Salin Artikel

Masjid Menara Kudus: Sejarah, Keunikan Ornamen, Mitos, dan Info Ziarah

Lokasi Masjid Menara Kudus berada di Jalan Menara, Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Nama resmi Masjid Menara Kudus adalah Masjid Al-Aqsa Menarat Qudus. Menara masjid ini cukup ikonik karena menyerupai bangunan candi dan melambangkan akulturasi budaya masa lalu.

Hingga saat ini, Masjid Menara Kudus masih aktif digunakan untuk beribadah umat Islam. Selain itu masjid juga dibuka untuk peziarah ke makam Sunan Kudus.

Sejarah Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus dibangun oleh Ja’far Shadiq, atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Kudus.

Usia masjid ini disinyalir sudah hampir 500 tahun. Prasasti yang ada di atas mihrab masjid ini sendiri berangka tahun 956 Hijriah, atau 1549 Masehi.

Nama asli masjid ini adalah Masjid Al-Quds. Kata ini merujuk kota suci di Palestina yang bernama Al-Quds, atau juga dikenal Yerusalem.

Nama Al-Quds yang kemudian diucapkan sebagai Kudus ini dipilih Sunan Kudus untuk mengobati kerinduannya terhadap tanah kelahirannya tersebut.

Pasalnya, Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq dilahirkan di Al-Quds, Palestina sekitar tahun 1500-an.

Pada masjid kebanyakan, menara dibuat layaknya tugu seperti biasa. Namun, menara masjid peninggalan Sunan Kudus ini didesain seperti bangunan candi.

Gaya arsitektur Masjid Menara Kudus secara keseluruhan bergaya tradisi seni Hindu. Hal ini dapat dilihat pada struktur dan bentuk atap berupa tumpang bersusun tiga.

Sementara bangunan menara masjid menyerupai candi Jago, yang merupakan peninggalan Raja Singasari Wishnuwardhana.

Rupanya menara masjid bukan satu-satunya yang menyerupai bangunan candi.

Pintu gerbang Masjid Menara Kudus juga didesain menyerupai candi belah atau Candi Bentar.

Sementara dua daun pintu dibuat kembar sebagai totalitas tradisi seni kori agung atau paduraksa.

Meski secara umum bangunan Masjid Menara Kudus kental aroma Hindu, namun secara ornamen masjid sangat kental dengan unsur-unsur Arab dan Islam.

Ornamen berunsur Arab dan Islam salah satunya dapat ditemukan di padasan atau bak air, yang letaknya di samping bangunan masjid.

Padasan itu terbuat dari susunan bata merah tanpa pelester. Di bagian bawah terdapat ornamen pola anyaman simpul (Arabesque) dengan bahan batu putih.

Ornamen tersebut mengisi panil-panil pada bagian dinding padasan dengan jumlah 18 buah.

Pola ornamen simpul ini juga dapat ditemukan di sejumlah tempat, seperti Masjid Agung Demak dan Masjid Mantingan di Jepara.

Mitos Masjid Menara Kudus berkaitan dengan ajian berupa rajah milik Sunan Kudus, yang disebut dengan nama Rajah Kalacakra.

Konon, Rajah Kalacakra ini ditanam Sunan Kudus di bagian pintu gerbang menuju kompleks masjid.

Adapun tujuan dari penanaman Rajah Kalacakra oleh Sunan Kudus itu untuk melemahkan kekuatan orang-orang yang berniat jahat.

Hingga kini, mitos tersebut masih diyakini oleh masyarakat. Bahkan, akibat dari mitos itu sangat jarang pejabat yang berkunjung ke masjid ini.

Pasalnya, ada keyakinan bahwa pejabat yang datang berkunjung, shalat, dan berziarah ke makam Sunan Kudus, mereka akan kehilangan kekuasaan.

Sehingga, para pejabat yang memang akan berkunjung akan meminta pengelola masjid untuk dapat masuk dari pintu lain, tanpa melewati pintu gerbang yang dirajah Kalacakra.

Informasi Ziarah Masjid Menara Kudus

Selain sebagai masjid dan tempat ibadah, Masjid Menara Kudus juga sering dijadikan tempat untuk berziarah ke makam Sunan Kudus.

Selain Sunan Kudus, di pemakaman yang terletak di bagian belakang kompleks masjid juga terdapat makam beberapa orang yang merupakan keluarga sang sunan.

Adapun ziarah makam Sunan Kudus bisa dilakukan setiap hari, mulai pukul 05.00 sampai 22.00 WIB.

Dikarenakan situasi pandemi, para peziarah diharuskan tetap menjaga protokol kesehatan selama di dalam kompleks.

Sumber:

Kompas.com
Kebudayaan.kemdikbud.go.id
Journal.unnes.ac.id
Menara-kudus.com

https://regional.kompas.com/read/2022/01/15/204600678/masjid-menara-kudus-sejarah-keunikan-ornamen-mitos-dan-info-ziarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke