Salin Artikel

Heboh Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Pengurus BEM Unsoed

Kabar tersebut kali pertama mencuat dari sebuah tweet di akun Twitter @Unsoedfess1963, Rabu (8/11/2021).

"Jends Bem Unsoed ke mana ya? Padahal aku denger ada anak bem u kena sp3 karena pelecehan seksual? kira2 ini didampingi gak sama menteri advokasinya ke ULPK Unsoed (Unit Layanan dan Pengaduan Kekerasan)" tulis akun tersebut.

Hingga Jumat (10/12/2021) pukul 08.56 WIB tweet tersebut telah di-retweet sebanyak 140 kali, dikutip 153 kali, dan disukai sebanyak 621 kali.

Atas ramaianya perbincangan itu, BEM Unsoed melalui akun Twitternya @BEM-Unsoed menyampaikan klarifikasi, Kamis (9/12/2021).

"Merespon kasus pecehan seksual yang terjadi di BEM Unsoed dan mengundang polemik setelah disebarluaskan melalui akun Twitter @Unsoedfess1963. Maka, berikut rilis resmi BEM Unsoed." demikian bunyi tweet @BEM_Unsoed.

Mengutip tweet tersebut, pers rilis berisi 8 poin, yaitu:

1. Kami membenarkan telah terjadi pelecehan seksual oleh salah satu pengurus BEM Unsoed kepada pengurus BEM Unsoed lainnya.

2. Menyikapi hal tersebut BEM Unsoed telah mengambil tindakan tegas yang sesuai dengan prosedur organisasi maupun penanganan kasus pelecehan seksual. BEM Unsoed telah melindungi korban dan memberhentikan pelaku secara tidak hormat(SP3) sebagai pengurus BEM Unsoed.

3. BEM Unsoed telah menawarkan kepada korban untuk membawa kasus ini kepada lembaga yang lebih profesional, seperti Unit Layanan Pengaduan dan Kekerasan (ULPK) Unsoed melalui Kementerian Adkesma BEM Unsoed maupun konseling dengan psikolog. Namun, korban sama sekali tidak menginginkan kasus ini dibawa ke pihak manapun atau semakin menyebar luas, sehingga BEM Unsoed tetap menghargai dan mengutamakan perspektif korban.

4. Keputusan awal BEM Unsoed untuk tidak membuat rilis ataupun publikasi lainnya semata karena prinsip utama BEM Unsoed adalah melindungi korban, bukan untuk menutupi kasus apalagi melindungi pelaku. Korban hanya meminta pelaku dikeluarkan dari BEM Unsoed serta tidak menghubunginya lagi.


5. Namun, karena kasusnya menjadi perbincangan publik melalui akun Twitter @Unsoedfess1963, kondisi psikologis dan hak privasi korban kembali terganggu. Sampai akhirnya rilis resmi ini dikeluarkan dengan tujuan agar semua pihak tidak terus mengungkit kasus ini sebagai bentuk dukungan kita kepada korban.

6. Maka dengan ini, BEM Unsoed memohon pengertiannya kepada seluruh pihak agar tidak terus membesar-besarkan kasus ini. Jangan ada kepentingan lain dari kasus ini selain kepentingan korban.

7. Rilis ini kami buat setelah berkoordinasi dengan ULPK Unsoed. Termasuk diberikannya rekomendasi agar BEM Unsoed tidak mencantumkan secara jelas identitas pelaku dalam rilis ini, dikarenakan terdapat asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) dan demi melindungi privasi korban. Pihak ULPK Unsoed mengafirmasi bahwa langkah yang diambil BEM Unsoed sejak awal sudah tepat karena mengedepankan perspektif korban.

8. BEM Unsoed akan terus mengecam segala bentuk kekerasan dan pelecehan seksual khususnya yang terjadi di lingkungan kampus atau organisasi BEM Unsoed itu sendiri.

Dalam rilis tersebut BEM Unsoed menyatakan, akan tetap berpihak dan mengutamakan perspektif korban. Mari ciptakan ruang aman, bebas dari kekerasan dan pelecehan seksual.

Ketika dikonfirmasi Presiden BEM Unsoed Fakhrul Firdausi membenarkan bahwa itu merupakan rilis resmi dari BEM Unsoed.

"Betul," kata Fakhrul melalui pesan singkat, Jumat (10/12/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/12/10/094506478/heboh-kasus-dugaan-pelecehan-seksual-pengurus-bem-unsoed

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke