Salin Artikel

"Tidak Mungkin Berani Kami Melawan Aparat yang Jumlahnya Ratusan, Kami Hanya Warga Biasa"

KOMPAS.com - Siswanto (30), warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, mengaku kecewa dengan aksi aparat keamanan yang bertindak anarkis terhadap warga saat melakukan pengamanan proses pengukuran tanah di lokasi penambangan andesit proyek Bendungan Wadas yang dilakukan tim Badan Pertanahan Nasional (BPN), Selasa (8/2/2022).

Kata Siswanto, jumlah aparat yang mencapai ratusan dan bersenjata lengkap, tidak sebanding dengan warga desa.

Ia pun mengaku warga tidak akan berani melawan aparat yang jumlahnya ratusan.

"Tidak mungkin berani kami melawan aparat yang jumlahnya ratusan, kami hanya warga biasa. Yang hanya bisa kami lakukan saat itu cuma berdoa, mujahadah di Masjid," kata Siswanto (30), warga Desa Wadas kepada Kompas.com melalui telepon, Selasa malam. 

Selain itu, Siswanto juga membantah pernyataan polisi yang menyebut diduga mereka hendak bertindak merusuh, dengan membawa senjata tajam.

Kata Siswanto, alat-alat itu merupakan peralatan milik warga yang biasa dipakai untuk bertani di ladang dan membuat kerajinan bambu.

"Kami biasa bekerja di ladang memakai alat-alat itu, seperti arit, bendo, pisau dan sebagainya. Saat ratusan polisi merangsek ke Wadas, ada warga yang sedang mengayam besek (kerajinan bambu) pakai pisau. Langsung dibawa polisi," ungkapnya.


Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan, kehadiran petugas itu untuk mendampingi Tim BPN dalam rangka pengukuran lahan pembangunan proyek Bendungan Bener.

Luas tanah yang akan dibebaskan saat ini luasnya mencapai 124 hektar.

Ada sebanyak 250 petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol mendampingi sekitar 70 petugas BPN dan Dinas Pertanian yang melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh.

"Sekitar 250 personel gabungan sudah disiapkan dari unsur TNI-Polri dan Satpol PP. Saat ini sudah standby di lokasi. Adapun kegiatan pengukuran masih berlangsung dan berjalan lancar," kata Iqbal dalam keterangan tertulis, Selasa.

Kata Iqbal,penugasan tim bersifat humanis dan semata-mata melakukan pendampingan.

 

(Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2022/02/09/133835678/tidak-mungkin-berani-kami-melawan-aparat-yang-jumlahnya-ratusan-kami-hanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke