Salin Artikel

Kronologi Kecelakaan Sejoli di Bandung hingga Ditemukan Tewas di Sungai Serayu, Keluarga Sempat Kehilangan Jejak

Dua korban tersebut adalah Handi Saputra (17), remaja asal Garut dan Salsabila (14) asal Kabupaten Bandung.

Sempat dikabarkan dua korban tersebut dibawa ke rumah sakit oleh pelaku yang menabrak.

Namun keluarga kehilangan jejak. Hingga tiga hari kemudian, tepatnya Sabtu (11/12/2021), mayat Handi dan Salsabila ditemukan di aliran Sungai Serayu.

Handi ditemukan di Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawolo, Banyumas. Sementara Salsabila ditemukan tewas di Desa Bundton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

Keluarga kehilangan jejak

Deden Sutisna (41), paman Salsabila bercerita di hari kejadian, tepatnya Rabu sore sekitar pukul 15.49 WIB keponakannya dijemput teman prianya.

Selang beberapa menit, Deden mendapatkan kabar dari warga jika Salsabila terlibat kecelakaan.

Ia dan warga yang dekat rumah korban langsung berlari ke jalan raya.

"Saya langsung lari ke depan, jarak dari sini ke depan Jalan Raya tak akan 10 menit atuh," kata Deden.

Namun, kata Deden, korban sudah dibawa oleh mobil yang menabraknya itu dan katanya akan dibawa ke rumah sakit.

"Maka saya langsung balik lagi ke rumah, membawa sepeda motor," ucap dia.

Deden mengaku, ia menggunakan motor langsung menuju puskesmas, yang merupakan pelayanan kesehatan terdekat di daerah tersebut.

"Pikiran saya langsung ke puskesmas, pas dicari korban tak ada, mungkin di RS lain yang dekat, langsung ke sana ternyata tak ada juga," kata Deden.

Ia mengaku balik lagi ke lokasi kejadian untuk mencari informasi dari warga yang membantu keponakannya saat terjadi kecelakaan.

"Tapi setelah beberapa rumah sakit didatangi, masih juga korban tak ditemukan," tuturnya.

Padahal, kata Deden, saat dia tiba di jalan raya, mungkin mobil yang membawa korban baru berjalan sekitar 500 meter.

"Saya pakai motor, tapi tak terkejar karena saya fokus langsung ke puskesmas dan rumah sakit," kata Deden.

Di kediaman korban Salsabila di Kampung Tegallame, Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, orangtua korban Jajang (47) dan Suryati (42) terlihat terpukul.

Suryati mengaku, sebelum kejadian kecelakaan, anaknya sedang tidur bersamanya, namun ada temannya datang ke rumah menjemputnya untuk main.

"Ia pergi gak pamitan, biasanya pamitan dulu karena mungkin saya sedang tidur," kata Suryati, yang terlihat berkaca- kaca, Selasa (14/12/2021).

Tiba-tiba, kata Suryati, ada kabar anaknya dengan temannya Handi, kecelakaan di depan.

"Saya kaget lemas, mendengar itu, saya menunggu di rumah," kata Suryati.

Dia dan anggota keluarganya yang lain mengecek ke lokasi kecelakaan. Dia mendapati informasi bahwa anaknya dibawa ke rumah sakit. Namun hingga kini, dia tidak bisa menemukan anaknya.

"Tahu anak saya tak ditemukan, tentu lebih kaget dan lemas," kata Suryati.

Suryati berharap, anaknya bisa cepat ditemukan atau ada yang mengantarkan anaknya ke rumahnya.

"Mudah-mudahan salamet dan sehat, upami tos teu aya anging gusti Allah nu ngatur (kalau sudah meninggal, hanya Alloh yang mengaturnya)," kata dia.

"Semoga ada yang menemukan anak saya, mau dalam konsisi seperti apapun, semoga ada yang mengantarkannya," katanya.

Jajang mengaku kaget saat pertama mengetahui kejadian yang menimpa anaknya, badannya lemas, hingga tak mampu ikut mencari.

"Saya mah gak kuat, diam saja di sini Deden dan yang lainnya terus mencari," kata, yang matanya terlihat berkaca-kaca.

Jajang mengungkapkan, sejak kejadian 8 Desember, adiknya Deden, keluarga, serta warga setempat juga ikut mencari namun belum ditemukan.

"Semoga cepat ditemukan," ucapnya, sambil memegang foto korban.

"Saya sudah mencari ke setiap rumah sakit yang ada di Jawa Barat, ke Ciamis, Tasik, Garut, Cicalengka semua sudah dicari tapi tidak ada, enam hari pencarian tidak ada," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Senin (13/12/2021).

Entes mengatakan dari keterangan warga di lokasi kejadian, anaknya itu dibawa langsung pengemudi yang diduga menabrak kedua korban.

Namun tidak diketahui anaknya tersebut dilarikan kemana.

Video terkaparnya dua anak tersebut juga di media sosial. Terlihat kedua korban tengah terkapar tidak bergerak di depan mobil yang diduga menabrak keduanya.

"Ada saksi di lokasi yang bilang ke saya bahwa anak saya dimasukan ke dalam mobil tersebut, katanya mau dibawa ke rumah sakit, ke arah Limbangan," ujarnya.

Pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Saat itu keduanya ditemukan tanpa identitas. Diduga sang penabrak berpura-pura membawa Handi dan Salsabila ke rumah sakit.

Pada kenyataannya, terungkap alibi penabrak berpura-pura membawa jasad korban Handi dan Salsabila ke rumah sakit.

Penabrak membawa jasad pasangan tersebut dari Bandung.

Alih-alih bertanggung jawab membawa korban ke rumah sakit, ternyata penabrak membawa jasad pasangan Handi dan Salsabila ke Banyumas dan membuangnya di tempat yang berbeda.

Setelah hilang selama seminggu, jasad Handi dan Salsabila setelah ditemukan langsung diselidiki kepolisian.

Kepolisian juga melakukan autopsi pada kedua jenazah pada Senin (13/12/2021).

Kemudian, kedua jasad pasangan kecelakaan di Bandung itu akhirnya dimakamkan pemakaman Desa Banjarparakan Rawalo, Banyumas.

Dari hasil pemeriksaan rekaman CCTV, polisi menduga Handi dan Salsabil dibawa oleh pengemudi kendaraan minibus yang menabrak keduanya.

Terduga pelaku penabrakan menggunakan pelat nomor B asal Jakarta.

"Orangnya kabur, kami minta doa mudah-mudahan segera terungkap," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bandung Kompol Rislam Harfia, Jumat (17/12/2021).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia | Editor : Priska Sari Pratiwi), TribunJabar.id

https://regional.kompas.com/read/2021/12/18/172500278/kronologi-kecelakaan-sejoli-di-bandung-hingga-ditemukan-tewas-di-sungai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke