NEWS
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Biografi Tan Malaka dan Pemikiran Tentang Kemerdekaan

KOMPAS.com - Tan Malaka adalah salah satu Pahlawan Nasional.

Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan keputusan RI No. 53 yang ditanda tangani Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963.

Gelar tersebut diperoleh lantaran Tan Malaka memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia, meskipun ia dikenal sebagai sosok kontroversial.

Tan Malaka bersama pengikutnya meninggal dunia setelah ditangkap di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Di sana, ia dieksekusi dengan cara ditembak mati.

Masa Muda Tan Malaka

Tan Malaka memiliki nama asli Sutan Ibrahim. Ia bergelar Datoek Tan Malaka yang diberikan dalam sebuah upacara adat, gelar ini menunjukkan bahwa ia adalah orang istimewa.

Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Ayahnya bernama Rasad Caniago dan ibunya bernama Sinah Simabur.

Orang tuanya adalah bangsawan yang bekerja sebagai pegawai pertanian Hindia Belanda. Mereka selangkah lebih maju dibandingan dengan penduduk lainnya.

Tetapi dalam kepemilikan dan kependudukan, mereka tidak jauh berbeda dibandingan penduduk desa lainya.

Tan Malaka mengenyam pendidikan sekolah rendah.

Ia meneruskan pendidikan ke sekolah guru pribumi (Inlandsche kweekscholl Voor Onderwijzers) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 1908-1913.

GH Horensma, guru Tan Malaka di sekolah guru merekomendasikan untuk meneruskan studi ke Belanda dengan sumbangan para Engku 50 rupiah, setiap bulan.

Tan Malaka berangkat ke Belanda di usia 17 tahun untuk belajar di Sekolah Pendidikan Guru Pemerintah (Rijksk Weekschool) di Harlem.

Sumbangan dari para Engku ini, ia anggap sebagai hutang dan suatu saat akan ia ganti, meskipun kemudian hari Horensma lah yang melunasi utang-utang Tan Malaka.

Tan Malaka Selama Kuliah di Belanda

Selama kuliah, pengetauannya tentang revolusi mulai muncul dan semakin meningkat setelah membawa buku de Fransche Revolutie.

Setelah Revolusi Rusia, pada Oktober 1917, ia mulai tertarik untuk mempelajari tentang Sosialisme dan Komunisme.

Ia pun semakin memperdalam ilmunya tentang kedua hal tersebut.

Tan mulai sering membaca buku-buku, karya Karl Max, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin yang banyak membahas tentang Sosialis dan Komunisme.

Sejak itulah, Tan mulai membenci budaya Belanda dan justru terkesima dengan masyarakat Amerika dan Jerman.

Tan Malaka Kembali ke Indonesia

Tahun 1919 setelah Perang Dunia I usai, Tan Malaka pulang ke Indonesia untuk menjadi guru anak-anak pada kuli kontrak di perkebunan tembakau di Deli (Sumatera Utara).

Ia mendapatkan gaji setara dengan guru Belanda. Rekan-rekan Belandanya tidak menyukai dan memandang rendah Tan Malaka.

Tan Malaka menjadi orang yang penuh semangat mendalami politik dan mengaplikasikan ilmu dan pengalamannya yang diperoleh di negeri Belanda.

Pemikirannya semakin radikal dengan menggunakan ideologi kiri. Aksi pertamanya adalah keterlibatan terhadap pemogokan buruh di Sumatera.

Tahun 1921, Tan daingkat menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI).

Akibat aktivitas politiknya itu, setahun kemudian pemerintah Hindia Belanda mengusirnya dari Indonesia.

Pada 1922, Tan Malaka sempat mewakili Indonesia dalam Konggres Keempat Komintem (Komunis Internasional). Di sana,

Ia ditunjuk sebagai agen komitmen untuk Asia Tenggara dan Australia.

Lalu pada 1926, Tan Malaka menentang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), ia disalahkan pendukungnya atas kegagalan pemberontakan.

Tahun berikutnya, ia mengorganisir sebuah kelompok di Bangkok yang disebut sebagai Partai Republik Indonesia.

Tujuannya mengembangkan kader bawah tanah yang akan bekerja di Indonesia.

Partai ini memperoleh kekuatan, tetapi sayangnya hanya sedikit keberhasilan yang terlihat dalam melemahkan pemerintah kolonial.

Tan Malaka kembali ke Jawa pada 1944, saat pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Tan Malaka ikut bersaing dalam memperebutkan kekuasaan dengan Presiden Indonesia Soekarno.

Pemikiran Kemerdekaan Tan Malaka

Tan Malaka memiliki jalan pemikiran sendiri untuk memerdekakan Indonesia Sebelum para founding father mengemukakan konsep-konsep merdeka.

Pada 1924, Tan Malaka mengemukakan konsepsi mengenai kemerdekaan Negara Indonesia dalam sebuah buku yang berjudul Naar De Republiek Indonesia (menuju republik Indonesia).

Tan Malaka merupakan sosok yang tertutup. Terlebih, ia dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial.

Ia merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang memilih menggunakan revolusi sebagai alat perjuangan.

Sebagai tokoh pejuang, ia memberikan contoh kepada bangsa ini tentang berjuang dengan sangat militan dan radikal (akan tetapi dengan penuh petimbangan) dengan jiwa revolusioner yang kuat.

Ia percaya bahwa kemerdekaan dapat direbut dengan cara melawan penjajah tanpa sebuah perundingan.

Baginya, perundingan baru bisa dilakukan setelah ada pengakuan kemerdekaan Indonesia 100 persen dari Belanda dan Sekutu. (Editor: Nibras Nada Nailufar, Sari Hardiyanto)

Sumber: repository.uinbanten.ac.id, kompas.com, dan jurnal.unigal.ac.id

https://regional.kompas.com/read/2022/02/08/182705278/biografi-tan-malaka-dan-pemikiran-tentang-kemerdekaan

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Regional
Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Regional
Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Regional
Raih Penghargaan pada Baznas Award 2023, Ganjar: Saya Berikan untuk Baznas Jateng

Raih Penghargaan pada Baznas Award 2023, Ganjar: Saya Berikan untuk Baznas Jateng

Regional
Bupati Maluku Barat Daya Hadiri RUPS Bank Maluku-Malut, Ini Agenda yang Dibahas

Bupati Maluku Barat Daya Hadiri RUPS Bank Maluku-Malut, Ini Agenda yang Dibahas

Regional
Menakar Vonis Hakim dalam Tragedi Kanjuruhan

Menakar Vonis Hakim dalam Tragedi Kanjuruhan

Regional
Komitmen Dukung JKN, Pemkab Maluku Barat Daya Raih UHC Award 2023

Komitmen Dukung JKN, Pemkab Maluku Barat Daya Raih UHC Award 2023

Regional
Dompet Dhuafa dan The Harvest Panen Tambak Gurame di DD Farm Indramayu

Dompet Dhuafa dan The Harvest Panen Tambak Gurame di DD Farm Indramayu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke