompensasi yang akan diberikan pemerintah mungkin tidak sebanding dengan upaya mereka mencari lahan pengganti.

Jika pun mendapat lahan pengganti, lanjut As'ari, belum tentu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, dan mendapatkan pekerjaan yang layak untuk melanjutkan hidup.

"Tidak mudah bisa dapat lahan pengganti baru. Mereka harus meninggalkan pekerjaan untuk mencari, praktis mereka akan memakai uang kompensasi," ungkap As'ari, Jumat (18/3/2022).

"Kalau dapat pengganti belum tentu bisa menyesuaikan lingkungannya. Belum lagi pekerjaan, bagaimana kalau pensiunan, mereka tidak punya keahlian kalau mau jadi wiraswasta. Kemudian yang petani, mereka hanya punya lahan di sini. Buruh serabutan juga kebanyakan mereka menjadi ART di sekitar desa," lanjut As'ari.


Oleh karena itu, bapak dua anak itu berinisiatif untuk menghibahkan tanah pribadinya digunakan untuk pemukiman warga.

Kelak, dia pun akan ikut pindah ke pemukiman baru tersebut karena rumahnya juga ikut terdampak proyek nasional itu.

Warga sepakat akan tetap dalam satu pemukiman karean rasa kekeluargaan sudah terjalin sangat baik.

Begitu pula dengan As'ari yang dikenal sebagai sosok dermawan. Dia telah menjadi kades setempat selama 20 tahun.

"Rumah saya ini juga kena (tol). Awalnya saya diminta pindah ke tanah bengkok. Tapi warga mau ikut kemanapun saya pindah. Secara aturan kan tidak boleh karena lahan bengkok. Akhirnya saya mau tetap menjadi keluarga besar Dusun Diwak, membuat pemukiman baru di ahan milik saya meskipun tidak begitu luas," terang suami dari Suswandari itu.

Lahan yang akan dijadikan permukiman baru itu lokasinya tidak jauh dari Dusun Diwak saat ini, berjarak kurang dari 1 kilometer.

Lokasinya berada tepian jalan raya penghubung Kecamatan Secang dengan Kecamatan Grabag.

Diceritakan, setelah masyarakat Dusun Diwak mendapatkan sosialisasi tentang rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta, mereka sukarela bekerja bakti meratakan tanah lahan baru sejak Oktober 2021.

“Warga inisiatif kerja bakti setiap hari Minggu, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang dewasa ikut kerja bakti. Kalau hari biasa hanya dijadwal hanya sekitar 10 orang saja," ungkapnya.

Ia menambahkan, meskipun dirinya telah menghibahkan lahan tersebut  untuk digunakan sebagai permukiman, tetapi warga tetap berkeinginan untuk membayar lahan yang akan ditempati.

“Sebenarnya  saya telah memberikan tanah tersebut  secara gratis. Tetapi, warga tidak berkenan karena merasa tidak memiliki tanah kalau tidak membeli. Akhirnya, telah disepakati mereka membayar berapa pun bisa, semampu mereka,” ujarnya.


Selain itu, ke depan juga akan dibantu mengurus sertifikat hak milik agar warga memiliki legalitas. Begitu juga Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pemukiman tersebut.

As’ari ingin depan warga tetap merasa tenteram dan nyaman tinggal di lokasi baru.

Dia mengatakan, tahapan rencana pembangunan Jalan Tol Bawen-Yogyakarta sudah sampai pada pematokan di sejumlah titik, di antaranya di Kecamatan Ngluwar, Muntilan, dan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

Proses pembayaran kompensasi untuk warga Desa Karangkajen dimungkinkan dilakukan akhir 2022.

Salah satu warga Dusun Diwak, Irfandi (56) mengaku sangat bersyukur ada orang dermawan yang mau menghibahkan tanahnya untuk lokasi pemukiman baru.

As'ari memang dikenal baik di mata masyarakat setempat.

“Awal menghendaki untuk hibah full, jadi diberikan tanpa pembayaran apa pun. Beliau mempersiapkan lahan, kemudian biaya untuk drainase, untuk jalan dari beliau semua, tapi masyarakat menghendaki untuk tetap membayar sesuai kemampuan," ungkap Irfandi.

Untuk pembagian lahan setiap warga akan berbeda sesuai dengan kepemilikan lahan di desa Diwak semula.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/18/191107378/cerita-mantan-kades-relakan-tanahnya-untuk-warga-terdampak-tol-bawen-yogya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke