Salin Artikel

Waspada Ancaman La Nina, BPBD Cianjur Ingatkan Warga yang Masih Tinggal di Zona Merah Bencana

Fenomena La Nina yang ditandai curah hujan dengan intensitas cukup tinggi ini dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Cianjur Taufik Zuhrizal menyebutkan, La Nina diprediksi akan berlangsung hingga Mei 2022.

“Puncaknya pada Januari hingga Maret mendatang. Ini patut kita waspadai apalagi wilayah Cianjur ini indeks resiko bencananya cukup tinggi,“ kata Taufik kepada Kompas.com, Jumat (5/11/2021).

Selain itu, kata Taufik, banyak permukiman penduduk yang berada di wilayah zona merah bencana sehingga perlu upaya mitigasi bencana yang masif dan berkelanjutan.

“Sejatinya memang harus direlokasi, namun tentunya bukan perkara yang mudah. Selain soal ketersediaan lahan baru, juga faktor kesadaran dari masyarakatnya sendiri,“ ujar dia.

Oleh karena itu, BPBD Cianjur memilih mengedukasi masyarakat sebagai upaya meningkatkan kapasitas kebencanaan, sehingga bisa lebih memahami situasi dan kondisi alam sekitar.

Diharapkan, melalui mitigasi pemetaan kerawanan bencana dapat terdeteksi lebih dini, dan langkah penanggulangan dapat dilakukan dengan lebih cepat.

“Pada akhirnya masyarakat punya kesadaran untuk memperlakukan alam dengan ramah dan sebaik mungkin. Tidak mengubah fungsi lahan seenaknya, tidak membuang sampah sembarangan, dan peka terhadap gejala alam yang berpotensi bencana,“ ujarTaufik.

Relawan Tanggap Bencana

Dalam upaya mengoptimalkan mitigasi bencana tersebut, lanjut dia, BPBD Cianjur memfungsikan relawan tanggap bencana (retana).

“Kita punya 1.800 retana yang tersebar di seluruh desa, mereka siap siaga di wilayah masing-masing dalam menghadapi ancaman bencana yang saat ini intensitasnya cukup tinggi,“ ujar dia.

Sejak dikukuhkan akhir 2019, kata dia, retana menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana di lapangan.

“Kehadiran mereka sangat membantu, apalagi dengan jumlah personel kita yang terbatas, sementara wilayah Cianjur ini cukup luas dan rawan bencana,“ ujar Taufik.

Sebelumnya, sebanyak 20 peristiwa bencana alam terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir hingga Kamis (4/11/2021).

Data tersebut dihimpun dari laporan BPBD Cianjur.

Sejumlah bencana tersebut meliputi banjir, angin puting beliung, pergerakan tanah, dan longsor, yang terkonsentrasi di wilayah selatan, di antaranya di Kecamatan Campaka, Campakamulya, Sukanagara, dan Takokak. 

https://regional.kompas.com/read/2021/11/06/092650878/waspada-ancaman-la-nina-bpbd-cianjur-ingatkan-warga-yang-masih-tinggal-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke