Salin Artikel

Data Kasus DBD di Cianjur, 2 Anak Meninggal Dunia

Dari jumlah tersebut, 2 pasien meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Cianjur Yusman Faisal mengatakan, data tersebut berdasarkan laporan dari empat rumah sakit di Cianjur.  

“Dua dinyatakan meninggal dunia karena DBD, statusnya anak-anak,” kata Yusman kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).

Menurut Yusman, puncak peningkatan kasus DBD terjadi pada akhir September.

Namun, dibandingkan tahun lalu, mengalami penurunan yang drastis.

“Tahun lalu dengan periode yang sama, jumlah kasusnya mencapai 700 orang, dan 6 orang di antaranya meninggal dunia,“ ujar dia.

Selain faktor peralihan cuaca, menurut Yusman, peningkatan kasus DBD juga dipicu kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dinlai masih rendah.

"Termasuk kondisi lingkungan. Apalagi di permukiman padat penduduk, banyak ditemukan genangan air, seperti di kaleng, ban bekas, wadah-wadah plasitik, dan di media lain yang dasarnya bukan tanah," ujar Yusman.

Untuk itu, pemberantasan sarang nyamuk harus digencarkan secara masif dan serentak oleh masyarakat di lingkungan masing-masing.

Langkah itu, menurut Yusman, penting dilakukan untuk memberantas jentik-jentik nyamuk.

“Kalau giat penyemprotan atau fogging yang merupakan tugas dinas dan puskesmas itu kan sifatnya untuk memberantas nyamuk yang sudah dewasa,” kata Yusman.

Menurut Yusman, perlu sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat dalam upaya menekan angka kasus DBD.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/07/101748478/data-kasus-dbd-di-cianjur-2-anak-meninggal-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke