Salin Artikel

Kisah Guru Tinggal bersama Kambing di Tengah Hutan Jati, Sukses Entaskan Buta Huruf di Desanya

Bersama suami dan tiga anaknya, Sri Hastuti menempati sebuah gubuk di tengah hutan jati.

Ironisnya, dia juga tinggal satu atap bersama beberapa ekor kambing.

Di tengah keterbatasan itu, Sri Hartuti tetap bersemangat membagikan ilmu untuk anak-anak hingga mengentaskan buta huruf di daerahnya.

Kondisi rumah berlantai tanah seluas 2,5 x 6 meter itu memang memprihatinkan. Tampak dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu.

Di beberapa sisinya terlihat celah yang menganga sehingga angin pun masuk dengan mudah.

Keluarga Sri Hartuti juga tinggal satu atap dengan kambing, sehingga wajar saja jika tercium bau tak sedap di rumah mereka.

“Mohon maaf baunya tak sedap dari kandang kambing,” kata guru SD Pandean 4 tersebut di rumahnya, Kamis (21/10/2021).

Bekerja sebagai guru tidak tetap, Sri Hartuti mendapatkan gaji Rp 350.000 per bulan.

Suaminya bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan tak seberapa.

Mereka pun tak mampu membangun rumah yang layak. Bahkan mereka masih berstatus menumpang.

“Ini pun tanahnya numpang di Perhutani. Untuk memperbaiki, gaji kami tak cukup,” ucapnya.

Dia ingin masyarakat di desanya bisa membaca dan menulis, karena banyak orang buta huruf di kampungnya.

Banyak pula anak putus sekolah karena kemiskinan.

“Pada awal mengajar di sini, anak kelas 4 SD banyak yang tidak bisa membaca. Saya ingin anak-anak di sini pandai,” ujarnya.

Dia bersyukur selama 17 tahun mengabdi bisa melihat perkembangan positif pada murid-muridnya.

Ada yang meneruskan kuliah. Bahkan sejumlah siswanya telah berhasil menjadi pengusaha sukses hingga anggota polisi.

“Meski keadaan saya begini, saya bangga kalau ada anak didik saya yang tahu lewat di sini menyapa saya. Anak didik saya sudah ada yang jadi polisi, pengusaha, dan banyak juga yang kuliah,” ujarnya terharu.

Bikin camat menangis

Camat Karanganyar Nur Yudhi M Arifin sampai menangis saat melihat kondisi rumah Sri Hartuti.

“Saya pertama melihat langsung tanya ke kepala dusun (Kasun), itu rumah apa seperti kandang kambing karena di depannya memang ada kambing,” ujarny Nur Yudhi saat ditemui di rumah Sri Hartuti, Kamis (21/10/2021).

Arifin mengaku baru pertama kali menemukan rumah warganya yang sangat tidak layak huni.

“Saya keliling ke sini karena persentase vaksin di kampung sini hanya 14 persen,” imbuhnya.

Arifin mengatakan akan berusaha membantu Sri Hartuti agar bisa hidup lebih layak.

Apalagi, Sri Hartuti adalah seorang guru yang sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan para siswa.

“Saya merasa jadi camat gagal. Saya akan berusah membantu sebisanya,” ucap dia dengan mata berkaca-kaca.

(KOMPAS.COM/ Kontributor Magetan, Sukoco)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/21/173544878/kisah-guru-tinggal-bersama-kambing-di-tengah-hutan-jati-sukses-entaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke