Salin Artikel

Suami Istri Ketahuan 3 Bulan Simpan Jenazah Anak di Rumah untuk Dihidupkan Kembali

SA diperkirakan meninggal sejak tiga bulan lalu.

Kejadian itu terungkap pada Minggu (9/1/2022), saat sejumlah warga melapor ke Kepolisian Sektor Moga, Pemalang.

Setelah mendapat laporan, polisi langsung menuju rumah SA bersama dengan perangkat kecamatan, petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat sekitar.

Saat tiba di rumah SA, mereka mendapati jenazah SA terbujur kaku, ditutup dengan selimut.

Setelah dipastikan sudah meninggal oleh petugas kesehatan, polisi, perangkat kecamatan dan tokoh masyarakat yang datang kemudian membujuk dua orang tersebut agar SA dimakamkan.

Meski sempat menolak, pasangan suami-istri itu akhirnya setuju memakamkan anaknya tersebut.

”Pendekatan persuasif yang kami lakukan cukup lama sampai akhirnya orangtua setuju untuk memakamkan SA. Jenazah SA akhirnya dimakamkan pada Minggu, sekitar pukul 22.00 di sebuah lahan di belakang rumah mereka,” kata Kepala Polsek Moga Ajun Komisaris Dibyo Suryanto saat dihubungi, Rabu (12/1/2022).

Penyebab meninggal

Kepala Puskesmas Moga, Sugiarto menduga, SA meninggal akibat penyakit tuberkulosis (TBC).

SA yang menderita TBC sejak Januari 2021 tersebut sempat diperiksakan kesehatannya di Rumah Sakit (RS) Islam Moga.

”Berdasarkan pemeriksaan rontgen di RS Islam Moga, SA diketahui menderita TBC. Dokter sudah berpesan agar SA berobat dan rutin kontrol kesehatan ke puskesmas terdekat selama enam bulan penuh. Sayangnya, SA baru berobat selama satu bulan lalu berhenti,” ucap Sugiarto.


Perlu otopsi untuk menentukan sejak kapan SA meninggal. Namun, dari kondisi jenazah serta keterangan dari orangtua dan para tetangga, SA diperkirakan meninggal sejak tiga bulan lalu.

Saat ditemukan, kondis jenazah sudah mengkerut dan berbau. Selain itu, dari pemeriksaan sementara, tidak ada pengawet semacam formalin di jenazah SA.

Kendati sudah meninggal berbulan-bulan, warga sekitar mengaku tidak mencium bau menyengat dari jenazah SA.

Menurut Sugiarto, hal itu terjadi karena jarak antara rumah SA dan rumah tetangga-tetangganya berjauhan. Jarak terdekat antara rumah itu dan rumah tetangganya sekitar 70 meter.

Disembunyikan dari tetangga untuk dihidupkan kembali

Tidak hanya disembunyikan dari para tetangganya, kematian SA juga tidak diinformasikan kepada guru dan kepala sekolah.

Guru dan teman-teman SA di SMP Negeri 3 Moga sempat menengok SA yang menurut orangtuanya sakit. Namun, mereka tak diizinkan untuk masuk ke dalam rumah oleh orangtua SA.

”Anak itu sudah tidak terlihat beraktivitas di luar rumah sejak beberapa bulan terakhir. Orangtuanya bilang SA sakit, tapi saat akan ditengok oleh tetangga maupun pihak sekolah, (mereka) tidak boleh masuk (ke dalam rumah),” tutur Camat Moga Umroni.

Menurut Umroni, kedua orangtua SA tergolong jarang bersosialisasi dan tertutup. Berdasarkan informasi yang didapatkan Umroni dari warga, orangtua SA menganut keyakinan khusus.

Alasan orangtua SA tidak memakamkan anaknya karena akan menggelar ritual untuk menghidupkan kembali anaknya.

Trauma

Tiga hari setelah setuju untuk memakamkan anaknya, kedua orangtua SA dipulihkan dari trauma.

Pemulihan trauma itu dilakukan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jateng dan Polres Pemalang.

”Trauma healing ini termasuk salah satu perhatian yang kami berikan kepada keluarga SA untuk membantu penyembuhan trauma akibat kehilangan orang yang mereka cintai. Harapannya, kegiatan ini dapat membantu keluarga SA untuk kembali hidup normal,” kata Kapolres Pemalang Ajun Komisaris Besar Ari Wibowo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Simpan Jenazah Anak, Orangtua di Pemalang Jalani Pemulihan Trauma

https://regional.kompas.com/read/2022/01/13/071745878/suami-istri-ketahuan-3-bulan-simpan-jenazah-anak-di-rumah-untuk-dihidupkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke