Salin Artikel

Kisah Kakak Adik Joni dan Yuna Kehilangan Tabungan 400 Ekor Bebek Hasil Usaha 1,5 Tahun

Sekitar 450 ekor bebek di tiga kandang di belakang rumah mereka biasanya sudah mengeluarkan suara gaduh sejak subuh.

Suara ratusan bebek itu akan semakin keras saat Joni dan Yuna mendekati kandang dengan ember penuh makanan unggas di tangan mereka.

Tepat pukul 5 pagi, keduanya akan menuangkan pakan di salah satu sisi kandang di mana unggas-unggas itu segera berkerumun berebut makan. Pada saat itu, mereka akan leluasa memunguti telur biru yang bergelimpangan di dalam kandang.

Tapi pagi itu, ada yang janggal dari kandang itu. Suara unggas mereka tidak lagi bersahut-sahutan tanpa jeda seperti biasanya.

"Saya lihat kandang pertama yang isinya sekitar 100 ekor tapi hanya ada beberapa puluh ekor. Saya berpikir ada pencuri yang nyolong bebek saya," kata Joni saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (7/1/2022) sore.

Dengan perasaan kacau, Joni memeriksa kandang kedua dan mendapati kandang sudah kosong melompong. Begitu juga kandang ketiga, tidak ada seekor pun bebek di sana.

"Kandang ketiga itu isinya 280 ekor dan baru saja mulai memasuki puncak produktivitas bertelur," tuturnya.

Joni mengaku belum tahu persis berapa jumlah bebek miliknya dan milik adik perempuannya yang raib digondol maling. Namun, total bebek yang hilang berjumlah 350 ekor.

"Saya masih malas menghitung berapa ekor yang disisakan maling itu. Mungkin sekitar 30 ekor. Padahal total bebek kami 450-an ekor," ujarnya.

Jika 400 ekor yang dicuri, paling sedikit Joni dan Yuna menanggung kerugian sebesar Rp 32 juta. Sebab, bebek usia enam bulan yang mulai memasuki masa bertelur dibeli seharga Rp 80.000 per ekor.

Ditambah biaya pakan yang selama ini mereka keluarkan, maka total kerugian yang mereka tanggung mencapai lebih dari Rp 45 juta.

Tabungan 1,5 tahun

Joni dan Yuna, anak dari pasangan petani Wagito dan Sri Mudiarti, sudah mulai memelihara bebek sejak 1,5 tahun lalu.

Awalnya masing-masing dari keduanya hanya memelihara kurang dari 50 ekor bebek usia enam bulan.

Pada usia ini, bebek mulai bertelur hingga memasuki usia delapan bulan. Dalam dua bulan ke depan, unggas itu akan mulai memasuki puncak produktivitas bertelur.


Saat ini, satu butir telur dibeli oleh pengepul seharga Rp 1.000 hingga Rp 1.700 per butir. Pada puncak produktivitasnya, hasil telur dapat mencapai tingkat produktivitas hingga 90 persen.

Hasil penjualan telur selama masa produktif itu melampaui biaya pembelian pakan. Joni dan Yuna selalu menabung selisih uang tersebut.

Ketika bebek mereka memasuki usia 14 bulan dan mulai tidak produktif lagi, mereka menjual bebek itu seharga sekitar Rp 45.000 per ekor.

Hasil penjualan bebek afkir ditambah tabungan dari hasil penjualan telur mereka belikan bebek dalam jumlah yang lebih banyak lagi.

"Dari awalnya 40-an ekor, waktu itu saya dapat menambah jumlah bebek saya menjadi 100 ekor," kata Joni.

Hal yang sama dilakukan Yuna yang sudah mulai memelihara bebek sejak kelas III SMA. Dan jumlah bebek mereka telah mencapai sekitar 450 ekor ketika kawanan pencuri itu menjarah hasil jerih payah kakak adik itu selama 1,5 tahun.

Bagi Joni, ayah dari satu anak berusia satu tahun itu, bebek-bebek itu merupakan harapan masa depan keluarga kecilnya. Tidak banyak pilihan pekerjaan di luar sektor pertanian bagi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran Kabupaten Blitar.

Mimpi Joni, jumlah bebeknya akan terus bertambah hingga mencapai ribuan ekor. Dan mimpinya masuk akal karena untuk kebutuhan sehari-hari dipenuhi dari upah bekerja pada seorang perajin mebel di desanya.

Meski penghasilan dari pekerjaannya tidak menentu, Joni sejauh ini dapat terus memaksakan diri untuk tidak menggunakan uang hasil penjualan telur bebek kecuali untuk memperbesar populasi bebeknya.

Sementara Yuna membayangkan jika jumlah bebek miliknya dapat mencapai sekitar 1.000 ekor maka hasil penjualan telurnya akan cukup untuk biaya kuliah.

"Kehendak hati ingin memulai lagi dari nol, beli bebek beberapa puluh ekor. Tapi sekarang saya masih malas memikirkannya apalagi belum tahu modal awalnya dari mana," kata Joni.

https://regional.kompas.com/read/2022/01/07/213554078/kisah-kakak-adik-joni-dan-yuna-kehilangan-tabungan-400-ekor-bebek-hasil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke