Salin Artikel

Meringis Kesakitan, Pemuda Ini Bercerita Telah Disekap dan Dipukuli Polisi: Saya Diinjak-injak

Sambil meringis kesakitan, ia bercerita penganiyaan yang ia alami sembari menjukkan luka lebam di tubuhnya.

"Bagian dalam perut masih terasa ngilu kalau dipakai gerak, saya dipukuli dari malam sampai jam enam pagi," ujar R, saat ditemui di rumahnya, Selasa (29/12/2021).

Ia menarik napas saat memulai bicara dan dari mimik mukanya, R terlihat kesakitan.

Dipukuli karena salah panggil orang

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (25/12/2021) sekitar pukul 01.00 Wita. Lokasi penganiayaan berada di Jalan Tien Soeharto Nunukan Timur tepatnya di depan toko tempatnya bekerja.

Saat itu ia melambaikan tangan sembari berteriak memanggil dua pria yang mengendarai motor. R mengira mereka adalah temannya.

Tak disangka, dua pengendara tersebut mendatangi R dan mengira lambaian tangan itu adalah tantangan.

Dua pengendara yang dibelakangan diketahui sebagai anggota polisi terlibat cekcok dengan R.

Menurut R, pengedara motor menyuruh rekannya yang dibonceng untuk melawan R. Karena emosi, R pun memukul pelipis pria tersebut.

"Saya didatangi oleh dua orang yang kukira temanku, awalnya yang bawa motor suruh saya duel dengan yang diboncengnya. Tapi karena perawakannya kecil, dia suruh saya lawan dia saja. Saya emosi, langsung saja saya hantam pelipisnya," kata dia.

Namun pria yang dipukul itu tak melawan. ia hanya mengancam R dan menyuruhnya menunggu di lokasi tersebut.

Tak lama kemudian, pria tersebut kembali dan membawa lima rekannya untuk mengeroyok R.

"Dia bilang, saya salah orang kalau main pukul dan langsung pergi. Begitu kembali, dia bawa sekitar lima orang dan mengeroyok saya," lanjutnya.

Ia pun pasrah saat tahu orang yang ia pukul adalah anggota polisi.

R kemudian dibawa menggunakan motor ke sebuat kamar kos di wilayah Pasar Baru Nunukan.

Di sana sudah ada beberapa teman para pelaku. Selain itu ada orang lain yang datang yang disebut R mereka berasal dari asrama polisi.

R tahu mereka dari asrama polisi karena salah satu dari mereka ada yang ia kenal yakni S.

Menurutnya, S sempat menengahi dan melerai. Namun hal tersebut membuat para pelaku tak terima dan terjadi cekcok di antara mereka.

R kemudian menjadi bulan-bulanan dan dipukuli sekitar 10 orang. Walaupun sudah berteriak dan darah keluar dari mulut, para pelaku tak berhenti menganiaya pemuda 21 tahun itu.

Para pelaku juga mencukur rambut R dengan pisau sambil memaki dan sumpah serapah  pada R.  Ia pun terus dianiaya hingga pukul 06.00 Wita.

"Pintu dikunci, dan saya jadi bulan bulanan lebih dari sepuluh orang. Pukulan, tendangan saya terima. Saya hanya bisa melindungi muka dengan kedua tangan sampai bengkak bengkak membiru. Tidak ada artinya saya teriak minta ampun meski darah sudah keluar dari mulut dan hidung saat itu," lanjut R.

R bercerita ia sempat melarikan diri saat pintu kamar dibuka. Namun ia kembali dihajar dan warga sekitar yang melihat tak melakukan apa-apa.

Menurut R, warga tak mau ikut campur karena para pelaku adalah apara polisi.

"Jam enam pagi pintu sempat terbuka, saya lari keluar masih dikejar. Begitu kedapatan, saya kembali dihajar, saya diinjak injak, ada warga setempat yang melihat tapi tidak mau ikut campur karena mereka bilang bahwa mereka aparat polisi," imbuhnya.

Oleh keluarga, R dibawa ke rumah sakit untuk diobati dan juga divisum. Ia juga bercerita tak ada permintaan maaf dari para pelaku.

"Keluarga membawa saya visum, dan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Nunukan. Saya juga heran kenapa sampai disekap dan dihajar ramai-ramai di kostan. Kalau pun bersalah, seharusnya diselesaikan di kantor polisi, apalagi lokasinya tidak jauh dari KSKP (Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan). Sampai hari ini juga tidak ada permintaan maaf dari mereka, padahal kasusnya sudah diketahui pihak Polres Nunukan," sesal R.

Sementara itu Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadianto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan kasus tersebut sudah ditangani oleh Propam.

Saat ini baru dua anggota Polres Nunukan yang diperiksa.

"Untuk internalnya, sekarang dalam proses bagian Propam. Mereka masih melakukan interogasi, dan saya belum menerima laporan secara keseluruhan," jawabnya.

Ricky mengatakan anggota polisi yang terlibat adalah polisi baru dan ia sudah mengambil tindakan bahwa semua tidak boleh keluar asrama.

"Pelakunya polisi baru, adapun masalah kebijakan untuk penindakan, sudah saya ambil. Polisi baru yang masih bujang, semua tidak boleh keluar asrama. Ini juga sebagai langkah agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Mereka tidak boleh meninggalkan asrama," jelasnya.

Ricky juga tidak membantah adanya insiden penodongan dan pemukulan dengan menggunakan senjata api.

"Informasi itu ada juga, namun kemungkinan bukan dari kami (yang melakukan). Yang jelas, kami belum tahu persis (detil kejadiannya). Kita masih focus penyelidikan dibawa ke kostannya. Untuk konsekuensi, kita akan melihat hasil penyidikan Propam dan laporan dari masyarakatnya seperti apa. Masih kita dalami," tegasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Dzulviqor | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2021/12/29/165300678/meringis-kesakitan-pemuda-ini-bercerita-telah-disekap-dan-dipukuli-polisi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke