Salin Artikel

Curhat Peternak di Blitar: Harga Telur Stabil Rendah, Jagung Mendekati Rp 6.000 Per Kilogram

Harga jagung merangkak naik mendekati Rp 6.000 per kilogram. Sementara harga telur bertahan di Rp 14.000 per kilogram.

Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar Sukarman mengatakan, harga jagung terus merangkak sejak dua pekan terakhir dari Rp 5.200 menjadi Rp 5.700 hingga Rp 5.800 per kilogram.

Naiknya harga jagung, salah satu komponen pakan ternak selain konsentrat dan bekatul, kata Sukarman, tidak diimbangi dengan kenaikan harga telur.

"Harga telur stabil rendah di kisaran Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per kilogram. Harga jagung malah sudah mendekati Rp 6.000 per kilogram," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

Menurut Sukarman, kondisi yang dihadapi peternak sudah kembali mendekati situasi sulit ketika rekannya yang bernama Suroto membentangkan poster ke arah Jokowi saat berkunjung ke Kota Blitar pada 7 September.

Suroto saat itu membentangkan poster berbunyi "Pak Jokowi Tolong Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar. Telur Murah".

Sepekan setelah aksi Suroto itu, sejumlah perwakilan peternak termasuk tiga orang dari Blitar, diundang Jokowi ke Istana Kepresidenan. Presiden Jokowi menjanjikan 30.000 ton jagung bagi peternak ayam rakyat dengan harga Rp 4.500 per kilogram pada pertemuan yang digelar 15 September itu.

Jokowi juga menjanjikan penyerapan produksi telur ayam dari peternak skala kecil oleh pemerintah, terutama melalui program bantuan sosial nontunai yang dijalankan Kementerian Sosial.

Sukarman menjelaskan, saat Suroto membentangkan poster ke arah Jokowi, harga jagung berada di kisaran Rp 6.000 per kilogram dan telur senilai Rp 13.500 per kilogram.

"Jadi kondisi kami sekarang sudah hampir sama susahnya dengan kondisi saat itu," ujarnya.

Menurut Sukarman, situasi tersebut terjadi karena janji yang disampaikan Presiden Jokowi kepada peternak tidak segera ditindaklanjuti kementerian terkait.

Ia mengakui, peternak dari Blitar, Kendal, Lampung, dan lainnya, telah menerima kiriman 1.000 ton jagung seharga Rp 4.5000 per kilogram, seperti yang dijanjkan Presiden.

Namun, jumlah itu masih jauh dari janji Presiden Jokowi, sebanyak 30.000 ton.

Sukarman menegaskan, para peternak tidak terlalu mengharapkan bantuan jagung tersebut. Harapan peternak, realisasi bantuan itu bisa menstabilkan harga jagung di pasaran.


Kementerian Perdagangan, kata Sukarman, belum lama ini menunjuk Bulog sebagai penyedia dan penyalur jagung yang dijanjikan Jokowi.

Namun, pengadaan jagung yang dilakukan Bulog ditengarai menghadapi kendala administrasi.

Koperasi Putera, lanjutnya, dua pekan lalu mengajukan jagung bantuan atau subsidi harga tersebut ke Bulog sebanyak 1.165 ton, tetapi Bulog hanya mampu menyediakan 900 ton.

"Dari PO (purchase order) kami yang pertama masih ada kekurangan 265 ton. Sekarang, peternak anggota kami sudah minta pengajuan lagi 1.100 ton ke Bulog," terang Sukarman.

Kalangan peternak ayam petelur di Blitar, kata dia, saat ini dihadapkan lagi pada situasi sulit dan meresahkan.

Sukarman berkata, ketika dirinya mendesak masalah jagung ke Bulog, pimpinan Bulog mengakui ada kendala terkait penugasan pemerintah melalui kementerian terkait.

"Kata Pak Suyanto, salah satu direktur Bulog, mereka belum mendapatkan harga acuan pembelian jagung dari pemerintah," tuturnya.

Menurut Sukarman, ketidakjelasan realisasi janji tersebut yang kembali mengerek harga jagung di pasaran.

Penjelasan Dinas Pertanian dan Pangan

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Wawan Widianto mengaku heran dengan kenaikan harga jagung. Padahal, panen jagung telah dimulai sejak beberapa pekan lalu.

Meski jumlah lahan jagung di Kabupaten Blitar tidak terlalu banyak, tetapi banyak daerah penghasil jagung di sekitar Blitar yang sudah mulai panen.

"Kita kan sebenarnya sudah mulai banyak yang panen jagung ya, kenapa harga malah naik. Di Blitar memang tidak banyak, tapi di Nganjuk, misalnya, cukup banyak jagung dan sudah mulai panen juga," kata dia.

Dia mengakui, meski musim panen jagung sudah tiba tetapi panen raya diperkirakan dimulai awal November.

Wawan menduga naiknya harga jagung disebabkan mekanisme pasar yang sulit dikendalikan.

"Kelihatannya ini lebih masalah pasar ya, sulit ya," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/15/180446378/curhat-peternak-di-blitar-harga-telur-stabil-rendah-jagung-mendekati-rp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke