Salin Artikel

Guru Honorer di Krayan Kaltara Bunuh Macan Tutul dan Unggah Fotonya di Medsos, Ini Alasannya

NUNUKAN, KOMPAS.com – Andris, seorang guru honorer di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi sorotan karena membunuh satwa liar yang dilindungi dan mengunggahnya di media sosial.

Bahkan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur sempat bereaksi keras mengecam perbuatan tersebut.

‘’Kami sudah berkoordinasi dengan Polda Kaltara terkait masalah tersebut. Penyelidikan juga akan segera kami lakukan, mungkin sedikit memakan waktu karena geografisnya juga tidak mudah di sana (Krayan),’’ ujar Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah I Berau Deny Mardiono, dihubungi lewat telepon seluler, Selasa (28/9/2021).

Deny menyayangkan adanya unggahan yang mengandung unsur kekerasan terhadap satwa liar yang dilindungi tersebut.

Jika unggahan tersebut memang benar terjadi, kata Deny, pelaku bisa diganjar dengan UU 50/1990 tentang Konservasi SDA dan Ekosistemnya.

‘’Mungkin akan kami rilis hasilnya sekitar dua hari lagi. Kami masih harus memastikan semua hal berkaitan kasus ini,’’ tegasnya.

Sebelumnya, Andris melalui akun AN mengunggah foto macan tutul di Instagram.

Ia memberi keterangan foto ‘’Tumbang salah satu raja hutan’’. Unggahan tersebut mendapat tanggapan beragam dan berujung pada pelaporan ke aparat berwenang.

Pengakuan Andris

Dihubungi terpisah, Andris menuturkan bahwa alasan membunuh macan tutul tidak lain karena keberadaannya yang meresahkan warga di wilayah Long Padi Krayan Tengah.

Macan tutul tersebut kerap muncul dan menjadi teror menakutkan bagi warga dan anak anak sekolah.

‘’Sudah lama menjadi keresahan. Semua warga stres dengan adanya macan tutul itu,’’ kata Andris.

Setiap kali muncul, macan tutul yang diperkirakan memiliki bobot sekitar 50 kilogram itu sering memangsa anjing warga.

Larinya yang kencang membuat warga sulit menangkap ataupun membunuhnya. Setelah memangsa anjing, macan tutul itu biasanya langsung lari masuk ke hutan.

‘’Banyak anak sekolah berkeluh kesah, mereka takut berangkat atau pulang karena ada macan tutul. Itu membahayakan sekali kalau dibiarkan,’’ lanjutnya.

Andris mengatakan, pertemuannya dengan macan tutul tersebut terjadi pada Sabtu (25/9/2021) sore.

Saat itu, ia tengah menyusuri jalan setapak dan tidak sengaja bertemu dengan macan tutul.

Dalam kondisi berhadapan, macan tersebut memperlihatkan taringnya dan menggeram, menatap buas ke arahnya.

‘’Mau bagaimana saya? Tidak dibunuh, saya yang mati. Beruntung saya membawa parang, akhirnya saya lawan dan saya tebas menggunakan parang. Mati dia,’’ kata Andris.

Setelah mati, macan tersebut dibawa ke rumahnya. Kemudian ia mengambil gambar dan mengunggahnya di media sosial.

‘’Tidak ada niatan saya membunuh binatang yang dilindungi. Saya juga sempat ditegur orang yang katanya pencinta satwa lewat telepon. Itu saya posting karena ingin memberi tahu kalau macan yang selama ini buat stres sudah terbunuh. Hanya itu, tidak ada niatan lain,’’ ujarnya lagi.

Andris juga mengaku cukup waswas setelah mendapat teguran tersebut. Ia kemudian menghapus unggahan itu sebagaimana saran orang yang meneleponnya.

‘’Tolong sampaikan dan perjelas masalahnya ya, Pak. Saya membunuh macan tutul itu bukan untuk bagaimana-bagaimana. Itu karena saya prihatin sama anak-anak sekolah yang ketakutan setiap mau berangkat atau pulang sekolah,’’ ucap Andris.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/28/140359078/guru-honorer-di-krayan-kaltara-bunuh-macan-tutul-dan-unggah-fotonya-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke