Salin Artikel

Merasa Kebal Covid-19, Ini Kronologi Joki Vaksin di Semarang, Petugas Curiga Wajah Beda dengan KTP

Mereka adalah CL (37) penyewa joki, DS (41) sebagai joki dan IO (47) sebagai perantara. Ketiganya bersekongkol hingga terlibat joki vaksin berawal dari curhatan CL kepada IO.

Untuk menjadi joki vaksin, DS diiming-imingi bayaran Rp 500.000.

Merasa kebal Covid-19, petugas curiga wajah berbeda

Kasus tersebut berawal saat CL daftar jadi penerima vaksin di Puskesmas Manyaran, Semarang Barat pada 3 Januari 2022.

Namun ia merasa kebal Covid-19 dan tak perlu divaksin karena memiliki riwayat penyakit mitral vale prolaps dan colitis.

Ia pun berasumsi tak perlu vaksinasi Covid-19. Tapi ia membutuhkan kartu vaksin untuk keluar kota.

"Selain sudah kena Covid-19, saya juga memiliki riwayat penyakit mitral vale prolaps dan colitis sehingga saya berasumsi tidak perlu divaksin," ucap CL di depan polisi saat konferensi pers di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (5/1/2022).

Permasalahan tersebut ia ceritakan kepada tetangganya sesama warga Griya Beringin Asri berinisia IO

Gayung bersambut, IO menngenakan CL ke seorang perempuan berinisial DS, warga Semarang Utara.

"Saya sudah daftar di aplikasi Victori dapat jadwal di Puskesmas Manyaran lalu menyuruh DS berbekal KTP saya," katanya.

Ia mengatakan, tidak mengenal DS secara dekat hanya dikenalkan kepadanya oleh IO.

"Saya mengetahuinya hanya sebatas seorang ibu rumah tangga yang butuh uang sehingga dia mau," kata dia.

DS pun datang ke Puskesmas Manyaran berbekal KTP milik CL.

Suasana berjalan normal hingga akhirnya petugas mendapatkan kejanggalan saat proses screening.

Petugas mendapati KTP yang dibawa tidak sesuai dengan kondisi fisik dari DS. Petugas yang curiga dengan hal itu, lantas melaporkan kejadian itu ke Polsek Semarang Barat.

Sementara itu, DS mengaku, memang butuh uang sehingga mau menjadi joki vaksin.

Ia sendiri sudah mendapatkan vaksin sebanyak dua dosis pada kurun Oktober sampai November.

"Ya butuh uang sehingga saya mau. Saat jadi Joki saya belum dibayar," paparnya.

Irwan mengatakan, dari proses screening identitas diketahui bahwa DS memang hanya disuruh untuk menjadi joki vaksin dengan iming-iming imbalan.

Namun, peristiwa itu berhasil digagalkan pihak puskesmas dan kepolisian.

"Memang ada upah yang diterima oleh DS atas kejadian ini yakni uang Rp 500.000. Namun, karena ditemukan perbedaan itu vaksin (joki) tidak terjadi," ungkap Irwan.

Menurutnya CL akhirnya bersedia divaksin pada 4 Januari 2022 di Puskesmas Manyaran.

"Jadi vaksin ibu ini sudah terlaksana. Karena pada 3 Januari yang datang hanya joki, karena ketahuan, 4 Januari ibu ini hadir ke puskesmas untuk divaksin," ujarnya.

Ketiganya, yakni CL, DS, dan IO, sudah diamankan kepolisian untuk diperiksa dan dimediasi dengan pihak puskesmas.

Mereka pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Saya pribadi meminta maaf atas kelalaian yang saya lakukan. Hari ini peringatan buat saya dan teman-teman di sini untuk selanjutnya tidak melakukan kebodohan," ungkap CL.

SUMBER: KOMPAS.com (Penuis: Riska Farasonalia | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2022/01/06/064600078/merasa-kebal-covid-19-ini-kronologi-joki-vaksin-di-semarang-petugas-curiga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke