Salin Artikel

Laporan Capaian Vaksinasi Covid-19 di Perbatasan RI–Malaysia Masih Rendah, Ini Sebabnya

Data data hasil vaksinasi dari Faskes di wilayah terisolir masih belum terinput di laporan yang akan dikirim ke website Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

‘’Kita berada di perbatasan negara dengan kondisi sinyal yang sangat terbatas. Sampai hari ini kita belum menerima seluruh laporan Covid-19. Tapi kami optimis capaian kami sudah lebih 70 persen,’’ujar bagian Surveilan dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan, Nurmia, Selasa (21/12/2021).

Nurmia menegaskan, laporan yang belum semua terdigitalisasi diantisipasi dengan pencatatan manual.

Catatan terakhir yang dibukukan oleh Dinkes Nunukan, capaian vaksinasi sudah sekitar 70,19 persen, atau sudah disuntikkan bagi sekitar 102.477 orang dari total 146.007 sasaran.

Jumlah sasaran tersebut merupakan data yang telah diverifikasi setelah sebelumnya, Dinkes Nunukan mencatat target vaksin sebanyak 182.886 jiwa.

‘’Jadi, catatan rendah Kabupaten Nunukan terhadap capaian vaksin, terjadi akibat lamanya penginputan data karena harus menunggu dulu laporan masuk dari wilayah pedalaman. Bukan masalah kinerja vaksinator,’’tegasnya.

Nurmia mengatakan, Kabupaten Nunukan tak perlu khawatir dengan peringatan Mendagri Tito Karnavian bahwa Pemerintah Pusat akan memberikan sanksi tegas, berupa disinsentif terhadap daerah dengan capaian vaksin rendah.

‘’Kita berdoa sama sama agar capaian kita memenuhi target nasional. Kita sangat yakin capaian kami sesuai target, sampai saat ini kami masih menunggu data laporan dari pelosok masuk untuk segera diinput sebelum dikirim ke pusat,’’imbuhnya.

Masih banyak penolakan vaksin di pelosok Nunukan

Nurmia berterus terang bahwa sampai hari ini, penolakan terhadap vaksin masih terjadi, khususnya di wilayah pedalaman nan terisolir.

Namun demikian, ia tidak tahu apa yang mendasari penolakan dari warga pedalaman. Entah karena ada aturan tertentu di internal suku mereka, ataukah mereka termakan banyaknya berita hoaks terkait vaksin.

‘’Kami sering mendapat penolakan dari warga pedalaman, mereka katakan ‘kalau mau suntik kami, bagus kalian pulang, kami tidak mau’. Tapi kami terus lakukan edukasi termasuk menepis berita hoaks untuk memberikan pemahaman yang benar terhadap urgensi vaksin,’’kata Mia.

Penolakan ini diakui menjadi Pekerjaan Rumah bagi para Nakes khususnya di tapal batas negeri.

Terlebih, di wilayah Kecamatan Lumbis Pensiangan, alur masuk WNA dari jalur Malaysia cukup intens karena adanya destinasi wisata arung jeram dan jetsky di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini.

Tentu saja, kondisi ini harus disikapi serius karena dikhawatirkan varian baru virus covid-19 masuk melalui jalur tersebut. Meskipun saat ini, destinasi tersebut ditutup sementara sebagai langkah antisipasi.

‘’Kami dan para Nakes terus bekerja keras, para relawan terus melakukan vaksinasi intens. Kami menjangkau wilayah dengan geografis sulit. Kami masih memiliki stok sekitar 15.000 dosis untuk mencapai herd immunity di Kabupaten ini,’’kata Mia.

Di sisi lain, Satgas Covid-19 Nunukan mencatatkan, kasus konfirmasi sebanyak 6.240 kasus. Pasien sembuh sebanyak 6.096. Kematian akibat covid-19 sebanyak 137 kasus.

Per 21 Desember 2021, Kabupaten Nunukan memiliki 4 kasus aktif yang berasal dari eks PMI Malaysia yang dideportasi pada 10 Desember 2021 lalu.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/21/170044678/laporan-capaian-vaksinasi-covid-19-di-perbatasan-rimalaysia-masih-rendah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke