Salin Artikel

Aktivitas Fisik dan Jenis Olahraga Ini Bantu Mencegah Penyakit Stroke

SURABAYA, KOMPAS.com - Negara manakah di dunia yang penduduknya paling malas berjalan kaki?

Di daftar teratas dan yang menjadi peringkat pertama adalah Indonesia.

Itulah temuan sejumlah ilmuwan Amerika Serikat yang mengkaji data ponsel dari ratusan ribu orang di seluruh dunia, beberapa tahun lalu.

Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang rendah dalam melakukan aktivitas gerakan fisik.

Kondisi tersebut berpotensi memunculkan berbagai penyakit kritis, salah satunya stroke.

Karena itu, harus segera diatasi dan diubah sedikit demi sedikit lewat kebiasaan aktivitas fisik dan berolahraga.

Sekretaris Pusat Kajian Ilmu Keolahragaan (PKIK) Universitas Negeri Surabaya Kunjung Ashadi membagikan tips sederhana dalam memacu aktivitas fisik.

"Setiap melakukan aktivitas bekerja atau belajar selama 25 menit atau 30 menit, selingi dengan beristirahat selama lima menit untuk beraktivitas fisik. Kemudian bangun dari tempat duduk dan jalan-jalan sebentar," kata Ashadi, dalam webinar Pencegahan Stroke dan Peningkatan Derajat Aktivitas Fisik Civitas Academica Unesa, Kamis (21/10/2021).

Selain itu, sebisa mungkin untuk menghindari duduk di depan komputer selama berjam-jam tanpa waktu istirahat.

Karena hal tersebut menimbulkan risiko terjangkit hipertensi tinggi.

Untuk melatih gerakan fisik, mulailah dengan memarkir kendaraan lebih jauh satu meter dari biasanya.

Kemudian secara bertahap, ditambah satu meter lagi.

"Lakukan ini dengan konsisten. Karena dengan begitu ada kesempatan untuk melangkah," tutur dia.

Ketika berada di dalam gedung atau mal, biasakan menggunakan anak tangga jika tak ada keperluan yang mendesak.

"Misalnya, jika mau ke lantai enam, gunakan tangga dulu dari lantai satu ke lantai tiga. Baru kemudian dikasih hadiah pakai lift. Semakin ke depan ditambah lagi," kata dia.

Setiap melakukan aktivitas, ia menyarankan agar tidak lupa untuk melakukan stretching atau senam ringan di setiap aktivitas pekerjaan.

Ia mencontohkan, saat menunggu windows di komputer siap, bisa melakukan peregangan tangan dan sebagainya.

"Bersepeda selain jadi hobi dan gaya hidup, juga penting dicoba untuk meningkatkan aktivitas gerak fisik. Bersepeda dengan teman dan keluarga akan lebih sehat dan bahagia lagi," ujar dia.

Sementara untuk strategi atau tip agar terpaksa rutin berolahraga, ia membaginya dalam empat hal.

Pertama, mencari alasan yang kuat untuk berolahraga. Jika badan melar, yang diganti bukan ukuran bajunya, tetapi pola hidup dan pola makan.

Kedua, mengatur jam alarm pengingat waktu olahraga. Ketiga, letakkan pakaian olahraga di depan pintu kamar.

Keempat, mengajak keluarga, teman dan sahabat untuk berolahraga bersama.

"Itu mudah sekali dilakukan, gratis, praktis. Sehat itu mahal, tetapi sakit jauh lebih mahal," kata dia.

Menurutnya, kebiasan seperti itu harus diterapkan secara rutin dan konsisten agar badan sehat dan bugar.

Ia menyampaikan, Indonesia adalah negara nomor satu yang paling malas jalan kaki di dunia. Hal itu juga menjadi faktor rendahnya aktivitas fisik masyarakat.

"Indonesia masuk dalam ranking 108 dari 195 negara yang perkiraan usia hidupnya sekitar 73 tahun. Masih di bawah rata-rata perkiraan usia hidup masyarakat dunia," kata dia.

Lalu bagaimana dengan Jawa Timur? Menurut Kunjung, rata-rata usia hidup masyarakat Jawa Timur paling rendah di Pulau Jawa.

"Peringkat satu yaitu Djogjakarta dan kita (Jatim) ada di peringkat 10," kata dia.

Senior doctor Kortex dr Gigih Pramono mengatakan, rendahnya aktivitas gerak tubuh dapat memunculkan penyakit stroke.

Ia menyampaikan, stroke adalah gangguan pembuluh darah otak yang sifatnya mendadak.

"Ketika kita berbicara mengenai stroke, sebenarnya kita berbicara mengenai kesehatan secara holistic dan komprehensif," kata Gigih.

Ia menyebut, setidaknya diperlukan dua hal penting untuk mencapai kesehatan yang holistic, yaitu tulang belakang yang sehat dan sirkulasi darah yang sehat pula.

"Jika kita ingin hidup sehat maka yang terbaik adalah melakukan olahraga secara rutin," ucap Gigih.

Gigih menambahkan, WHO menganjurkan setidaknya seseorang memiliki waktu 150 menit dalam satu minggu dan membakar 300 kalori dalam sekali olahraga.

"WHO juga menyarankan, apapun olahraganya, harus disertai dengan olahraga cardio yang sifatnya endurance, misalnya jalan kaki, lari, atau bersepeda," kata Gigih.

Di akhir sesi, Unesa bersama PT Kortex Global Sejahtera menandatangani nota kesepahaman kerja sama untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Unesa menggandeng Kortex dalam kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada komunitas serta pengembangan citra Unesa dan juga Kortex.

Secara khusus Pusat Kajian Ilmu Keolahragaan (PKIK) LPPM Unesa menindaklanjuti hal ini dengan perjanjian kerjasama (PKS) pada bidang olahraga untuk upaya pencegahan penyakit stroke bagi civitas akademika Unesa dan komunitas KORTEX Indonesia.

"Kami tidak akan berhenti di sini, kegiatan untuk membantu masyarakat meningkatkan derajat kesehatannya akan terus kami lakukan," kata Direktur Utama Kortex dr Agus C Anab.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/21/193035278/aktivitas-fisik-dan-jenis-olahraga-ini-bantu-mencegah-penyakit-stroke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke