Salin Artikel

Mengenal Baubau dan Wangi-Wangi, Daerah dengan Nama Unik di Indonesia

Bisa jadi ada kata memiliki konotasi negatif, namun kata tersebut bisa jadi berkonotasi positif di daerah dengan bahasa yang berbeda.

Di antara nama-nama yang ada, nama Baubau dan Wangi-Wangi merupakan contoh dua daerah dengan unik di Indonesia.

Secara bahasa, kedua nama daerah tersebut seakan saling bertentangan. Baubau dan Wangiwangi merupakan dua kata yang berlawanan.

Berikut penjelasan ringkas terkait dua kota dengan nama unik ini:

Kota Baubau

Kota Baubau merupakan salah satu kota yang ada di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baubau mendapat status sebagai kota sejak tanggal 21 Juni 2001 melalui UU Nomor 13 tahun 2001.

Luas wilayah Kota Baubau mencapai 295,072 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebesar 167.519 jiwa.

Awalnya, nama kota ini ditulis dengan tanda pemisah (-), yaitu Bau-Bau. Namun penulisan itu diubah berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2010 menjadi Baubau.

Adapun Hari Jadi Kota Baubau ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 1541. Tanggal ini dipilih dengan merujuk pada perubahan status Kerajaan Buton menjadi Kesultanan Buton.

Disebutkan bahwa wilayah Baubau merupakan pusat Kerajaan Buton (Wolio) yang berdiri pada abad XV.

Kerajaan Buton ini konon dibangun oleh Mia Patamiana atau Si Empat Orang, yaitu Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, dan Sijawangkati.

Saat terjadi konflik antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa, Arung Palakka yang merupakan pembesar Kerajaan Bone datang ke Kerajaan Buton untuk meminta perlindungan.

Setelah konflik berakhir, sejumlah pengikut Arung Palakka memilih untuk menetap di Buton dan tidak kembali ke Bone.

Ketika Belanda campur tangan dan memperkeruh situasi politik di Sulawesi, banyak para bangsawan dari Sulaweesi Selatan yang hijrah ke Tenggara, khususnya Buton.

Para bangsawan itu rata-rata memiliki gelar Andi Bau di depan nama mereka sebagai tanda kebangsawanan.

Banyaknya bangsawan bergelar Bau yang datang ke Buton inilah yang menyebabkan daerah itu disebut Baubau.

Dengan demikian, asal-usul nama Kota Baubau sama sekali tidak ada hubungannya dengan aroma.

Dipimpin oleh seorang camat, maka daerah ini lebih tepat disebut sebagai Kecamatan Wangiwangi.

Kecamatan Wangi-Wangi memiliki luas wilayah sekitar 23.359 kilometer persegi, yang terdiri dari 6 kelurahan dan 14 desa.

Wangi-Wangi dikelilingi oleh sejumlah pulau-pulau kecil, seperti Kapota, Kampenaua, Timu, Sumangga, dan Ottoue.

Selain sebagai ibu kota, Wangi-Wangi juga merupakan gerbang utama untuk memasuki Kabupaten Wakatobi.

Wangi-Wangi dikenal dengan beragam destinasi wisatanya, seperti atraksi lumba-lumba, hingga wisata bahari ke Pantai Sousu yang terkenal dengan pepohonan mirip cemara.

Tidak hanya pantai, Wangi-Wangi juga memiliki beberapa telaga gua dengan kondisi air yang bersih dan jernih.

Beberapa di antaranya yaitu Telaga Gua Topa di Kelurahan Mandati, Telaga Gua Kontamale di Kelurahan Wanci, dan Telaga Gua Tee Kosapi di Kelurahan Wanci.

Saat berkunjung ke Wangi-Wangi, wisatawan juga bisa menambah wawasan dengan belajar budaya dan sejarah di Desa Adat Liya Togo.

Para penduduk desa adat ini tinggal di rumah anggung kayu, dengan kebiasaan yang mengakar sejak era Kerajaan Liya yang merupakan bagian dari Kesultanan Buton.

Sumber:
Baubaukota.go.id
Kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/02/17/060000578/mengenal-baubau-dan-wangi-wangi-daerah-dengan-nama-unik-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke