Salin Artikel

Lika-liku Perjalanan Warga Desa Wanagiri di Bali untuk Mencari Air Bersih

KOMPAS.com - Bali merupakan salah satu destinasi wisata favorit wisatawan lokal dan mancanegara. Pulau Dewata tersebut selalu sukses memanjakan jutaan wisatawan yang bertandang dengan keindahan alamnya. 

Namun, di balik hiruk-pikuk serta keindahan yang memikat setiap wisatawan, masih banyak warga Bali yang tinggal di desa masih kesulitan mengakses air bersih. Contohnya, warga Desa Wanagiri. 

Tokoh masyarakat Desa Wanagiri Nyoman Widiada mengaku bahwa desanya kerap kali kekurangan air bersih. Pria yang akrab disapa Nyoman tersebut mengatakan, hal tersebut dialami masyarakat di Desa Wanagiri lantaran akses memperoleh air bersih sulit. 

“Kami tinggal di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut (mdpl). Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, kami harus memanfaatkan air dari Danau Buyan,” ungkap Nyoman kepada Kompas.com, Selasa (30/11/2021)

Nyoman menjelaskan, untuk menarik air bersih dari danau, masyarakat Desa Wanagiri menggunakan mesin lempar.

Pompa dan bensin yang digunakan untuk mengoperasikan mesin tersebut dibeli dengan biaya mandiri atau kolektif. Namun, Mesin pompa hanya bisa menarik air bersih dari sumber dengan kejauhan 400 meter.

Bahkan, masyarakat desa harus naik turun gunung dengan kemiringan 80 derajat. Perjalanan yang dilalui tidak hanya jauh, tetapi juga bermedan berat. 

“Air dari Danau Buyan juga digunakan warga untuk minum, memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti mandi dan memasak, serta untuk mengairi lahan pertanian dan peternakan,” kisahnya.

Oleh karena perjalanan yang berbahaya, banyak warga memperoleh air bersih akhirnya harus rela membeli air galon setiap hari dengan harga Rp 12.000 demi memenuhi kebutuhan air bersih.

“Kasihan juga melihatnya, tapi mau bagaimana lagi, daripada membahayakan mereka setiap hari melewati medan berat,” tutur Nyoman.

Tak hanya Desa Wanagiri

Selain Desa Wanagiri, ternyata terdapat beberapa desa lain yang mengalami kesulitan serupa. Desa tersebut antara lain Desa Rendang, Penglumbaran, Tampaksiring, dan Tembeling.

Lima desa tersebut terletak di Kecamatan Rendang-Karang Asem, Susut-Bangli, Tampaksiring-Gianyar, dan Nusa Penida-Klungkung.

Warga Desa Rendang kesulitan memperoleh air bersih lantaran minimnya sumber air. Letak desa ini berada di area dataran tinggi dengan kondisi tanah kering.

Hal itu memaksa warga naik turun, melewati jalan berkelok, serta membawa jeriken air yang cukup berat dari sumber air ke rumah. 

Lain lagi dengan Desa Penglumbaran yang berada di Bali Selatan. Menurut riset yang dilakukan oleh IDEP Foundation atau Yayasan IDEP Selaras Alam, muka air tanah di beberapa wilayah di Bali telah mengalami penurunan hingga lebih dari 50 meter dalam waktu kurang dari 10 tahun. Penurunan muka air tanah paling parah terjadi di selatan Pulau Bali. 

Sementara itu, kekurangan air bersih di Desa Tampaksiring berdampak bagi para petani karena rata-rata sumber mata air berada di bawah persawahan.

Salah satu daerah yang cukup beruntung adalah Desa Tembeling karena mempunyai sumber air. Tatangan yang dihadapi warga desa adalah jarak sumber air yang jauh dari permukiman. Untuk memperoleh air bersih, warga harus menuruni ratusan anak tangga. 

Kondisi desa-desa di Bali tersebut menjadi ironi tersendiri di tengah derasnya laju wisatawan.
Berbagai aktivitas serta tempat wisata tersedia di Bali, mulai dari pantai, gunung, air terjun, makanan khas, hingga adat istiadat Bali sebagai daya tarik pelancong.

Menawarkan one-stop activity di sektor pariwisata, tak heran jika Bali menjadi tujuan liburan paling dirindukan wisatawan selama masa pandemi.

Air bersih untuk Tanah Dewata

Melihat kondisi beberapa desa di Bali yang masih mengalami kekurangan air bersih, Shopee menggandeng Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana pada Juli 2021.

Kolaborasi tersebut menghadirkan inisiasi pembangunan pompa air untuk masyarakat Bali yang tersebar di lima titik desa demi mengatasi permasalahan krisis air bersih.

Dukungan tersebut adalah bagian dari program “Shopee untuk Negeri” yang diusung bersama Pangdam Udayana. Kegiatan #AirUntukTanahDewata #Bali ini memberi dampak positif bagi hampir 1.800 kepala keluarga (kk) untuk mendapatkan akses air bersih.

Setelah adanya pompa air bersih tersebut, Nyoman menilai kehidupan masyarakat di Desa Wanagiri kini mengalami perbaikan signifikan dalam berbagai aspek.

“Masyarakat sangat gembira dan berterima kasih dengan adanya pembangunan pompa air. Dari segi kemudahan, mereka merasa terbantu karena sekarang tidak perlu lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” terang Nyoman.

Di sisi lain, lanjut Nyoman, dari segi ekonomi juga ikut terbantu karena tidak harus mengeluarkan uang untuk membeli air galon setiap hari.

“Pompa hidran berhasil mencukupi kebutuhan air bersih untuk kurang lebih 70 kk di Desa Wanagiri,” jelasnya.

Dengan adanya pompa hidram, kehidupan sehari-hari masyarakat desa semakin mudah.
Nyoman berharap, warga Desa Wanagiri dapat merawat pompa hidram tersebut agar dapat terus menjadi sumber air bersih bagi warga sekitar.

“Pompa hidram harus terus dijaga dengan baik secara mandiri meskipun awalnya masih membutuhkan bantuan dari TNI untuk merawatnya. Terima kasih juga kepada Shopee yang telah memudahkan warga desa dalam mengakses air bersih,” ungkap Nyoman.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/30/09010061/lika-liku-perjalanan-warga-desa-wanagiri-di-bali-untuk-mencari-air-bersih-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke