Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Usai Surati Kapolri, Brigjen Junior Dicopot dari Jabatannya | Atlet Tinju DKI Jakarta Dipukul Relawan

KOMPAS.com - Surat terbuka yang ditulis Inspektur Kodam (Irdam) XIII/Merdeka Sulawesi Utara Brigjen Junior Tumilaar yang ditujukan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berbuntut panjang.

Usai mengirimkan surat tersebut, Brigjen Junior dicopot dari jabatannya. Ia kini ditempatkan sebagai staf Khusus Kepala Staf Angakatan Darat (KSAD).

Seperti diketahui, Brigjen Junior mengirimkan surat ke Kapolri perihal surat panggilan Polri kepada Bintara Pembina Desa (Bintara) dan penangkapan rakyat miskin buta huruf oleh anggota Kepolisian Resor Kota Manado.

Terkait dengan pencopotan itu, Junior mengaku sudah mengetahui resiko yang akan ia terima.

Sementara itu, kericuhan terjadi usai pertandingan tinju pada PON XX Papua antara atlet DKI Jakarta, Jill Mandagie melawan atlet Nusa Tenggara Timur, Luki Mira Agustro Hari di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat (8/10/2021) sore.

Kericuhan itu melibatkan Jill dengan oknum relawan PON XX Papua.

Kericuhan itu diduga atlet DKI Jakarta yang tak terima dengan hasil keputusan juri yang memenangkan atlet asal NTT dalam pertandingan tersebut.

Karena tak terima dengan keputusan juri, Jill kemudian turun dari ring lalu membanting pintu dan memukul kun spanduk pembatas.

Aksi yang dilakukan Jill pun memantik reaksi relawan yang tergabung dalam panitia pelaksana untuk menjaga jalannya pertandingan hingga akhirnya terjadi kericuhan di luar ring.

Baca populer nusantara selengkapnya:

Usai mengirim surat terbuka ke Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Inspektur Kodam (Irdam) XIII/Merdeka Sulawesi Utara Brigjen Junior Tumilaar dicopot dari jabatannya.

Saat ini, Junior ditempatkan sebagai staf khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Terkait dengan pencopotan jabatan dirinya, Junior mengaku tidak menyesal. Junior menilai, tindakan itu untuk sesuatu yang benar.

"Untuk apa menyesal kalau untuk hal yang benar, untuk kebaikan orang lain. Apalagi untuk kebenaran negara ini. Untuk apa kita takut, untuk apa kita hidup. bermanfaatlah bagi orang lain, untuk negara, untuk rakyat. Harus itu. jangan cuma ngomong doang," kata Junior, dikutip dari Kompas TV, Sabtu (9/10/2021).

Junior juga mengaku, apa yang ia lakukan akan memiliki risiko.

"Istilah dicopot itu terlalu keras ya. Tapi sekali lagi, sesuatu hal yang dilakukan oleh saya menyurat kepada Kapolri ya pasti ada risikonya. Risikonya ya pasti kalau mau ditemukan dalam tulisan hukum disiplin militer dengan hukum pidana militer, pasti ada semuanya. Saya siap laksanakan itu," ujarnya.

 

Perwakilan Relawan PON XX Papua pada cabor tinju, meminta maaf kepada kontingen DKI Jakarta dan seluruh masyarakat Indonesia atas insiden kericuhan yang terjadi di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat (8/10/2021) sore.

Diketahui, kericuhan itu melibatkan atlet tinju DKI Jakarta Jill Mandagie dengan oknum relawan PON XX Papua usai pertandingan cabang olahraga tinju di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua.

"Saya mewakili teman-teman Papua memohon maaf atas insiden yang terjadi tadi sore," kata Bobby, Sabtu (9/10/2021) dini hari, dikutip dari TribunPapua.com.

"Selanjutnya kami meminta kepada semua pihak untuk tidak terprovokasi atas kejadian tersebut," sambungnya.

Usai kejadian itu, kata Bobby, pihaknya dan kotingen DKI Jakarta sudah berdamai.

"Karena ini muncul sesaat, dan kami menyesal atas peristiwa tersebut. Kami telah sepakat berdamai dengan kontingen dari DKI Jakarta dan saling memaafkan," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan perwakilan kontingen DKI Jakarta Viktor Pertroes Wangelah yang meminta maaf atas insiden tersebut.

"Kami telah sepakat dan saling memaafkan. Kami mendukung keberlanjutan pertandingan tinju dan pertandingan lainnya di beberapa venue, baik di Kota Jayapura maupun di tiga kota lainnya," kata Viktor.

Kedua pihak sepakat berdamai setelah dimediasi oleh Wakapolda Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto.

 

Atlet muaythai asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Susanti Ndapataka terus menjadi sorotan.

Awalnya foto dan videonya saat dijemput dengan mobil pikap di Bandara El Tari Kupang, Rabu (6/10) pagi, viral di medai sosial.

Kini, peraih medali emas PON XX Papua itu kembali menjadi perhatian karena kondisi rumahnya yang sangat sederhana.

Rumah Susanti terletak di Desa Kuamasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Bangunan itu hanya beratap daun, berdinding pelepah pohon gewang, dan berlantai tanah.

Di rumah itu hanya memiliki satu kamar tidur, satu ruang makan, dan kamar tamu. Susanti tinggal bersama ayah dan empat orang saudaranya.

Susanti berlatih muaythai di rumahnya dengan mengunakan alat seadanya.

Dia mengandalkan sarung tinju bekas, sebuah samsak yag digantung di pohon dan bekas yang ditancapkan di pohon.

Namun, dengan kondisi yang serba terbatas itu, Susanti mampu berprestasi di sejumlah kejuaraan nasional, termasuk meraih emas di PON XX Papua.

"Alat yang saya pakai ini juga seadanya. Satu sarung tinju bekas ini sebenarnya saya sudah mau buang, tapi pelatih saya bilang pakai saja," ujar Susanti kepada sejumlah wartawan di Kupang, Sabtu (9/10/2021).

 

Rosalinda Gea, pedagang yang dianiaya preman di Pasar Gambir, Kelurahan Tembung, Kecamatan Percut Seii Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, malah jadi tersangka.

Foto surat panggilan polisi kepada Rosalinda untuk diperiksa dengan status tersangka viral di media sosial Instagram dan sejumlah grup aplikasi percakapan WhatsApp pada Kamis (7/10/2021) sore.

Terlihat di unggahan foto, surat penetapan tersangka itu dibuat pada September 2021.

Tertulis di foto tersebut, "Ini lah hukum di indonesia ini akulah yg korban yg di aniayai 4 orang premanisme 5.september 2021 beberapa hr yg lalu di pajak gambir aku pula lh yh jadi tersangka. Sama siapa lagi aku mengadu tentang keadilan ini, #pak"

Terkait dengan penetapan Rosalinda Gea sebagai tersangka, suaminya, Tak Endang Hura, isrinya mendapat keadilan atas apa yang menimpa istrinya

"Saat ini yang paling saya harapkan adalah selesainya masalah. Istri dan anaknya mendapatkan keadilan," katanya.

 

Sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu yang tengah bersimpuh di anggota DPRD dan sejumlah pejabat pemkab, dan anggota Polres Kabupaten Manggarai Barat, viral di media sosial.

Diketahui, ibu yang bersimpuh itu bernama Melania Mamut.

Dalam foto yang beredar luas di media sosial tampak Melania bersimpuh dan menelangkupkan tangannya.

Di saat bersamaan, Ketua DPRD dan pejabat di kiri dan kanan tetap berdiri sambil mendengar jerit tangis ibu tersebut.

Koordinator aksi, Doni Parera mengatakan, peristiwa itu terjadi saat ibu-ibu mendatangi kantor Bupati dan DPRD Manggarai Barat, pada Rabu (29/9/2021) lalu.

Aksi itu, sambungnya, tak hanya dilakukan oleh satu orang melainkan puluhan ibu-ibu.

Dalam aksinya, mereka meminta agar para suaminya dibebaskan dari tahanan.

Adapun suami-suami mereka adalah 21 orang tersangka yang ditangkap dalam kasus sengketa tanah di Golo Mori.

"Foto ibu-ibu bersujud itu tepat di depan kantor Polres dan DPRD Manggarai Barat. Ibu-ibu datang untuk memohon agar suami mereka dibebaskan dari tahanan," jelas saat dihubungi Kompas.com, Jumat malam.

Pasca-aksi ibu-ibu di Polres, Kejaksaan, Kantor Bupati dan DPRD, Kepolisian Resor Manggarai Barat, NTT, menangguhkan penahanan 21 tersangka kasus sengketa tanah di Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Sabtu (2/10/2021).

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Siginarus Maruhto Bere, Nansianus Taris | Editor : David Oliver Purba, Candra Setia Budi, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/10/060500378/populer-nusantara-usai-surati-kapolri-brigjen-junior-dicopot-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke