Salin Artikel

Perjuangan Citra, Guru di Wilayah 3T, Mengabdi Tanpa Pamrih di Pedalaman NTT

Namun, Yohana Citra Siu (33), guru SMA Negeri 4 Sambi Rampas, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur membuktikan jika kesulitan-kesulitan itu bisa dipatahkan dengan besarnya semangat pengabdian.

Mengabdi di daerah 3T sejak 2019

Yohana Citra mulanya sempat mengajar di SMKN 1 Poco Ranaka selama kurang lebih enam tahun.

Dia kemudian mencoba mengikuti seleksi CPNS Pemerintah Provinisi NTT. Hasilnya, Citra diterima.

"Awal saya ditempatkan di sana, karena pada tahun 2018 mengikuti seleksi CPNS dan puji Tuhan lulus dan pada April 2019 menerima surat menjalankan tugas untuk mengabdi di sana," kata Citra, Senin (29/11/2021).

Citra mengampu pelajaran Bahasa Indonesia. Jumlah murid di sekolahnya tidak sampai 100 orang.

Sebagai guru yang mengajar di daerah 3T, ada suka duka tersendiri yang dia rasakan. 

Pengalaman mengajar yang tak ternilai, menurut dia, menjadi hal menyenangkan selama dia mengajar di wilayah 3T.

Mengajar di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar, tentu saja tak sama dengan sekolah pada umumnya.

Citra harus memutar otak dengan minimnya fasilitas penunjang kegiatan belajar.

Selain itu, setiap hari ia dan teman-teman guru juga harus berjalan kaki ke sekolah dari lokasi kontrakannya dengan memakai sandal jepit.

Sesampainya di sekolah, Citra baru menggunakan sepatunya.


Barang bekas hingga sinyal internet

Terbatasnya fasilitas, membuat Citra cukup sulit untuk melaksanakan tugas mengajar di daerah 3T.

Dia pun harus memutar otak untuk berinovasi, misalnya membuat media dan alat peraga dari barang bekas, sehingga materi yang disampaikan bisa diserap para murid.

Citra juga harus rajin mencari referensi materi di internet karena buku paket yang ada di sekolah jumlahnya terbatas.

Sementara untuk mendapatkan sinyal internet yang bagus, dia harus mencari tempat yang agak tinggi.

"Saya tidak tahu persis nama bukitnya. Tapi orang-orang sering sebut Bukit Cinta Golo Tokol. Jarak dari sekolah sekitar 100 meter. Jalan kaki ke daerah bukit tersebut dengan memikul tas yang berisi laptop," ujarnya.

Ia menjelaskan, di daerah itu terdapat sumber air minum bersih.

Namun dia harus mengangkutnya sendiri pada siang hari, sehingga tidak memiliki waktu istirahat siang.

Siswa tak punya ponsel

Citra mengatakan, pandemi yang mengharuskan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga menjadi kendala karena persoalan ponsel.

Banyak yang belum memiliki ponsel pintar, sehingga sekolahnya tidak menerapkan PJJ total, melainkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Kebijakan ini diambil sekolah juga karena sulitnya mendapatkan sinyal bagus.

"Sebagai guru 3T, ia berharap Pemerintah Pusat, Provinsi NTT untuk menyediakan jaringan internet yang memadai di SMAN 4 Sambi Rampas sehingga proses KBM berjalan dengan lancar apalagi dengan sistem digital saat ini," harapnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/29/150519278/perjuangan-citra-guru-di-wilayah-3t-mengabdi-tanpa-pamrih-di-pedalaman-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke