Salin Artikel

Menteri PPPA: Jangan Buka Identitas Santriwati Korban Pemerkosaan

Menurut Ayu, setelah kasus pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan ini mencuat dan viral di media sosial, korban yang sudah pulih ada yang kembali mengalami trauma.

"Saya kemarin sudah bertemu juga dengan korban yang ada di Bandung. Kita sudah diskusi mendalam bersama korban. Saya juga mohon kepada teman-teman media dan masyarakat, ada kode etik yang harus disikapi untuk tidak membuka identitas anak-anak (korban)," ucap Ayu di Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Selasa (14/12/2021).

Menurut Ayu, beberapa korban di daerah sudah kembali pulih.

Bahkan, sudah ada yang kembali bersekolah.

Namun, mencuatnya kasus pemerkosaan malah membuat korban kembali terluka secara psikis.

Hal senada disampaikan Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya.

Atalia khawatir, ekspose yang berlebihan dapat membuat korban kembali merasakan trauma.

"Jadi, semua sudah berjalan dengan sangat baik dan juga saya sampaikan anak-anak sudah menerima keadaan. Tapi ekspose yang sangat luar biasa membuat mereka drop kembali. Bahkan kami khawatir, sehingga ada mereka yang mencoba mengakses ke korban secara langsung," ucap Atalia.

Atalia juga khawatir ekspose secara berlebihan dapat membuat para korban takut untuk melapor.

"Mari kita berikan rasa aman untuk para korban," kata Atalia.

Seperti diketahui, Herry memperkosa 13 santriwati.

Peristiwa itu berlangsung sejak 2016 sampai 2021.

Pelaku adalah guru bidang keagamaan sekaligus pimpinan yayasan.

Para korban diketahui ada yang telah melahirkan dan ada yang sedang mengandung.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/14/160234678/menteri-pppa-jangan-buka-identitas-santriwati-korban-pemerkosaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke