Salin Artikel

6 Fakta Menarik Padang, Ibu Kota Sumbar yang Tidak Miliki Indomaret dan Alfamart

Padang termasuk kota tertua di pantai barat Samudera Hindia, yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 7 Agustus 1669.

Kota Padang dikenal sebagai salah satu kota pelajar dan budaya, yang kerap menggelar festival untuk mendukung potensi pariwisatanya.

Satu hal yang menarik di Padang, dan juga Sumatera Barat pada khususnya, yaitu tidak ditemukannya minimarket bernama Indomaret maupun Alfamart di sana.

Hal itu tentu berbanding terbalik dengan kota-kota lain, dimana kedua minimarket itu menjamur bahkan saling bersandingan atau berhadapan.

Berikut 6 fakta menarik tentang Kota Padang yang harus diketahui:

1. Perjuangan 1669

Wilayah Kota Padang awalnya kurang diminati oleh warga asing lantaran lokasinya yang kurang strategis untuk jalur perdagangan.

Namun setelah Selat Malaka tidak aman lagi, para pedagang mulai mengalihkan jalur laut mereka ke sisi barat Sumatera, yang otomatis melewati wilayah Padang.

Sejak saat itu daerah Kota Padang ini mulai kedatangan bangsa asing, termasuk Belanda melalui VOC-nya.

VOC pertama kali masuk Kota Padang pada tahun 1663. Mereka lambat laun berhasil menancapkan pengaruhnya di sana.

VOC membangun pelabuhan untuk memudahkan akses jalur perdagangan, di samping keinginan mereka mengeksplorasi wilayah pedalaman Minangkabau.

Selain pelabuhan, VOC juga membangun loji yang megah di wilayah Padang. Di samping itu, VOC juga semakin memaksakan kehendaknya pada masyarakat lokal.

Lambat laun, masyarakat lokal mulai melakukan aksi untuk mengganggu VOC di sana.

Puncaknya adalah penyerangan loji Belanda oleh rakyat dari Kurangji-Pauh, Koto Tangah.

Penyerangan itu terjadi pada tanggal 7 Agustus 1669, dan tanggal tersebut ditetapkan sebaga Hari Jadi Kota Padang.

Hal ini cukup menarik, lantaran kedua minimarket itu biasa menjamur di setiap kota baik besar maupun kecil.

Alasan tidak ada Indomaret dan Alfamart di Padang dan Sumatera Barat rupanya sesuai dengan keputusan Pemda Sumbar yang memang tidak mengizinkan toko retail itu beroperasi.

Pelarangan dilakukan lantaran adanya kekhawatiran kedua toko retail itu akan mematikan keberadaan pedagang tradisional.

3. Legenda Malin Kundang

Tepatnya di Pantai Aia Manih, yang beradal sekitar 10 kilometer sebelah selatan Kota Padang, terdapat patung yang bentuknya seperti orang yang sedang sujud.

Patung itu dikenal dengan Patung Malin Kundang, lengkap dengan kisah legendanya yang terkenal.

Legenda Malin Kundang ini berisi cerita seorang anak yang merantau lalu sukses. Namun ketika sukses anak ini tidak lagi mau mengakui ibunya.

Ibunya yang sedih lantas mengutuk anaknya yang durhaka itu menjadi batu. Konon, patung di Pantai Aia Manih itu merupakan perwujudan dari pemuda durhaka yang dikutuk ibunya itu.

4. Semen Padang

Kota Padang termasuk kota yang menempatkan sektor indusri, perdagangan, dan jasa sebagai andalan ketimbang sektor pertanian.

Kondisi itu didorong oleh transformasi Kota Padang yang cenderung mengubah lahan pertanian menjadi kawasan industri.

Sebagai kota industri, terdapat beberapa perusahaan besar yang beroperasi di Padang, salah satunya PT Semen Padang.

Perusahaan produsen semen ini sudah beroperasi sejak tahun 1910, dan menjadi pabrik semen pertama di Indonesia.

Kapasitas produksi Semen Padang mencapai 5.240.000 ton per tahun, dan hampir 63% produksinya didistribusikan melalui Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.

5. Budaya Urang Padang

Sebelum dilirik oleh bangsa asing terutama Belanda, Padang awalnya menjadi tempat pelarian masyarakat Suku Aceh.

Konon, masyarakat Suku Aceh pertama kali datang ke wilayah Padang pada abad ke-16, setelah Selat Malaka ditaklukkan Portugis.

Keberadaan Suku Aceh di Padang melahirkan Budaya Urang padang yang cukup khas di tengah masyarakat Minangkabau lainnya.

Disebut khas karena budaya Urang Padang ini memiliki ciri yang hampir mirip dengan budaya di Aceh, sehingga diperkirakan merupakan hasil akulturasi budaya Minangkabau dan Aceh.

Hal itu dapat dilihat dari bentuk rumah adat tradisi Padang yang lebih mirip dengan rumah tradisional Aceh sehingga disebut Rumah Gadang Serambi Aceh.

Selain itu, pengaruh Aceh lainnya juga dapat ditemukan pada atribut pakaian pengantin, hingga gelar adat seperti Marah dan Sutan yang tidak dikenal di pedalaman Minangkabau.

Beberapa tempat wisata yang wajib dikunjungi saat di Padang antara lain Pantai Aia Manih, Pantai Pasumpahan, Pantai Nirwana.

Kemudian Pantai Pasir Jambak, Air Terjun Sarasah, Air Terjun Lubuk Hitam, Lubuak Paraku, Bukit Nobita, Danau Cimpago, hingga Museum Adityawarman.

Selain itu ada pula wisata religi di Padang yaitu Masjid Raya Sumatera Barat yang lokasinya ada di Padang Utara, Kota Padang.

Desain masjid ini sangat indah dan berhasil memenangkan penghargaan abdullatif Al Fozan Award pada tahun 2021 lalu.

Sumber:
Kompas.com
Tribunnews.com
Padangkota.go.id
PU.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/02/12/160000878/6-fakta-menarik-padang-ibu-kota-sumbar-yang-tidak-miliki-indomaret-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke