Salin Artikel

Seorang Dokter Vaksinator di Kediri Laporkan Dugaan Rekayasa Penerima Vaksin

Catherine Pipit Hapsari, dokter tersebut, bersama Susanto selaku kuasa hukumnya membuat laporan polisi di Polres Kediri Kota, Jumat (25/2/2022).

Susanto mengatakan, dugaan rekayasa itu bermula dari temuan Dinas Kesehatan Kota Kediri perihal adanya tiga orang yang namanya tercatat dalam database penerima vaksinasi dosis pertama di tanggal 1 Februari 2022.

Padahal pada tanggal tersebut di RSUD tersebut tidak ada kegiatan vaksinasi karena hari libur Perayaan Imlek.

Temuan itu kemudian berbuntut panjang hingga dipanggilnya beberapa orang yang mempunyai kewenangan mengentri data, termasuk kliennya itu oleh inspektorat.

"Total ada enam orang yang dipanggil, termasuk klien saya," ujar Susanto dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).

Pemanggilan dengan diikuti penandatanganan surat pernyataan itu lah yang dianggapnya kurang tepat dan menjadi titik keberatan kliennya.

Sebab, selain kliennya merasa tidak terlibat, pemanggilan itu juga dipertanyakan karena hanya dilakukan terhadap 6 orang termasuk kliennya saja.

Padahal banyak pula para petugas penginput data yang ada di rumah sakit milik daerah itu.

Juga, pemanggilan yang dianggapnya lebih condong ke interogasi bahkan pengancaman itu telah membuat kliennya semakin merasa tersudutkan.

"Ada kata-kata, ini langkah terakhir sebelum lapor ke aparat penegak hukum. Bahasanya kan pengancaman," lanjut advokat asal Nganjuk ini.

Apalagi, masih kata Susanto, informasi adanya pemanggilan itu telah menyebar di lingkungan rumah sakit. Di mana nama baik kliennya menjadi dipertaruhkan.

"Dengan pemanggilan itu, yang diketahui orang banyak, otomatis image kalangan internal, enam orang itu lah pelakunya. Otomatis ada beban psikis, sangat-sangat mengganggu itu," ujarnya.

Terang benderang

Oleh sebab itu pelaporan polisi itu dibuat agar kasus tersebut diungkap dan menjadi terang siapa pelakunya yang terlibat maupun latar belakangnya.

"Dari pada ini dituduh-tuduh, ini penting, biar kepolisian saja yang membuka," tegasnya.

Dia meyakini polisi akan dengan mudah mengusut kasus ini karena jejak digital yang ada.

Selain itu, data nama-nama tiga orang penerima vaksin yang dipermasalahkan itu juga sudah jelas identitasnya.

"Gampang saja mestinya. Tiga orang itu dipanggil, linknya lewat siapa," ujar Susanto.

Atas pelaporan itu, pihaknya kini masih menunggu tindak lanjut dari kepolisian.

Tanggapan dinkes

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Girindra Wardana mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan mempelajari perkaranya.

"Tahapan masih lidik," ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).

Begitu juga dengan rencana permintaan keterangan dari pelapor, menurutnya, saat ini masih diagendakan.

"Masih kita buatkan surat undangan," jelasnya.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima dalam responnya terhadap pelaporan itu berharap, dengan adanya laporan tersebut bisa mengungkap sosok perekayasa data.

"Semoga dengan laporan ini busa terungkap siapa oknum yang merekayasa data tersebut," ujarnya melalui pesan WhatsApp, Rabu (26/2/2022).

Selain itu dia menegasikan kepada semua fasilitas layanan vaksinasi agar tidak melakukan rekayasa data dan memprosesnya sesuai aturan yang ada.

"Proses vaksinasi sesuai aturan yang berlaku." tutupnya

https://regional.kompas.com/read/2022/02/26/193146278/seorang-dokter-vaksinator-di-kediri-laporkan-dugaan-rekayasa-penerima

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke