Salin Artikel

Berawal dari Video Sisa Liputan, Larasati Bisa Hidupi Keluarga dengan Hasil Google AdSense

Video yang dia unggah ke channel youtube miliknya semua dapat dimonetesi dan otomatis akan mendapatkan penghasilan dari Google AdSense.

Perempuan yang akrab disapa Laras memulai karier sebagai YouTuber pada 2014. Bermula kebiasaan menggunggah video sisa dari liputan.

Laras yang saat itu masih bekerja sebagai seorang jurnalis televisi swasta lokal suka mengambil video liputan dalam durasi panjang.

"Awal mula jadi YouTuber itu karena saya memiliki video-video sisa. Dulu saya jurnalis televisi. Jadi setiap kali liputan saya memproduksi video dengan durasi lima sampai 10 menit," kata dia kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Minggu (24/10/2021).

Video yang tidak terpakai dalam program berita televisi dia olah kembali dan diunggah ke channel YouTube miliknya bernama Solo Times yang telah memiliki sekitar 48.700 subscribe.

"Tidak semua video dipakai. Dari situ saya berinisiatif meng-upload video yang tidak terpakai ke YouTube," tambah ibu satu anak tersebut.

Laras mengatakan video yang diunggah ke channel YouTube-nya sebagian besar berisi tentang berita di Solo.

Hingga kini sduah 5.5000 video yang diunggahnya.

Disinggung berapa penghasilan setiap bulan yang diperoleh dari YouTube, Laras enggan menrinci.

Dia hanya menyatakan penghasilan setiap bulan yang diperoleh dari YouTube cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga.

"Alhamdulillah, setiap bulan selalu dapat kiriman dari Google AdSense. Cukuplah untuk kebutuhan sehari-hari keluarga," ungkap dia.

Menurut dia, pengambilan video dengan menggunakan smartphone lebih mudah. Selain itu dia bisa langsung meng-edit video itu melalui smartphone.

"Saya lebih sering buat videonya itu full HD karena lebih jernih hasilnya," kata dia.

Dikatakannya jumlah subscriber sangat berpengaruh terhadap konten video yang dibuat. Semakin banyak subscriber, maka semakin banyak yang menonton.

Interaksi dengan subscriber YouTube sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas konten yang dibuat.

"Interaksi dengan subscriber bagi saya penting sekali. Karena kita punya engagement (keterikatan) untuk menarik subscriber kita. Kita tidak hanya menawarkan konten ini. Kalau di televisi analog kan kita tidak ada feedback," kata dia.

"Tapi kalau dari YouTube kita banyak komentar ada feedback-nya. Kadang ada subscriber tanya itu kita harus menjawabnya. Itu kelebihan dari YouTube dari pada televisi analog," sambung dia.

Ditanya apakah selamanya akan berkarier sebagai YouYuber, Laras mengatakan tetap akan memanfaatkan channel-nya sebagai sebuah investasi.

"YouTube itu kan semacam investasi bagi saya. Walaupun sudah tidak mendapatkan tayangan berita setidaknya ke depan mempunyai followers (pelanggan) yang memudahkan kita untuk branding," ungkap Laras.

Laras mengaku belum pernah mendapatkan tanggapan negatif dari warga sekitar tempat tinggalnya karena bisa mendapatkan uang dari AdSense.

"Belum pernah ada tanggapan negatif. Karena saya juga kerja di lapangan tiap hari keluar. Jadi tetangga tahu saya keluar itu bekerja," tandasnya.

Lebih lanjut, Laras menegaskan subscriber banyak bisa diperoleh dengan membuat konten video yang baik. Bukan sebaliknya membuat video yang negatif dan merugikan orang lain.

Pasalnya, kata dia banyak orang membuat konten video demi subscribe YouTube-nya banyak justru malah membahayakan diri sendiri dan orang lain.

"YouTuber itu harus bisa membuat nyaman subscriber. Buat konten yang baik bukan malah merugikan orang lain," tutur dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/25/065157078/berawal-dari-video-sisa-liputan-larasati-bisa-hidupi-keluarga-dengan-hasil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke