Salin Artikel

Klaster Takziah di Bantul Menyebar ke 3 Kabupaten Lain, Ini Langkah Pemkab

KOMPAS.com - Klaster takziah yang terjadi di Kapanewon Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), disebut meluas hingga ke tiga kabupaten lain di DIY.

Tiga kabupaten itu, yakni Gunungkidul, Kulon Progo, dan Sleman.

Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo menuturkan, kegiatan tracing akan terus digencarkan kepada kontak erat.

Pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan pemangku wilayah masing-masing.

Selain itu, untuk mencegah klaster takziah terus menyebar, ia memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengawasi pembelajaran tatap muka (PTM).

Ia mengatakan, akibat adanya klaster ini, tiga sekolah di Bantul harus menghentikan PTM untuk sementara waktu.

Ketiga sekolah tersebut, yaitu SD N Sukoharjo, SMP N 2 Sedayu dan SMK N 1.

"Rekomendasinya yakni bagi sekolah yang terdapat kasus agar menghentikan sementara PTM sampai dengan minimal 14 hari sejak kasus terakhir selesai terlacak dan dilakukan testing," ujarnya, Kamis (4/11/2021).

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul akan mengadakan tes swab secara acak.

Tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR) ini dilakukan kepada siswa, serta guru SD dan SMP.

"Tes swab PCR secara acak akan kita mulai pada minggu kedua bulan November ini," ucap Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja, Selasa (2/11/2021).

Nantinya, apabila ditemukan kasus Covid-19, PTM di sekolah bakal dihentikan. Dinkes kemudian akan melakukan tracing kontak erat.

Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo menyebutkan, hingga Kamis (4/11/2021), ada 28 kasus orang terpapar Covid-19 di Kapanewon Sedayu.

Klaster takziah di Kapanewon Sedayu meluas ke kapanewon (kecamatan) lain di Bantul.

Di Kapanewon Kasihan terdapat sembilan kasus, Kapanewon Pajangan enam kasus, Kapanewon Srandakan dua kasus, Kapanewon Bambanglipuro satu kasus, dan Kapanewon Sewon satu kasus.

Klaster ini juga meluas ke kabupaten lain.

Berdasar data pada Rabu (3/11/2021), terdapat 53 kasus di Sleman, empat kasus di Kulon Progo, dan satu kasus di Gunungkidul.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul ini menduga klaster takziah dapat menyebar karena warga kurang mematuhi protokol kesehatan.

Selain itu, masih ada pasien probable Covid-19 yang pemulasaran dan pemakamannya tidak mengikuti prosedur.

"Ada ketidaktaatan terhadap karantina yang seharusnya dijalankan seseorang yang berstatus kontak erat. Akibatnya penyebaran terjadi cepat meluas karena locus kejadian terjadi di tempat berkumpul," tutur Joko.

Menurutnya, ada kemungkinan penularan kasus tidak hanya berasal dari satu sumber. Ini dikarenakan sudah bebasnya kegiatan masyarakat.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/04/172931478/klaster-takziah-di-bantul-menyebar-ke-3-kabupaten-lain-ini-langkah-pemkab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke