Salin Artikel

Pedagang di Pasar Darurat Terminal Bahurekso Bersitegang dengan Sekda Kendal, Minta Hal Ini

Para pedagang tersebut berjualan di pasar darurat Terminal Bahurekso setelah Pasar Weleri terbakar pada Kamis (12/11/2020).

Ketegangan antara ibu-ibu pedagang dan Sekda Moh Toha bermula ketika pedagang meminta Pemkab Kendal membuat pasar darurat ramai. Salah satu permintaan adalah membuat para pedagang Pasar Weleri yang berjualan di pinggir jalan masuk ke pasar darurat.

Masih adanya pedagang yang berjualan di luar atau pinggir jalan, membuat pembeli jarang masuk ke pasar darurat. 

Salah satu pedagang ikan asin Warni mengatakan, haya bisa meraup Rp 50.000 dalam sehari dari jualannya. Uang itu juga habis untuk ongkos. 

“Padahal anak saya empat. Terus kami makan apa,” kata Warni di pasar darurat, Senin.

Pedagang lainnya Tuminah juga mengaku lapaknya sepi pembeli. Penjual sayur itu menjelaskan, banyak masyarakat yang lebih memilih berbelanja di sekitar Pasar Weleri yang terbakar.

“Apalagi, ada keluhan dari masyarakat, kalau parkir di pasar darurat dimintai uang parkir dua kali. Pertama parkir pintu masuk, kedua parkir di dalam pasar,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Kendal Moh Toha mengatakan, butuh waktu untuk membuat pasar darurat ramai. Seluruh pihak harus bersabar, termasuk para pedagang Pasar Weleri yang terbakar.

“Saya bukan Tuhan. Saya manusia biasa. Tidak bisa memenuhi kehendak pedagang secara langsung,” kata Toha.

Toha menjelaskan, seluruh keluhan pedagang di pasar darurat Terminal Bahurekso akan didengar dan dipenuhi secara bertahap.

“Kami akan mendatangkan pedagang pasar Weleri lain, yang belum menempati pasar darurat,” ujar Toha.


Menurut Toha, setelah kebakaran Pasar Weleri, banyak pedagang yang berjualan di pasar milik desa, ada juga yang tak berjualan.

Pemkab Kendal akan memberikan kartu kuning kepada pedagang Pasar Weleri yang terbakar. Kartu itu menjadi bukti pedagang tersebut memiliki kios di Pasar Weleri. Kartu kuning tersebut berlaku selama enam tahun dan bisa diperpanjang.

“Nanti saya akan memberi kartu kuning kepada pedagang pasar Weleri yang terbakar, supaya mau menempati pasar darurat,” tambah Toha.

Jika pemilik kartu kuning tak mampu menempati pasar darurat dan memilih tempat lain untuk berjualan, kartu itu dianggap tak berlaku. Jika Pasar Weleri telah selesai dibangun kembali, para pedagang yang tak menempati pasar darurat tak bisa mendapat kios atau los baru.

“Untuk persoalan parkir, tidak ada pegawai perhubungan yang melakukan pungutan liar,” jelas Toha.

Untuk membuat ramai pasar darurat, langkah awal yang dilakukan adalah membuat surat edaran agar ASN mau belanja di pasar darurat. Terutama yang rumahnya dekat dengan pasar darurat di Terminal Bahurekso Weleri.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi (Dindagkop) dan UKM Kendal Ferinando Rad Boney menambahkan, baru ada sekitar 40 persen dari 1.700 pedagang Pasar Weleri yang berjualan di pasar darurat Terminal Bahurekso.

“Kami harap pedagang pasar darurat bersabar,” ujar Feri.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/01/065902878/pedagang-di-pasar-darurat-terminal-bahurekso-bersitegang-dengan-sekda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke