Salin Artikel

Melihat Sumur Angguk di Blora yang Terus Berproduksi sejak 1928

Contoh keberadaan sumur angguk ini dapat dijumpai di Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Sumur angguk ini masih terus berproduksi meski sudah berusia hampir 100 tahun.

Joko Suprayitno, seorang operator fungsi produksi di Distrik II Nglobo Pertamina Field Cepu, mengatakan, keberadaan sumur angguk sudah ada sejak 1928 dan merupakan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda.

Namun, karena usia sumur angguk tersebut sudah tidak muda lagi, sehingga diperlukan sejumlah perawatan agar tetap dapat berproduksi.

“Jadi awalnya dulu itu memang penggeraknya PU (pumping unit) bukan seperti ini, tapi engine-nya pakai Thomassen, dari PU sama prime mover-nya sudah beda, sekarang sudah simpel, untuk mempermudah perawatan sumur. Kalau yang zaman Belanda itu masih pakai menara konvensional itu lebih lama,” ucap Joko saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Jumat (12/11/2021).

Joko yang hampir 30 tahun bekerja di tempat tersebut menjelaskan, sebagian besar kendala yang dihadapi saat harus melakukan perawatan terhadap sumur angguk terletak pada rangkaian produksi.

"Sebagian besar rata-rata kendala sumur ini ada di rangkaian produksi, jadi misalnya sucker rod putus atau tubing bocor, nah itu yang menyebabkan sumur tidak produksi,” kata dia.

Sampai saat ini total sumur yang ada di Nglobo berjumlah 12 sumur.

Sedangkan yang masih dapat berproduksi jumlahnya hanya tujuh sumur angguk. Sementara yang lainnya masih menunggu perawatan.

Dari total tujuh sumur yang masih berproduksi, rata-rata mampu menghasilkan sekitar 45 barrel minyak mentah setiap harinya.

Minyak mentah yang dipompa dari sumur angguk tersebut nantinya akan disalurkan melalui pipa-pipa menuju ke stasiun pengumpul.

Setelah ditampung di stasiun pengumpul, minyak tersebut akan dipompakan menuju ke Stasiun Pengumpul Utama (SPU).

Ketika minyak tersebut berada di SPU, nantinya akan dikumpulkan menuju ke Menggung untuk kemudian didistribusikan penjualannya.

Meski produksi minyak yang dihasilkan dari sumur angguk sudah tidak maksimal, Joko tidak dapat memprediksi kurun waktu pemberhentian aktivitas produksi tersebut.

“Selama sumur ini masih potensi dan masih kita produksikan. Jadi kalau selama masih ada produksi, ya kita produksikan terus. Jadi sampai tahun kapan kita juga enggak tahu,” terang dia.


Manfaat sumur angguk bagi masyarakat

Keberadaan sumur angguk milik pertamina di Desa Nglobo ternyata mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat.

Tak sedikit dari mereka yang mengambil foto untuk diunggah di media sosialnya ataupun dipamerkan ke teman-temannya.

Kegiatan semacam itu memang tidak dapat dilarang karena lokasi sumur angguk yang terletak di pinggir jalan.

Selain itu, keberadaan sumur angguk ini juga menjadi berkah bagi masyarakat desa atau warga lokal untuk dapat bekerja di Pertamina, baik sebagai operator, checker, sekuriti, maupun pengawas.

“Kalau secara umum, kalau sumur sih tidak begitu kelihatan, tapi garis besarnya malah keberadaan Pertamina yang bisa kita jelaskan. Jadi adanya sumur ini antara Pertamina, jadi kita bisa bekerja sama atau sinergi dengan masyarakat. Jadi memang dari Pertamina, kalau bisa ada tenaga kerja diutamakan tenaga kerja lokal,” jelas Joko yang juga asli warga Nglobo.

Selain menjadi daya tarik bagi masyarakat dan mampu menyerap tenaga lokal, keberadaan sumur angguk ini juga pernah dikunjungi banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk studi banding.

“Tidak jarang juga dari Trisakti sering kunjungan ke sumur angguk ini, karena kemarin ada pandemi, jadi selama hampir dua tahun vakum kegiatan dari fakultas-fakultas. Dulu banyak, biasanya mahasiswa dari STEM (Sekolah Tinggi Energi dan Mineral),” kata dia.

Bakal dimasukkan sebagai paket desa wisata

Kepala Desa Nglobo Pudik Harto mengatakan, keberadaan sumur angguk mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Pasalnya, tidak semua desa mempunyai warisan berupa sumur angguk yang sudah berusia puluhan tahun.

“Jadi ya secara tidak langsung itu memberikan dampak semakin banyak berkunjungnya orang luar ke Desa Nglobo, otomatis akan mendongkrak tingkat perekonomian masyarakat, mereka datang otomatis senang-senang biasanya membawa dana, lha dana itu akhirnya berputar di wilayah Nglobo,” kata Pudik saat berbincang dengan Kompas.com.

Senada dengan yang diungkapkan oleh Joko, Pudik juga mengakui keberadaan Pertamina di desanya juga menjadi berkah bagi penyerapan tenaga kerja lokal.

“Setiap ada lowongan pekerjaan di Pertamina diutamakan pemberdayaan tenaga lokal kita, sehingga sampai saat ini terjadi hubungan harmonis antara perusahaan Pertamina dengan masyarakat Nglobo dan itu dibuktikan bahwa kegiatan-kegiatan Pertamina. Alhamdulillah sampai saat ini kondusif karena mereka sangat memperhatikan pemberdayaan lokal kita,” jelas dia.

Pertamina, kata Pudik, juga sangat mendukung juga memfasilitasi berbagai macam kegiatan ataupun program yang direncanakan oleh pemerintah desanya.

Dia optimistis keberadaan sumur angguk untuk dimasukkan sebagai paket desa wisata juga kemungkinan besar diizinkan oleh Pertamina.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Pertamina, ke depannya nanti kami ingin menjadikan sumur angguk ini sebagai wisata edukasi, khususnya di bidang pertambangan dan perminyakan,” jelas dia.

“Karena sumur angguk ini tidak ada di daerah lain, mereka mungkin tidak tahu prosesnya, apa itu sumur angguk, gimana cara kerjanya sumur angguk, bagaimana kok minyak di dalam perut bumi itu bisa keluar melalui sumur angguk dan itu sesuatu yang sangat menarik, unik, dan sebagai sarana edukasi untuk masyarakat lain,” imbuh dia.


Lebih lanjut, Pudik berharap keberadaan sumur angguk juga dapat dijadikan sebagai trademark dari Desa Nglobo.

“Ya karena sumur angguk adalah indentitas yang ada di Nglobo ya mungkin kita nanti bisa koordinasikan dengan pihak perusahaan bahwa itu untuk semacam ciri khas di Nglobo, karena selama produksi minyak di Nglobo itu ada, secara otomatis keberadaan sumur angguk itu pasti ada,” kata dia.

Dia masih mengingat jelas pernyataan dan masukan dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat berkunjung ke desanya pada Sabtu (18/9/2021).

“Gus Menteri itu menginginkan bahwa Nglobo itu menjadi Texas-nya Indonesia, karena mungkin hanya beberapa daerah yang keberadaan sumur angguk itu masih ada, termasuk salah satunya di Desa Nglobo,” ujar dia.

Sekadar diketahui, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar atau Gus Menteri terpukau dengan keberadaan sumur angguk yang digunakan untuk menambang minyak bumi.

Hal itu terjadi ketika menteri berkunjung ke Desa Wisata Nglobo yang berada di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Sabtu (18/9/2021).

Abdul Halim bahkan menyebutkan, wilayah tersebut sebagai Texas-nya Indonesia.

"Bagus banget, yang paling menarik itu sumur angguk. Itu Texas-nya Indonesia," ujar dia.

Keberadaan sumur angguk di desa tersebut mengingatkannya dengan adegan-adegan film luar negeri.

"Jadi kalau kita lihat film-film itu yang ada pengambilan syutingnya di Texas itu pasti yang ditonjolkan untuk menunjukkan ini Texas hampir pasti sumur angguk. Makanya saya merasa gembira banget ketika bisa melihat sumur angguk," jelas dia.

Menurut politisi PKB tersebut, Blora dapat menjadi salah satu tempat yang tepat untuk dikunjungi terkait edukasi di bidang migas.

"Saya mengajak kepada seluruh warga yang ingin mendalami tentang eksplorasi minyak, salah satunya dengan sumur angguk, saya silakan datang ke Blora disini banyak sumber belajar yang tidak dimiliki oleh daerah lain" ucap Abdul.

Ia bersama rombongannya, termasuk juga Bupati Blora Arief Rohman, menyempatkan diri untuk berbincang-bincang sejenak dan berfoto ria dengan latar belakang sumur tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/15/070828878/melihat-sumur-angguk-di-blora-yang-terus-berproduksi-sejak-1928

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke