Salin Artikel

Nenek Bocah Lumpuh dari Ngawi yang Diikat kakinya Berharap Cucunya Bisa Menjalani Hari Seperti Anak Lainnya

Lantainya terbuat dari semen yang baru saja kering merupakan bantuan dari pemerintah daerah pasca-foto cucunya, Eko (10) yang diikat kakinya viral di media sosial.

Sati mengaku saat ini, cucunya menjalani pengobatan di RSUD Ngawi. “Sekarang dirawat di RSU Ngawi. Ini kakek sama ibunya yang menemani, saya jaga dua cucu di rumah,” ujarnya ditemui di rumahnya, Jumat (18/2/2022).

Sati mengaku kesehariannya bersama suaminya, Gono (64) hanyalah buruh tani dan mencari pakan kambing milik anaknya Ernawati (32), ibu dari Eko.

Ernawati sendiri saat ini tinggal bersama suaminya di Desa Watuwalang. “Orangtua Eko itu sudah cerai, anak saya Ernawati tinggal bersama suaminya di Watuwalang. Eko kami yang merawat,” imbuhnya.

Sati menceritakan, pada mulanya Eko lahir normal bahkan saat dilahirkan Eko mempunyai bobot 3,9 kilogram.

Namun saat berusia 1 bulan, Eko mengalami panas tinggi dan kejang-kejang. Sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Madiun, satu bulan kemudian Eko dibawa pulang.

Sejak itu perkembangan Eko sangat lambat. Bahkan Eko tak bisa bicara. Untuk berkomunikasi minta makan Eko hanya menangis.

“Sembuh, tapi kaki dan tangannya seperti lemas. Sampai sekarang tidak bisa duduk, tidak bisa bicara. Kalau minta apa apa ya nangis,” kata dia.

Meski mengalami kondisi lumpuh, Eko masih berkeinginan untuk bisa bermain bersama teman sebayanya. Dia akan menggulingkan badannya untuk bisa keluar dari rumah agar bisa sekadar melihat teman-temannya di luar rumah.

”Kalau pagi, anak-anak berangkat sekolah dia berguling keluar. Saya tahu dia juga ingin main bersama mereka,” ujar Sati sedih.

Karena sering berguling keluar rumah tanpa pengawasan, Sati mengaku suaminya Gono terpaksa mengikat kaki Eko agar tidak keluar rumah tanpa diawasi.

Sebabnya, kondisi rumahnya yang hanya berlantai semen dan memiliki undakan sangat membahayakan Eko. ”Kami hanya buruh tani, kadang harus kerja di sawah makanya Eko kami ikat karena tidak ada yang ngawasi,” jelasnya.

Selain bekerja sebagai buruh tani, Sati dan Gono memelihara 2 ekor kambing yang dibelikan oleh Ernawati.

Kambing tersebut saat ini telah menjadi 8 ekor dan telah dibuatkan kandang di belakang rumah. Di dapur yang berantakan karena dulunya juga merupakan kandang kambing yang juga tempat menampung kotoran kambing mulai ditutup dengan papan asbes.

Di pojok ruangan juga terdapat cucian piring berkeramik yang baru saja dibuat. “Rencananya akan dibuatkan kamar mandi sama pemerintah daerah,” kata Sati.

Sati mengaku berterimakasih atas bantuan Pemerintah Ngawi untuk membuat rumahnya lebih layak agar bisa mengasuh Eko lebih baik.

Dia berharap cucunya naninya bisa menjalani hidup seperti layaknya anak lain. “Ya pingin melihat dia bermain atau sekolah seperti anak lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini membantu keluarga Sati dan Gono untuk memiliki rumah yang lebih layak dengan membangun sejumlah kebutuhan sanitasi.

Pemerintah juga memberikan pendampingan dari tenaga kesehatan kepada Gono dan Sati untuk bisa hidup lebih sehat.

“Pendampingan terhadap kesehatan anak oleh puskesmas dan bidan desa setempat, intinya menjadikan rumah menjadi layak sehat untuk di huni,” tutur Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko melalui pesan singkat.

Pemerintah daerah juga memastikan jika keluarga Gono dan Sati telah menerima bantuan dari pemerintah seperti PKH, BPNT, BPJS, Santunan Disabilitas.

Pemda juga melakukan upaya penyembuhan dengan memberikan terapi kepada Eko. “Kita juga edukasi kepada orangtua untuk merawat anak tersebut dengan konsisten, karena pengobatan melalui terapi yang cukup lama,” ucap Dwi.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/19/111539278/nenek-bocah-lumpuh-dari-ngawi-yang-diikat-kakinya-berharap-cucunya-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke