Salin Artikel

Saat Warga Lebih Memilih Menjarah daripada Menolong…

KOMPAS.com - Sebuah truk yang mengangkut puluhan kilo ikan lele mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Randu Sari, Subang, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022).

Truk yang dikemudikan Edi itu terguling ke sawah. Akibatnya, muatan ikan lelenya turut tumpah.

Bukannya menolong, warga justru menjarah lele-lele tersebut.

Padahal, di lokasi kejadian, warga sudah dilarang oleh Bripka Agus Salim, anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Pusakanagara, Subang, agar jangan menjarah.

Namun, warga tak menghiraukan perkataan Agus.

Agus bahkan sempat membuat tawaran ke warga, yaitu jika ada yang bersedia mengembalikan lele-lele itu, akan diberi upah atas bantuannya menangkap ikan-ikan tersebut.

"Saya sudah melarang, tapi mereka tetap mengambil. Saya juga nawarin kembaliin lagi lelenya, nanti diganti sama pemiliknya, gak mau, malah dibawa pulang,” ujarnya, Kamis.

Bripka Agus kembali meminta warga supaya muatan lele yang tersisa di truk agar jangan diambil.

“Sisanya yang di mobil tolonglah jangan diambil,” ucapnya.

Saat melihat muatannya dijarah warga, Edi terduduk lemas di pinggir sawah sambil mengusap air matanya.

Peristiwa serupa pernah terjadi di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 22 Januari 2021.

Satu unit truk pembawa minuman kemasan mengalami kecelakaan tunggal di kawasan tersebut.

Sama seperti kejadian di Subang, saat itu warga turut menjarah minuman kemasan yang berserakan di jalanan.

Kapolsek Tawangmangu Iptu Ismugiyanto menuturkan, petugas sebenarnya sudah memperingatkan warga agar jangan menjarah.

Akan tetapi, warga tetap saja melakukan penjarahan.

"Kami sudah woro-woro untuk masyarakat tidak mengambil botol yang berceceran itu," ungkapnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Penjelasan sosiolog

Sosiolog Universitas Brawijaya, Wida Ayu Puspitosari, memandang dua fenomena di atas merupakan contoh perilaku kolektif.

Menurutnya, tindakan itu dipengaruhi oleh faktor insider dan outsider dalam suatu kelompok masyarakat.

“Sopir yang sampai nangis-nangis itu dianggap oleh warga sebagai orang luar yang memasuki wilayah mereka,” tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/2/2022).

Selain itu, aksi penjarahan dalam dua kasus di atas terjadi karena adanya erosi norma sosial.

“Hal tersebut bisa dipicu oleh lemahnya hukum, kemiskinan sosial, ditambah komunalisme tinggi,” jelas dosen Sosiologi tersebut.

Sumber: Kompas.com (Editor: David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2022/02/06/131131378/saat-warga-lebih-memilih-menjarah-daripada-menolong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke