Tersisa 3 Pasien Covid-19 di Tempat Isoter Kota Blitar, Terendah sejak Awal Agustus

BLITAR, KOMPAS.com - Rumah isolasi terpusat (isoter) di Jalan Ir Soekarno Kota Blitar, Jawa Timur, kini hanya dihuni tiga orang seiring kasus Covid-19 yang diklaim melandai dalam dua pekan terakhir.

Tiga orang tersebut adalah warga Kota Blitar yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala.

Relawan kesehatan yang bertugas di Isoter, Rani Dwi Astuti, mengatakan, jumlah penghuni isoter hari ini merupakan yang terendah sejak fasilitas tersebut itu dibuka awal Agustus lalu.

"Hari ini tinggal tiga penghuni, satu orang akan keluar tiga hari lagi, dan dua sisanya empat hari lagi," ujar Rani kepada wartawan, Senin (18/10/2021).

Rani mengatakan, pada pekan pertama sejak pemberlakuan uji coba PPKM level 1 pada 4 Oktober lalu, isoter masih dihuni sekitar 15 orang.

Namun pada pekan kedua jumlahnya mulai menurun.

"Kalau pekan lalu yang masuk sehari paling satu, dua orang saja, itu pun tidak setiap hari ada yang masuk," ujarnya.

Rani mengatakan, tingkat hunian isoter pernah mendekati 100 persen dari 126 kapasitas tempat tidur pada periode Agustus lalu.

Tekanan penghuni yang masuk Isoter, katanya, mulai menurun memasuki bulan September.

Menurut Rani, akumulasi total warga yang pernah menghuni isoter tersebut hingga hari ini sebanyak 370 orang.

Sekretaris Dinas Kesehatan Dharma Setiawan mengonfirmasi tren penurunan kasus Covid-19 Kota Blitar sejak tiga pekan terakhir hingga hari ini.

"Jumlah kasus terus menurun, begitu juga positivity rate," ujarnya.

Sebelumnya, Satgas Covid-19 mendirikan isoter yang menempati kampus Universitas Negeri Malang di Jalan Ir Soekarno Kota Blitar menyusul ledakan kasus konfirmasi yang terjadi selama kurun Juli hingga Agustus.

Satgas Covid-19 mengoperasikan dua fasilitas isolasi termasuk rumah isolasi yang menempati gedung milik Politeknik Kesehatan Malang di Jalan Dr Sutomo, Kota Blitar.

Pada Minggu (17/10/2021), Satgas Covid-19 melaporkan dua kasus konfirmasi baru sehingga akumulasi kasus menjadi 6.983 dengan kasus kematian sebanyak 265 atau tingkat kematian 3,79 persen.