Salin Artikel

Kisah Taqwatul Iman, Berjumpa dengan Ayah Kandung Setelah Terbaring di RSUD Nunukan dalam Kondisi Tangan Diamputasi

Kondisi Iman yang terbaring lemah di ranjang pasien ruang Cempaka RSUD Nunukan Kalimantan Utara, sudah menciptakan keprihatinan bagi yang melihatnya.

Tangan kirinya diamputasi sebatas lengan, sedikit di bawah siku. Pinggulnya bergeser, dan kakinya dipasangi gips.

Tidak ada sanak saudara atau pihak keluarga yang mendampingi. Ia benar-benar sendirian, sebelum ada seorang ibu yang tidak tega dan membantu mengekspose keberadaan sekaligus kondisinya di media sosial.

"Saya masuk rumah sakit karena kecelakaan sewaktu menuju lokasi kerja di Bebatu Pulau Sebatik. Sekitar seminggu lalu, saya memakai sweater hanya lengan sebelah. Sebelahnya terjuntai dan akhirnya terbelit velg motor, akibatnya badan saya terpelanting dan tangan saya masuk jari jari ban motor dan hancur," tutur Iman, Senin (3/1/2022).

Iman baru 3 bulan ada di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebuah pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Di balik keberadaannya di Pulau Sebatik, ia menyimpan kisah duka yang begitu dalam.

Sejak dalam kandungan, kedua orangtuanya bercerai dan akhirnya ayahnya pergi merantau.

Iman lahir tanpa keberadaan ayah, yang membuatnya sering menerima perundungan dari teman temannya hingga saat ini.

"Saya hanya lulus SD di Toli Toli. Selama ini saya hidup dengan ayah tiri sehingga saya memutuskan membiayai hidup saya sendiri. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya dan bertekad pergi mencari ayah kandung," kata dia.

Terakhir, Iman bekerja sebagai perakit tenda dan dekorasi untuk pengantin. Namun sejak pandemi, pekerjaannya hilang karena aturan prokes yang tidak menolerir adanya pesta atau kegiatan yang menimbulkan kerumunan.

Padahal, pada akhir 2019, Iman telah menikahi perempuan yang ia sayang dan kini telah memiliki buah hati berusia 7 bulan.

Tanggung jawab itu, membuatnya memutar otak untuk mencari pekerjaan. Kebetulan, ada temannya mengatakan di Kabupaten Nunukan sejumlah pembudi daya rumput laut sedang membutuhkan banyak tenaga.

"Saya izin meninggalkan istri dan anak bayiku, saya berangkat ke Sebatik dibiayai bos tempat saya akan bekerja. Tapi baru tiga bulan saya berada di Sebatik, saya kecelakaan dan membuat saya terbaring di rumah sakit sejak tujuh hari ini," lanjutnya.

Temukan ayah setelah 15 tahun

Meski kondisi tubuhnya tak lagi lengkap akibat kecelakaan yang menimpanya, Iman masih terus tersenyum.

Matanya sama sekali tidak menunjukkan raut kesedihan karena ia menganggap musibah yang ia alami memberinya hikmah yang harus ia syukuri.

Setelah kondisinya diunggah ibu bernama Suriana Bahtiar di media social, simpati dan kepedulian mengalir deras.

Ia bahkan bisa bertemu dengan ayah kandung yang selama ini ia cari dan rindukan.

"Ada saya dikasih handphone untuk video call. Saya datang ke Nunukan hanya bawa hp biasa bukan android, tapi sudah rusak saat kecelakaan kemarin,’’katanya.

Terakhir kali ia bertemu dengan ayahnya, saat dirinya berusia 4 tahun. Momen itu sangat membekas karena ia bisa merasakan pelukan hangat seorang ayah.

Wajah ayahnya terus membekas di ingatan, sehingga saat keluarganya menemukannya berkat postingan di Medsos, sekilas ia melihat wajah yang selama ini paling ingin ia temui.

"Saya tanya om saya waktu video call, bukan bapakkukah itu om yang ada di sampingmu? Wajahnya macam kukenal dan mirip dengan mukaku. Ternyata betul itu ayahku. Saya tanya Ayah ada dimana saat ini? Saya ingin sekali jumpa," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Momen tersebut membuat sejumlah komunitas ibu-ibu peduli kondisi Taqwatul Iman yang dimotori Suriana Bahtiar terharu.

Mereka sesenggukan karena membayangkan betapa pilunya Taqwatul Iman yang sering mendapat perundungan akibat keberadaan ayahnya yang entah dimana selama ini.

Ingin pulang dan memiliki keluarga utuh

Iman mengaku sudah menghubungi istrinya yang sangat khawatir karena tidak bisa menemaninya saat kritis tersebut.

Keinginan terbesarnya setelah menemukan ayah kandungnya adalah bisa berkumpul sama sama di kampung halaman di Toli Toli.

"Saya ingin tunjukkan saya punya ayah. Selama ini banyak yang mengatai ‘’dasar anak tak punya ayah’’. Jujur itu membuat saya sedih dan membuat saya terus mencari keberadaan ayah kandung," tuturnya haru.

Iman tidak tahu apa yang akan ia sampaikan saat ayahnya menjemputnya nanti.

Sejak video call kemarin, ayahnya dan beberapa keluarganya yang kebetulan merantau di Kota Tarakan akan segera ke Nunukan untuk menjemput Iman.

"Biarlah nanti saya jumpa dulu, banyak hal yang akan saya katakan. Kalau ditanya apa, saya gak bisa bicara karena lama tidak jumpa kan," ucapnya.

Selalu ada hikmah di balik peristiwa

Suriana Bahtiar mengaku tidak menyangka, pemuda yang ia bantu memiliki kisah mengharukan dan mampu menguras air mata.

Semua bermula saat ia menjenguk keluarganya yang sakit dan melihat ada pemuda sendirian di bangsal RSUD Nunukan, tanpa ada yang menemaninya.

Pandangan pemuda tersebut kosong dan seakan memiliki masalah yang sangat penting.

"Saya kasihan, terus tanya namanya siapa, dari mana dan kenapa tidak ada orangtuanya. Saya posting di medsos hanya ingin agar orangtuanya tahu. Alhamdulillah jadi viral dan akhirnya tidak sengaja mewujudkan mimpi dia berjumpa ayahnya," kata dia.

Sejak diunggah sekitar Minggu 2 Januari 2021, banyak donator yang memberikan sumbangan untuk biaya berobat Iman.

Tak hanya donasi, dukungan moral terus saja mengalir. Banyak doa yang terucap, dan berharap Iman tidak lagi malu atau minder saat orang lain menanyakan keberadaan ayahnya.

Sebelumnya, keprihatinan juga ditunjukkan para perawat RSUD Nunukan yang rela urunan untuk membuatkannya BPJS dan membayarkannya demi kelancaran berobat bagi Iman.

"Jadi ada hikmah di balik peristiwa ini. Kita semua sebagai seorang ibu sangat sedih membayangkan kalau anak kita pada posisi seperti Iman," kata Suriana.

Sampai hari ini, ada sekitar Rp 18 juta donasi untuk Iman. Semua bantuan yang masuk, diposting di medsos secara transparan sebagai pertanggung jawaban.

Nantinya, Iman akan dibuatkan rekening agar bantuan langsung masuk rekening pribadinya.

"Kami membantu sebatas yang kami bisa. Semoga bisa berkah, kami haturkan banyak terima kasih pada semua yang peduli dan mau menyisihkan rejekinya untuk Iman," kata Suriana.

https://regional.kompas.com/read/2022/01/03/161605978/kisah-taqwatul-iman-berjumpa-dengan-ayah-kandung-setelah-terbaring-di-rsud

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke