Salin Artikel

"Kami Tidak Bisa Janji Muluk-muluk, tapi Melihat Yalimo Hancur, Akan Kita Kembalikan"

Mereka disambut secara adat dan dikalungkan bunga serta noken oleh perwakilan masyarakat Yalimo di VIP Room Bandara Sentani.

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Yalimo memang memakan waktu belasan bulan karena konflik politik yang terjadi di wilayah itu. Kondisi Yalimo pun sempat tak kondusif, kerusuhan hingga warga mengungsi.

Hasil pilkada itu berulang kali digugat di Mahkamah Konstitusi (MK). Terhitung, ada tiga kali pemungutan suara ulang (PSU) yang diputus MK.

PSU Pilkada Yalimo terakhir digelar pada Rabu (26/1/2022). Pelaksanaan PSU berjalan aman dan damai.

Saat itu, KPUD Yalimo menetapkan pasangan calon bupati nomor urut 1, Nahor Nekwek dan John Willil, memperoleh 48.504 suara dan pasangan calon nomor urut 2 Lakius Peyon dan Nahum Mabel, memperoleh 41.548 suara.

Pasangan nomor urut 2 Lakius Peyon dan Nahum Mabel sempat mengugat hasil itu ke MK dalam perkara sengketa Yalimo Nomor 154. Namun, MK menolak gugatan itu dan menyatakan Nahor Nekwek-John Wilil sebagai bupati dan wakil bupati terpilih.

Pernyataan bupati terpilih

Bupati terpilih Yalimo Nahor Nekwek mengungkapkan, dirinya bersama Wakil Bupati Yalimo, John Willil mendapatkan suara yang mutlak dari masyarakat di Yalimo.

“Kami tidak bisa janji yang muluk-muluk, tetapi melihat Yalimo hancur, akan kita kembalikan,” ungkapnya kepada wartawan di VIP Room, Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (12/03/2022).

Nahor mengakui, masyarakat di Yalimo sudah hancur akibat konflik pilkada yang terjadi selama ini. Tak hanya itu, kehidupan mereka juga tidak berjalan aman seperti biasanya.

“Kami hadir untuk bersama-sama melihat Yalimo untuk kembalikan. Itu saja dulu yang terpenting,” ujarnya.

“Saat ini kita ada dalam pemerintahan transisi,” tambahnya.

Nahor menyatakan, ia dan wakil bupati Yalimo merupakan orang asli Yali dan bagian dari pelaku pemekaran di Kabupaten Yalimo.

“Kami harus kembalikan dengan cara apa pun. Kami orang Yali, maka kami akan duduk dengan orangtua bicara untuk mengembalikan Yalimo seperti semula,” ucap Nahor.

Nahor menegaskan, mereka dipilih rakyat, sehingga akan tetap berkomitmen untuk mengangkat suara rakyat.


Mereka akan berjuang untuk kepentingan rakyat dan bukan kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

“Harapan kami adalah bagaimana damaikan kembali rakyat di Yalimo. Kami mendamaikan dulu,” ujarnya.

Menurut Nahor, kepercayaan masyarakat telah hilang karena konflik politik yang terjadi selama Pilkada Yalimo. Oleh karena itu, ia berkomitmen mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Nahor menegaskan, politik pilkada di Yalimo yang berlangsung cukup lama sudah selesai. Tidak ada lagi sekat-sekat di tengah-tengah masyarakat, semuanya bersatu untuk membangun Yalimo.

“Politik sudah selesai,” tegasnya.

Nahor berkomitmen membangun komunikasi dengan calon nomor urut 2, Lakius Peyon dan Nahum Mabel. Nahor akan mengajak mereka bersama-sama membangun Yalimo.

“Politik sudah selesai, sehingga mari bersama-sama kita membangun Kabupaten Yalimo,” ungkapnya.

Nahor mengatakan, calon nomor urut dua merupakan orang asli Yali, sehingga bersama-sama membangun Yalimo.

“Politik itu hanya sesaat. Oleh karena itu, mari bersama-sama membangun Kabupaten Yalimo kedepan lebih baik lagi,” ujrnya.

Nahor tidak banyak berjanji. Ia ingin mengembalikan kehidupan masyarakat seperti sedia kala. 

Sehingga, masyarakat bisa hidup dalam situasi yang aman dan damai.

“Kita kembalikan masyarakat atau normalisasi rakyat Kabupaten Yalimo. Kami tidak bisa janji-janji muluk, karena kami tahu persoalan di Yalimo,” ucapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/14/083400578/kami-tidak-bisa-janji-muluk-muluk-tapi-melihat-yalimo-hancur-akan-kita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke