Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Tragedi G30S/PKI dan Kesaksian Eks Prajurit Cakrabirawa | Calon Mertua Tendang Menantu Saat Ijab Kabul

KOMPAS.com - Ishak Bahar (87), warga Kelurahan Kalikabong, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, membeberkan pengalamannya saat tragedi G30S/PKI terjadi.

Saat tragedi G30S/PKI, Ishak menyandang pangkat Sersan Mayor. Tugasnya sebagai Komandan Regu Pengawal Istana Batalion Cakrabirawa.

Dirinya mengaku melihat Letkol Untung dan Kolonel Abdul Latief untuk menjemput para jenderal.

Sementara itu, berita soal video calon mertua menendang calon menantu saat akad di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga menjadi sorotan.

Inilah berita populer nusantara selengkapnya:

Di perjalanan, Ishak mendengar bahwa Untung dan Abdul Latief sudah mendapat izin Soeharto untuk sebuah misi yang baru dia sadari sesudahnya.

“Baik Pak Untung dan Pak Latief itu pamitan dengan Suharto mau nyulik jenderal,” katanya dengan mantap.

Saat berada di Lubang Buaya, Ishak diperintahkan untuk bersiaga di sebuah rumah pondok. Tiba tengah malam, pasukan Batalion Cakrabirawa yang lain datang.

“Saya kaget malah, pasukan-pasukan datang, ya anggota Cakrabirawa, teman-teman saya. Tahu-tahu dibagi regu untuk menculik jenderal. Saya tidak (menculik), saya ngawal Untung di Lubang Buaya,” ujar Ishak.

Baca berita selengkpanya: Kesaksian Eks Prajurit Cakrabirawa Saat G30S/PKI: Abdul Latief dan Untung Pamit ke Soeharto Sebelum Culik Dewan Jenderal

Menurut Kasi Humas Polres Kota Bima Iptu Jufri menjelaskan, peristiwa yang viral di media sosial itu terjadi di Kelurahan Oimbo Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima pada 14 Agustus 2021 lalu.

Saat itu, kata Jufri, calon mertua yang berinisial K (54) tampak menendang dan calon menantunya, AH (17), di acara akad nikah.

Aksi sang mertua itu diduga karena kata-kata tidak enak dari keluarga laki-laki.

"Keluarga dari korban melontarkan kata-kata yang kurang enak didengar oleh terlapor, sehingga saat terlapor mengucapkan lafadz kalimat syahadat di akhir kalimat, langsung mengucapkan kata-kata bote artinya monyet," kata Jufri dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Rabu (29/9/2021).

Seorang warga Jakarta bernama Daniel (23) berhasil lolos dari aksi perampokan di ruas jalan raya Bandung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (29/9/2021) malam.

Saat itu, kata Daniel, dirinya sedang mengendarai motor dengan rekannya.

"Pelaku dua orang, yang dibonceng itu yang membawa sajam panjang," kata Daniel kepada wartawan di Mapolsek Bojongpicung, Rabu malam.

Entah mengapa, kedua pelaku kabur. Diduga karena melihat masker yang dipakainya berlogo TNI-Polri di wajah korban.

"Tapi sempat menyabet-sabetkan sajamnya ke kiri kanan, dan hampir mengenai beberapa pengendara. Saya lalu coba mengejarnya," ujar dia.

WNP alias Nur, wanita 29 tahun asal Purwokerto, Jawa Tengah, menjadi pasien terakhir di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Jatim.

Nur dirawat sejak Jumat 24 September 2021 setelah mengeluh demam. Dirinya turut senang karena teman-temannya dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang.

Namun, ia sedih karena sendirian di rumah sakit. Nur masih menunggu hasil tes usap PCR keluar besok.

"Saya hari ini sudah di swab PCR. Semoga hasilnya negatif, dan bisa segera pulang," kata Nur kepada wartawan, Rabu.

Di akun Instagramnya, Azam Alfarizi Wonggo menuntut keadilan untuk sang ibu, RDBA.

Ibunya yang berprofesi sebagai guru, dilantik menjadi kepala sekolah SD Negeri Kecil Warukapas. Namun, ternyata, sekolah dasar tersebut tidak ada keberadaannya.

Kejadian yang berlangsung di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, ini menjadi viral di media sosial.

(Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid, Kontributor Cianjur, Firman TaufiqurrahmanKontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Dheri Agriesta, Reza Kurnia Darmawan, Aprillia Ika, Phyatg Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/01/061000678/-populer-nusantara-tragedi-g30s-pki-dan-kesaksian-eks-prajurit-cakrabirawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke