Salin Artikel

Sebelum Buaya Berkalung Ban Ditangkap, Tili Minum Air Sungai Palu, Tujuannya untuk Ini

Tili merupakan orang rantau. Pekerjaan Tili adalah penjual burung. Belum lama pindah dari Sulawesi Barat ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Bisa dibilang awal 2022 Tili pindah ke Sigi.

Jarang lihat televisi apalagi baca koran, seperti itulah pria lajang ini. Tak heran jika ia tak pernah mendengar pemberitaan soal upaya penyelamatan buaya berkalung ban.

"Aku ndak pernah dengar ada buaya berkalung ban. Saya dengar pas aku pindah ke sini."

"Saya penasaran, sampai saya buktikan sendiri. Saya datangi tempat buaya berkalung ban itu biasa berjemur," kata Tili kepada KOMPAS.com, Selasa (8/2/2022).

Dan benar saat dia mendatangi jembatan 2, buaya berkalung ban itu tengah berjemur. Ia pun berpikir bagaimana caranya bisa menangkap dan melepaskan ban di leher buaya tersebut.

Minum air Sungai Palu untuk "berkenalan" dengan penghuni sungai

Tili pun menyusun strategi. Jebakan sederhana kemudian dibuatnya dengan umpan seekor burung merpati. Tak hanya burung merpati, burung tekukur, ayam, hingga bebek juga menjadi umpannya.

"Sudah banyak umpanku dimakan. Ada sekitar 50-an," ujar Tili.

Untuk umpan, Tili mengaku membelinya sendiri, dari harga Rp 20-100 ribu. Tak hanya umpan, jebakan seperti tali tampar sepanjang 300 meter dan tali pengikat motor sudah ratusan dus dibelinya pakai uang sendiri.

Singkat cerita Tili memasang jebakan dan umpan agak ke tengah sungai. Beberapa kali umpannya dimakan tapi talinya putus.

Selanjutnya Tili menggunakan strategi baru, tali umpan yang biasanya dipasang satu, kini dipasang 2 tali pengikat.

Strategi dengan menambahkan tali pengikat membuahkan hasil. Tepatnya Selasa, 7 Februari 2022 sekitar pukul 18.30 WITa buaya berkalung ban terkena umpannya.

"Satu tali masuk di tengah dan satu tali lagi di bagian bawah. Tenang sekali itu buaya masuk jebakan. Saya kemudian dibantu warga untuk mengikat buaya tersebut dan kemudian dibantu warga menggergaji bannya. Dan buaya itu saya lepas lagi ke sungai," jelas Tili.

Sebelum melakukan semua itu, Tili sempat meminum air sungai Palu. Menurutnya, cara itu diyakini agar ia bisa menjadi bagian dari penghuni sungai tersebut.

"Ya tujuannya biar saya dianggap bagian dari penghuni di sungai itu. Pernah saya berenang malam, saya hitung ada sekitar 17 ekor buaya di bawah jembatan 2 itu, Alhamdulillah tidak diapa-apakan," kata dia.

Sempat ditegur BKSDA

Aksi yang dilakukan Tili, sudah diketahui petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah saat melakukan patroli. Humas BKSDA Rino Tobing mengatakan pihaknya memang sudah menegur.

"Kami tegur karena itu membahayakan dirinya. Namun dengan ditangkap dan dilepaskan ban di leher buaya tersebut. Dan bersyukur tidak terjadi apa-apa dengan orangnya. Kami hanya bisa berucap, terima kasih," jelas Rino, Rabu (9/2/2022).

Soal apakah BKSDA akan memberikan penghargaan buat Tili, Rino belum mengetahui. "Itu saya belum tahu, soal sayembara itu juga kan sudah tidak ada lagi," kata Rino.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/09/193246878/sebelum-buaya-berkalung-ban-ditangkap-tili-minum-air-sungai-palu-tujuannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke