Salin Artikel

Kaki Ganjar Pranowo Dibasuh oleh Tetua Suku Tobelo, Apa Artinya?

Kaki Ganjar dan istrinya dibasuh oleh Tetua Suku Tobelo, Jesayas Banari.

Doa-doa dan mantra terus terucap dari mulut Jesayas Banari saat membasuh kedua kaki Ganjar dan istrinya.

"O Gikiri Moi O Jou Madutu. O gikiri moi O jou madutu. Oh," kata Jesayas sembari membasuh kaki Ganjar dengan air yang sudah disiapkan dalam sebuah bejana.

Begitu tuntas, lima orang perempuan yang duduk di sebelah kanan dan kiri Ganjar langsung berteriak sahut-menyahut.

"Ooo... ooo...ooo... Gunung dan tanjung-tanjung jadi saksi bagaimana mimpi kami tuntas. Laut dan selat bukan hambatan bahwa Bapak (Ganjar) adalah keluarga kami. Siapa pun yang sudah masuk ke Hibualamo tidak disediakan pintu keluar, dan mulai saat ini, Bapak sudah ada di dalamnya," kata Jesayas seperti dikutip dari Tribunnews, Sabtu.

Hibualamo merupakan rumah besar bagi suku Tobelo.

Ada 10 sub suku yang bernaung di sana, di bawah sebuah lembaga adat.

Adapun Jesayas Banari adalah salah satu Tetua Suku Tobelo.

"Ini adalah ungkapan hati kami. You Yaihoro atau upacara pencucian kaki ini adalah curahan hati kami. Jangan dulu berbalik arah, Bapak, jika cakrawala tidak berarak pulang," kata Jesayas.

You Yaihoro hanya diberikan pada orang-orang terpilih untuk dijadikan bagian dari keluarga Tobelo.

Jesayas sendiri tidak menyangka, upacara pencucian kaki atau pemberian kehormatan itu bakal diberikan pada Ganjar dan istri.


Tak hanya mendapat pengakuan sebagai keluarga, Ganjar juga diberi parang dan salawaku.

Keduanya adalah semacam alat perang yang mengandung arti pengangkatan Ganjar sebagai ksatria Tobelo.

"Beberapa waktu lalu, anak-anak kami menyampaikan pakaian adat yang sekarang Bapak kenakan. Itu adalah buatan tangan-tangan Tobelo, dan hari ini, entah karena tanda apa, Bapak bisa hadir di tengah-tengah kami," kata Jesayas.

Sebanyak 10 tetua sub suku Tobelo hadir langsung menyaksaan prosesi You Yaihoro itu.

Bahkan, ibu-ibu dan para pemuda Tobelo juga tidak mau ketinggalan memberikan penyambutan.

Mereka menyambut Ganjar dari gapura hingga duduk di beranda Hibualamo.

Ganjar juga tak menyangka ditahbiskan sebagai warga suku Tobelo.

Selama ini, ia hanya memendam mimpi, kapan akan mendapat kesempatan mengunjungi Tobelo, daerah di Kabupaten Halmahera Utara yang terkenal dengan tambang emas itu.

Kesempatan itu datang setelah Ganjar diundang menghadiri Seleksi Tilawatil Quran(STQ) Nasional XXVI di Kota Sofifi, Maluku Utara.

Ganjar pun memutuskan menyisihkan waktu tiga setengah jam perjalanan dari Sofifi menuju Tobelo.

"Saya bersama istri merasa bangga bisa hadir di tengah panjenengan. Inilah cara Tuhan mempertemukan kita, dan inilah cara kita merawat Indonesia," kata Ganjar.

Begitu prosesi ritual selesai, alunan musik pengiring tari meyasa diputar. Para tetua pun langsung turun untuk menari.

Tidak mau ketinggalan, Ganjar beserta istri langsung turut menarikan meyasa bersama warga.

Sayangnya, suasana hangat serta tawa dan canda siang itu hanya berlangsung singkat.

Hanya 1 jam di Tobelo, Ganjar harus pamit untuk menemani para kafilah Jawa Tengah dalam pembukaan STQN pada Sabtu malam.

"Terima kasih, Bapak Ganjar. Kami yakin Bapak akan kembali ke sini suatu hari nanti," kata Jesayas.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Tetua Suku Tobelo Basuh Kaki Ganjar dan Istri

https://regional.kompas.com/read/2021/10/17/122117178/kaki-ganjar-pranowo-dibasuh-oleh-tetua-suku-tobelo-apa-artinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke