Salin Artikel

Dosen Stisipol Pahlawan 12: Kiamat Pangan Ancam Bangka, Ini Alasannya

BANGKA, KOMPAS.com - Kepulauan Bangka Belitung dinilai sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang rentan terhadap permasalahan pangan.

Penyebabnya mulai dari faktor lingkungan hingga konsumsi masyarakat yang terus meningkat.

"Tahun 2018 Bangka Belitung menduduki posisi ke-5 dari 12 provinsi dengan indeks kerentanan pangan di bawah rata-rata nasional," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bangka, Pan Budi Marwoto saat diskusi ilmiah Kebijakan Ketahanan Pangan STISIPOL Pahlawan 12, Senin (7/2/2022).

Pan menuturkan, beberapa faktor menyebabkan Indonesia rentan mengalami rawan pangan.

Beberapa faktor pemicunya antara lain tingginya ketergantungan impor bahan pangan, tingginya konsumsi pangan beras dan terigu, hingga faktor kerusakan lingkungan.

"Hal tersebutlah yang menjadi pemicu Indonesia menghadapi kondisi rentan rawan pangan, termasuk Bangka Belitung," ujar Pan.

Sementara itu, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Pahlawan 12 Bangka yang pernah mengenyam pendidikan di Southampton University Widya Handini lebih menyoroti pada faktor lingkungan yang menjadi pencetus Bangka terancam mengalami kelangkaan pangan.

"Kondisi eksisting lahan di Bangka Belitung khususnya di Kabupaten Bangka saat ini cukup mengkhawatirkan karena tidak hanya alih fungsi lahan pertanian perkebunan sebagai lahan tambang tetapi juga deforestasi yang semakin jadi," ujar Widya yang juga Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarkat STISIPOL Pahlawan 12

Menurut Widya, kondisi lahan juga dipengaruhi perubahan iklim sebagai dampak aktivitas manusia seperti sendimentasi, limbah industri, pencemaran, hingga polusi.

"Dalam waktu bersamaan produktivitas masyarakat cenderung menurun dalam hal pertanian perkebunan karena masih terpaku dengan sektor tambang yang saat ini dianggap menjanjikan, maka bukan tidak mungkin jika dibiarkan lambat laun kiamat pangan akan mengancam di Kabupaten Bangka," imbuhnya.

Widya yang juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STISIPOL Pahlawan 12 menjelaskan bahwa kondisi lingkungan Kabupaten Bangka cukup serius, akibat peralihan lahan pertanian dan perkebunan ke sektor tambang.

Sehingga menimbulkan polemik yang berpotensi mengalami kiamat pangan apabila tidak ada penanganan serius dari pemerintah daerah.

“Pemerintah Daerah harus mempertegas komitmennya dalam ketahanan pangan di Kabupaten Bangka. Kita ketahui lahan pertanian dan perkebunan yang kritis akibat dialihfungsikan sebagai lahan tambang yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya produktifitas lahan. Jika tidak dikelola dengan benar maka berpotensi kiamat pangan," pesan Widya.

Komponen utama keamanan pangan

Narasumber lainnya, Chandra Setyawan mengingatkan komponen utama keamanan pangan yakni ketersediaan (availability), akses (access), pemanfaatan (utilization), dan stabilitas (stability).

Berikut penjelasannya:

  • Ketersediaan (availilability), yakni ada sumber makanan berkualitas yang dapat diandalkan dan konsisten,
  • Akses (access), masyarakat memiliki sumber daya yang cukup untuk memproduksi atau membeli makanan.
  • Pemanfaatan (utilization), masyarakat memiliki pengetahuan dan kondisi sanitasi dasar untuk memilih, menyiapkan dan mendistribusikan makanan dengan cara menghasilkan nurtisi yang baik.
  • Stabilitas (stability), kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan makanan secara berkelanjutan.

"Stabilitas (stability) merupakan kemampuan masyarakat mengakses dan memanfaatkan makanan secara stabil, dan berkelanjutan dari waktu ke waktu," Papar Chandra.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/08/151535378/dosen-stisipol-pahlawan-12-kiamat-pangan-ancam-bangka-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke