Salin Artikel

800 Warga Sukabumi Terdampak Bencana Tanah Bergerak, 236 Rumah Rusak

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sedikitnya 800 warga Sukabumi, Jawa Barat terdampak bencana tanah bergerak yang terjadi sepekan terakhir ini.

Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi belum menyediakan tempat khusus pengungsian.

Bencana geologi ini tersebar di lima kecamatan, yaitu Palabuhanratu, Cisolok, Cikakak, Bantargadung, dan Cikidang.

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Senin (7/3/2022) malam menyebutkan warga terdampak berjumlah 203 kepala keluarga (KK) atau 800 jiwa.

Dari ratusan jiwa tersebut, di antaranya mengungsi sebanyak 52 KK atau 189 jiwa.

Sedangkan rumah yang terdampak berjumlah 236 unit, meliputi rusak berat 62 unit, rusak sedang 70 unit dan rusak ringan 104 unit.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan mengatakan, sementara ini belum mendirikan tempat khusus pengungsian.

"Kami masih mengarahkan para penyintas bencana ke rumah-rumah saudara atau kerabat," kata Wawan kepada Kompas.com di Kampung Nyalindung, Senin (7/3/2022).

"Seperti di sini (Kampung Nyalindung) sejumlah pengungsi sudah ada yang menempati majelis taklim. Sementara lainnya ke rumah keluarga," sambung dia.

Wawan menuturkan, selain sudah banyak penyintas bencana yang mengungsi ke rumah keluarga, juga masih ada yang menempati rumah-rumah terdampak di lokasi.

"Dalam tanggap darurat ini selain mendirikan posko, kami sudah mendirikan tenda bagi para penyintas bencana," tutur dia.

"Tenda yang didirikan ada yang besar dan untuk family. Semuanya dipasang tidak jauh dari lokasi," kata Wawan.


Menginap di kios dan rumah kerabat

Salah seorang penyintas bencana, Sumarni (50) mengaku rumahnya rusak terdampak bencana ini.

Kerusakan rumahnya mulai terlihat sekitar tujuh bulan lalu.

"Awalnya hanya retakan kecil saja di dinding, dan lambat laun terus membesar. Saat ini sudah seminggu semakin parah," aku Sumarni ditemui Kompas.com di rumahnya di Kampung Nyalindung, Selasa (8/3/2022).

"Kalau dilihat dari luar rumah saya ini memang masih utuh. Sebenarnya di dalam rumah sudah amburadul," sambung dia.

Dia juga menuturkan belum bisa mengungsi ke rumah yang lebih aman.

Akhirnya, setiap malam menginap di kios handphone milik anaknya yang hanya sekitar 30 meter.

Atau menginap di rumah kerabatnya yang juga masih terletak di lokasi bencana gerakan tanah.

"Inginnya mengungsi ke tempat aman, tapi enggak tahu ke mana, keluarga semuanya di sini, juga terdampak bencana," tutur Sumarni.

"Ingin ngontrak tidak punya uang, untuk sehari-hari saja susah. Apalagi suami saya kerjanya hanya dagang, itu juga jauh di Poso Sulawesi," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/08/135041278/800-warga-sukabumi-terdampak-bencana-tanah-bergerak-236-rumah-rusak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke