Salin Artikel

Jokowi Diminta Turun Tangan Urus 7 ABK Asal Indonesia yang Hilang di Mauritius

"Kami mendesak Presiden Jokowi perintahkan Menteri Luar Negeri, Menteri Tenaga Kerja, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan serta Kepala BP2MI untuk segera memberikan keterangan resmi terkait keberadaan tujuh ABK asal Indonesia yang hilang di Mauritius, apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal," kata Gabriel kepada Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Menurut Gabriel, jika tujuh ABK yang hilang sejak 26 Februari 2021 lalu telah meninggal, maka pihak berwenang diminta menjelaskan apa penyebab utamanya.

Hal ini, kata Gabriel, bisa dilakukan dengan kerja sama antara pihak Indonesia dan kepolisian Mauritius.

Termasuk menanyakan pada nakhoda serta ABK kapal asal Vietnam, yang masih hidup dan kini ditahan oleh kepolisian setempat.

Pihaknya, mendesak Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, bisa memfasilitasi perwakilan keluarga tujuh orang ABK asal Indonesia, untuk bertemu dengan nakhoda kapal dan ABK asal Vietnam yang masih ditahan oleh pihak kepolisian Mauritius.

"Pertemuan itu, untuk menanyakan keberadaan tujuh ABK asal Indonesia yang hilang di Mauritius apakah masih hidup atau sudah meninggal? Kalau meninggal apakah dilarung di laut atau dikuburkan di Mauritius," kata Gabriel.

Selain itu, pihaknya mendesak Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri ESDM, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Tenaga Kerja,Menteri Luar Negeri dan Kepala BP2MI, segera menerbitkan Peraturan Pemerintah dan aturan turunannya khusus perlindungan Pekerja Migran Indonesia sektor kemaritiman dan perikanan.

Serta mewajibkan agen-agen untuk memiliki Perusahaan Pengerah Pekerja Migran Indonesia Sektor Kemaritiman dan Perikanan, yang terdaftar resmi di Kementerian Tenaga Kerja dan BP2MI sesuai UU 18 Tahun 2017 tentang pelindungan Pekerja Migran Indonesia.


Orangtua ABK menangis

Gabriel mengaku, terus dihubungi oleh orangtua dari dua ABK asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Phiter Tunabenani (28) dan Klaudius Ukat (24).

"Mereka terus menerus kontak dan menangis minta tolong Lembaga Hukum dan Ham PADMA Indonesia, untuk meminta informasi lengkap ke pihak Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di Madagaskar dan Mauritius, terkait keberadaan anak-anak kesayangan mereka apakah masih hidup atau sudah meninggal,"ungkap Gabriel.

Orangtua kedua ABK itu, lanjut Gabriel, juga meminta dirinya melobi pihak Kementerian Luar Negeri serta Perwakilan RI di Madagaskar dan Mauritius untuk mendengarkan keterangan langsung nahkoda kapal ikan dan ABK asal Vietnam yang saat ini ditahan pihak kepolisian Mauritius.

Dia berharap, pemerintah pusat segera merespons dengan cepat, sehingga keberadaan tujuh ABK ini bisa diketahui.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/08/084229878/jokowi-diminta-turun-tangan-urus-7-abk-asal-indonesia-yang-hilang-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke