Salin Artikel

Kisah Sukses Koperasi di Karawang, Olah Rumput Laut Jadi Produk Kering Agar-agar sampai Mi, Per Tahun Raup Untung Rp 6 Miliar

Usup Supriatna, Ketua Koperasi Mina Agar Makmur menyebut produk olahan rumput laut tetap stabil. Bahkan mi kristal agar - agar rumput laut semakin menjadi idola.

“Alhamdulillah, pandemi Covid-19 tidak berpengaruh bagi kami. Produksi rumut laut kering dan produk olahan rumput laut tetap stabil, hanya awal Covid-19 dan masa PSBB saja turun sedikit karena pembatasan pekerja,” ujar Usup dalam keterangannya yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).

Usup menyebut permintaan rumput laut kering dan agar-agar rumput laut yang dihasilkan oleh Koperasi Mina Agar Makmur cukup tinggi. Konsumen, kata dia, tertarik dengan mutu produk olahan koperasi binaan Subholding Upstream Regional Jawa Bagian Barat Field Tambun itu.

“Ada permintaan olahan rumput laut 1 ton per bulan ke India, kami tolak. Kami tak sanggup memasok sebanyak itu. Kami juga baru mencoba memasok ke Jepang melalui pihak ketiga, itu pun baru 15 kilogram,” ujar Usup.

Per tahun jual 1.200 ton ke perusahaan di Jakarta

Koperasi tersebut menjual rumput laut kering kepada salah satu perusahaan pengolahan rumput laut di Jakarta. Setiap bulan dikirim sekitar 100 ton.

“Kalau dirata-ratakan setiap tahun kami menjual 1.000-1.200 ton. Kalau kami produksi lebih dari 1.200 ton pun, perusahaan tersebut siap menampung,” ujarnya.

Harga jual rumput laut dari Koperasi Mina Agar Makmur Rp 5.000 per kilogram. Dengan asumsi produksi 1.200 ton per tahun, koperasi mendapat keuntungan sekitar Rp 6 miliar.

“Itu belum termasuk omzet dari pengolahan agar-agar rumput laut,” ujar Usup.


Olahan rumput laut, dari agar-agar sampai mi

Fasilitas pengolahan agar-agar rumput laut olahan Kelompok Anugerah Pertiwi cukup lengkap. Selain memiliki beberapa unit freezer, juga tempat pengeringan rumput laut, dan pengolahan racikan bumbu untuk penyedap rasa mi kristal dalam mangkuk kertas atau paper bowl.

“Mi kristal agar-agar rumput laut ini banyak disukai, bahkan salah satu konsultan kesehatan di daerah Jakarta memesan mi kristal ini untuk diet kesehatan,” ujar Usup.

Pelanggan setia mi kristal itu yakni perusahaan konsultan Kesehatan di Jakarta Selatan. Awalnya konsultan tersebut membeli 100 buah, kemudian berkembang menjadi 5.000 buah. Kini sudah menembus 11.000 buah. Diketahui, total kapasitas produksi mi kristal Kelompok Anugerah mencapai 15.000 buah. “Produk mi kristal ini cukup berhasil dan paling digemari. Dietnya itu enak,” ujar Usup.

Usup memastikan mi kristal olahan Kelompok Anugerah Pertiwi berasal dari agar-agar rumput laut berkualitas terbaik. Produk ini dinilai sangat tinggi serat pangan dan rendah kandungan karbohidrat, sehingga menyehatkan pencernaan.

“Mi kristal ini cocok untuk makanan alternatif penderita gula darah tinggi/diabetes, diet rendah karbohidrat,” kata dia.

Ide pengembangan mi kristal agar-agar rumput laut itu berawal dari kebiasan Usup makan mi. Terbersit dalam pikirannya untuk mengembangkan mi kristal. Belakangan, Usup mencoba merealisasikan ide itu. Apalagi sebelumnya Kelompok Anugerah Pertiwi itu sudah memproduksi agar strip.

“Saya coba pakai bumbu mi instan, kok enak juga," ujar Usup.

Mi kristal agar-agar rumput laut olahan Kelompok Anugerah Pertiwi dijual Rp 10.000 untuk ukuran mangkuk 7 gram. Sedangkan dalam wadah plastik ukuran 30 gram dilepas pada harga Rp 30.000.


Agar strip, diminati China dan Jepang

Sebelum memproduksi mi kristal, Kelompok Anugerah Pertiwi lebih diterima pasar terlebih dahulu memasarkan Agar Strip.

Agar Strip adalah makanan olahan rumput laut jenis Glacilaria sp yang mengandung serat tinggi dan cocok dijadikan menu diet. Makanan jenis ini banyak digemari di China dan Jepang.

Inovasi produk hilir rumput laut Kelompok Anugerah Pertiwi sejatinya bermula lewat Agar Strip yang diinovasikan pada 2018 berkat bantuan dari Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), sekarang Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BP3KP).

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang Supriadi mengatakan, budidaya rumput laut di Karawang akan semakin berkembang seiring masyarakat kian menggemari makanan sehat dari rumput laut.

"Saya berasumsi (budidaya) rumput laut ini akan tren ke depan karena hamanya juga relatif hampir tidak ada," ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/06/070722278/kisah-sukses-koperasi-di-karawang-olah-rumput-laut-jadi-produk-kering-agar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke