Salin Artikel

Kisah Dartadi, Racik Nasi Goreng Jualannya Dibantu Mesin karena Patah Tangan

MALANG, KOMPAS.com - Dartadi (60) termasuk penjual nasi goreng unik. Dia menggunakan mesin rangkaiannya sendiri untuk mengaduk nasi goreng yang sedang dibuatnya.

Hal itu dilakukan Dartadi sebagai solusi atas patah tulang pada lengan kiri yang dialaminya saat kecelakaan.

Ditemui pada Kamis (14/10/2021) malam, Dartadi yang ditemani istrinya, Mariyam, terlihat menikmati usahanya jualan nasi goreng.

Dia jualan menggunakan rombong di persimpangan Jalan Muharto gang VB Kota Malang.

Mesin yang digunakan untuk mengaduk itu tergantung di atas wajan.

Mesin itu digunakan saat meracik nasi goreng. Jika sedang meracik bakmi, rangkaian mesin itu dibiarkan menggantung.

"Digunakan kalau buat nasi goreng. Kalau bakmi tidak. Nanti bakminya hancur kalau pakai itu," kata Dartadi, sembari meracik pesanan pembeli.

Dartadi berjualan nasi goreng sejak 2016. Saat itu, dia berjualan nasi goreng layaknya penjual pada umumnya.

Sampai akhirnya dia mengalami patah tulang di lengan bagian kiri akibat kecelakaan motor pada tahun 2018.

Kecelakaan itu terjadi di Blega, Kabupaten Bangkalan, saat perjalanan pulang usai bersilaturahmi ke rumah kerabatnya di Kabupaten Sampang.

"Saya jatuh dari sepeda motor dan mengalami patah tulang ini," katanya sambil menunjukkan lengannya yang patah.

Saat itu dia tidak bisa lagi berjualan nasi goreng dengan sempurna.

Dartadi sempat mencari orang untuk menggantikan pekerjaannya, namun hasilnya kurang memuaskan. Cita rasanya tidak sama dengan hasil racikannya.

"Saya pernah cari orang buat bekerja, tapi tidak ada yang cocok," kata dia.


Untuk menyiasati kekurangannya itu, Dartadi lantas berinisiatif untuk membuat mesin pengaduk sebagai alat bantu. Dia menggunakan onderdil motor honda grand.

Dartadi butuh percobaan sampai satu tahun sampai akhirnya mesin yang dirakitnya cocok sebagai alat bantu untuk mengaduk nasi goreng.

"Baru sempurna enam bulanan ini. Sebelumnya buat tidak cocok, bongkar lagi. Buat lagi tidak cocok, bongkar lagi. Sampai satu tahun begitu," kata dia.

Alat yang tergantung di atas wajan itu dibuat dengan sangat dinamis. Saat sedang tidak digunakan, alat itu bisa diangkat.

Ketika akan digunakan, alat itu ditarik lurus dengan posisi wajan, kemudian diturunkan. Alat itu langsung berputar.

"Ini putarnya bisa dibuat lambat, bisa dibuat cepat," kata dia.

Di ujung bawah alat itu, atau tepat di atas wajan terdapat besi yang menyerupai tangan. Hal itu dibuat supaya nasi goreng yang sedang diracik teraduk sempurna.

Dartadi bisa membuat alat itu karena pernah punya pengalaman sebagai elektro dan tukang las.

Biasanya, Dartadi mulai jualan sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 1.00 WIB dini hari.

Terkadang dia menghabiskan 10 sampai 15 kilogram nasi buat dijual.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/15/102518278/kisah-dartadi-racik-nasi-goreng-jualannya-dibantu-mesin-karena-patah-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke